*Karna teman hanya berpisah diakhir hayat*
Aji pangestu*****
Sepanjang jalan nita hanya diam. Mencoba menghilangkan pikiran negatif yang ada dipikirannya. Melihat wajah nita yang cemas membuat teza menaikan kecepatan motornya agar ketegangan di wajah nita memudar.
Sesampainya dirumah sakit, tanpa basa basi nita berlari menuju ruangan aji dan meninggalkan teza di lapangan parkir. Tak jarang nita menabrak beberapa orang, namun nita mengabaikannya. Nita berhenti berlari didepan pintu tertutup yang bertuliskan angka 309. Ditatapnya angka tersebut kemudian menghela napas.
"Hari ini tanggal 3 september, mirip sama angka kamar lo ji, semoga hari ini keberuntungan lu ji." perlahan nita membuka kenop pintu dan mulai memasuki ruangan tersebut. Dilihat nya aji yang terbaring lemah diatas brangkar dengan mata tertutup dan mama aji yang sedang tertunduk menangis di sisi brangkar. Nita menghampiri mama aji lalu merengkuh bahunya. Mama aji agak terlonjak kaget dengan sentuhan tangan nita dipunggungnya. Mama aji menoleh ke belakang, menghapus air mata yang ada dipipinya lalu memeluk nita.
"Mama nunggu kamu dateng nit.. Aji koma. Sebelum koma dia bilang sama mama kalau dia cape. Tapi dia belom jelasin dia cape kenapa dia langsung koma nit" ucap mama aji masih di dalam pelukan nita. Nita merasakan air mata yang membasahi pundaknya. "Tenang aja ma... Aji ga kenapa kenapa ko.. Aji itu kuat. Dia cuma perlu waktu istirahat nanti dia juga sadar ko" nita mencoba menenang kan mama aji dan perlahan melepaskan pelukannya.
Tak lama kemudian teza membuka pintu, matanya mencari cari keberadaan nita yang ternyata ada diruangan tersebut. Hal itu membuat teza sedikit lega. "Mama belom pulang ya dari tadi?" tanya nita pada mama aji hanya dibalas gelengan kuat. "Mama udah makan?" lagi lagi pertanyaan yang dilontarkan nita hanya dibalas isyarat berupa gelengan kuat. "Mama mau pulang?biar teza anterin kerumah" tawar nita. "Aji gimana?" mama aji kini angkat suara. "Aji ada aku, biar teza antar mama pulang ya, mama istirahat malem ini biar aku sama teza yang jagain aji" mama aji hanya terdiam, mungkin berpikir sejenak lalu mengangguk pelan.
"Tez, anterin mama aji pulang dong, nanti kesini lagi ya" minta tolong nita.
"Oke"
Nita mencium punggung tangan mama aji sebagai rasa hormatnya kepada mama aji yang dianggap nya seperti orang tuanya sendiri. Kemudian teza bersama mama aji keluar dari ruangan 309.
*****
Sinar matahari yang menyorot wajahnya membuat nita terbangun dipagi 4 september. Ia tersadar semalam ia ketiduran karna terlalu lama menunggu teza datang. Nita tertidur disisi brangkar tapi tunggu, tangan nita digenggam kuat oleh aji?.
'Aji udah sadar?' batin nita.
Nita melihat ke sekitar. Ia menemukan sosok teza yang tertidur pulas di sofa yang ada di sisi ruangan ini lalu pandangannya kembali terarah ke aji.
"Morning aji... Aku tau semalem kamu bangun, trus tidur lagi.. Tapi ga tau juga si😂 hari ini kamu bangun dong, aku tau kamu denger kan? Tapi males bangun. Emang kamu doang. Bangun dong" ucap nita.
Alam bawah sadar aji mendengar semua perkataan nita. Hati aji tergerak untuk tersadar, dan..
Aji mulai menggerakan tangannya, melepas genggaman kuatnya dari nita.
"Aji? Aji? Aji bangun?" tanya nita.
Kini aji membuka matanya perlahan. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya untuk bisa melihat dengan jelas. Ya, kini aji tersadar. Nita berlari kecil keluar kamar, menoleh kearah timur dan barat mencari keberadaan seorang suster atau dokter yang lewat. Akhirnya ia menemukan seorang dokter .
KAMU SEDANG MEMBACA
when your back??
Teen Fiction▶Copyright 2017 Hati ini bukan terbagi dua tapi terbagi tiga. Namun, satu dari tiga bagian tersebut telah pergi dan mati.... Dalam dingin ku bertanya kapan kembalimu. namun kembalinya dirimu hanyalah sebuah harapan semu... _________________________...