Self Conscious

Part 2

Sepulang nya dari tempat sang nenek dia pun melanjutkan pendidikan nya di kelas 3 SD dan dia kembali ke sekolah yang dulu iya sekolah, namum hal baru yang iya dapatkan mempunyai teman sekelas yang berbeda dengan wajah manis dan selalu gembira itu tidak pernah pudar dan masih tegar menjalani setiap hari yang iya jalani akan tetapi hal yang berbeda bagi nya iyalah bahasa dan cara iya beradap tasi kepada lingkunagan.

Hari demi hari tetap sama semua orang yang berada di sekeliling nya masih selalu bergembira dan tertawa wajar Azka adalah anak periang yang tak pernah murung, kegiatan sekolah pun berjalan dengan seiring waktu yang terus berganti. akan tetapi ada hal baru yang iya rasakan suasana rumah yang berbeda suasana dimana kala iya berama sang nenek penuh dengan cinta dan kasih sayang akan tetapi saat ini iya dia sudah merasa kehilangan karna seperti biasa ibu dan ayah selalu menyibukan diri terhadap pekerjaan, pergi pagi dan berjumpa saat malam hari dan itu pun sudah leleah untuk bermain bersamanya.

Jalan hidup yang iya jalani saat itu mulai terasa hampa, dengan nya iya lewati semua kegiatan sekolah baik itu pelajaran mau pun mengaji, setiap saat iya selalu mengikuti lomba dan seprti biasa iya selalu mendapakan hasil yang terbaik, tanpa terasa kesunyian yang mulai di rasakan bocah berumuh 10 tahun ini.

Setelah semua yang iya jalani seperti biasa nya tak terasa sudah memasuki jenjang penidikan yang ke 4 di bangku sekolah dasar itu, akan tetapi bisa dikatan di sini lah dimana bocah tengil yang selalu bahagia ini menemukan pergaulan yang salah terhadap dirinya karna kurang nya pengawasan orang tua iya pun mulai malas belajar semua nilai menurun seblum nya masih mendapatkan nilai baik dan rengking kelas, hingga iya bertemu abang abang yang sudah jauh di atas nya kelas 2 dan 3 SMP wajar Azka adalah anak yang mudah bergaul pada siapa pun mulai la iya mempelajari bagai mana merokok saat itu yang di berikan kepada nya

"Heiii Azka mau kemana.......?? tanya anak tetangga dekat rumah nya ". sebut DIka

" Tidak ada bang mau ke bengkel tempat paman....!! sambil berlari

" Ngapain kesana sini aja sama bang Dika ". sambil tersenyum, Entah apa yang iya pikirkan saat itu dan akirnya iya menyetujui panggilan dari anak tetanga itu. Setiap hari iya selepas pulang sekolah terus berkumpul dengan abang kelas nya yang jauh di atasnya itu, Hingga suatu ketika iya diberikan 1 batang rokok yang di hisap oleh Dika kala itu

" Nah coba deh Azka buat seperti abang (asap bulat bulat )". sambil menghembuskan asap itu iya berkata

" Kata ayah sama ibu tidak bolah merokok bg Dika ", dengan wajah sedikit penasaran

" Lah kan tidak ada ayah sama ibu hanya ada abag dan teman teman abag aja kok Azka ", dengan terus menghembuskan asap rokok dan memandanginya

" Tidak apa kok Azka enak ini seperti gula gula manis rasanya ", terdenagr suara rami dari teman teman Dika yang mengatakan kepada nya

Tidak selang berapa lama setelah percakapan itu, karna rasa penasaran yang iya miliki membuat nya bertanya didalam hati kecilnya, bocah 10 tahun yang penuh dengan rasa penasaran " apa ya rasanya enak apa tidak ya itu ". bisik di dalam hatinya.

Hari pun sudah mulai senja menujukan jam 05 : 00 wib  itu " Azka pulang ya bang dika nanti ibu marah kalau tidak ada dirumah dan solat magrib ", tutur Azka kepada Dika sambil berdiri dan berjalan.

" Iya udah besok main sini lagi kalau pulang sekolah ya jangan di rumah saja ". jawab nya sambil meliahat dengan wajah tersenyum

Setiba nya dirumah iya selalu merasa penasaran dan terus memandangi Ayah nya yang sedang merokok tanpa di sadarinya iya ibu nya terus memandangi nya " Azka ngapain liat ayah seperti itu mau merokok ya ......?", dengan wajah sedikit penuh bertanya kepada sang anak nya itu .