Suasana berbeda di pagi hari ketika itu dimana Azka dan keluarga bersiap siap untuk memasukan pakaian dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan iya bawa untuk keberangkatan nya ke tempat diaman iya akan di sekolahkan dan tempat iya akan mengaji ditempat sang nenek dan kakek nya yang berada di sumatra barat. Terdengar suara panggilan dari sang ibu.
" Azka udah selelsai belum baju yang akan di bawa dan apa aja yang ingin dibawa ke tempat nenek.....?". Penuh denagan tanda tanya.
" Sudah bu tinggal masukin mainan aja yang belum Azka masukin " . Dengan tutur bahagia
Sepontan jawaban sang ayah yang membuat iya terdiam dan menagis
" Buat apa di bawa semua nya kan di sana mau belajar bukan main kan hanya 1 tahun nanti pulang ke sini kalau mau main lagi kan bisa ", tutur ayah dengan wajah sedikit kesal.
Tangisan bocah berumur 9 tahun ini iya langsung memeluk sang ibu dan berkata " Azka gak mau pindah sekolah gak mau pergi tempat nenek ", samabil menagis .
Setelah semua menjadi tenang mereka pun pergi menuju pelabuahan karna meraka tinggal di kota kecil yang tidak ada bandara untuk menuju langsung, merka harus menyebrangi laut sekitas 25 menit hingga mereka baru bisa kekota tempat dimana bandara tersebut sedangkan setelah mereka sampai di kota tersebut meraka harus mencater kendaran taxsi menuju bandara.
Sesampai di bandara tersebut mereka pun langsung menuju kedalam untuk melakukan cek in tiket pesawat meraka.
Selang beberapa waktu terdengar isak tangis Azka yang mengatakan kepada sang ibu" ibu Azka gak mau pergi, Azka mau di sini saja ", di iringi isak tangis bocah umur 9 tahun.
Akan tetapi sang ibu selalu mencoba menghibur karna sebagai seorang ibu tidak la sanggup untuk meninggalkan buah hati kesayangan nya itu pergi jauh walau hanya seditik bahkan iya harus menghadapi 1 tahun berpisah dengan sang anak.....
" Azka harus jadi anak pemberani ya gak boleh cengeng gak boleh bandel terus jangan suka melawan apa kata ibu dan ayah ". Sambil terus memujuk sang anak.
Tidak lama setelah percakapan ibu dan anak, tiba tiba sang ayah datang setelah cek in tiket pesawat dan ayah berkata kepada anak tercinta nya itu.
" kenapa harus jadi anak cengeng kan di sana ada nenek dan ada kakek serta ada adik nya ayah semua ada di sana Azka pasti senang di sana karna di sana nanti Azka belajar mengaji, biar pintar kan, ke banggaan ayah ", samabil mengelus kepala sang anak.
Waktu terus berjalan dan meraka sekeluarga masuk menuju pesawat dan segara berangkat menuju kampung halaman sang ayah, lama perjalanan yang mereka tempuh selama 1 jam 25 menit. Sesampai nya mereka di bandara padang minang kabau, ayah pun langsung mencari travel agar langsung bisa menuju ke rumah nenek, tak lama mencul seorang pria dan berkata kepada Darwahyu ayah Azka.
" Travel da ...? Ka pai kama da ...? Saratuih se da ba tigo ....!! ". Sambil mengabil tas yang di pegang Darwahyu.
" Ka pa i ka bukittinggi da...!! Lai ndak kurang dari sagitu da kami ba duo nyo da, anak wak bisa wak pangku se da". Dengan wajah harapan.
" lah murah tu mah da, ndak ado oto nan ka situ semurah wak do da ". Sambil memasukan tas kedalam bagasi mobil.
Dan akairnya percakapan pun terhenti karna Darwahyu pun setuju untuk membayar seperti apa yang supir tersebut ingin kan, lama perjalanan membuat Azka bertanya kepada ayah dan ibu nya
YOU ARE READING
Self Conscious
Short StoryCould the normal thing, but to understand and know that the spur to do or else was done. The desire that will bring us into some thing new will say "Can." Little awareness that ended the happiness and success, which led to regret. learning from mist...