EMPAT BELAS

14 2 0
                                    

Di luar hujan, suhu dikamar zidane semakin memuncak. Membuat tubuh zidane bergidik kedinginan.

Gelap. hanya ada sedikit cahaya yang terhalang dari balik gorden jendela.

Mata zidane tertuju pada benda yang menempel di dindin, tepat lurus di depan matanya. menunjukkan pukul sepuluh menit di jam enam.

Zidane yakin ia akan terlambat sekarang. ia pun bangkit dari ranjang nya.

Dengan santainya.

Baru menginjak lantai kamar mandi zidane langsung kedinginan.

"zidan kamu sudah bangun?" teriak ratna, mama zidane, yang sembari membuka pintu kamar anak lelaki nya.

"air nya dingin bun"

zidane paling benci mandi pagi dikala hujan seperti hari ini. membuat setiap orang ingin tetap di ranjang nya. marik selimut, seperti yang zidane ingin kan.

"pakai air hangat dong" ucap ratna.

zidane mendengus sambil melihat shower.

"iya bun"

mendengar jawaban anak nya, ratna langsung menutup pintu kamar zidane.

Tak butuh waktu lama untuk zidane bersiap- siap. ia telah memakai rapi seragam sekolahnya.

"astag gua belom sarapan gila" zidane menabok jidat nya pelan.

"bun zidane makan di jalan aja apa ya" kata zidane sambil kelabakan mencari sepatunya.

bunda yang melihat tingkah anaknya sekarang hanya tersenyum.

"eh zidane makan di sekolah aja deh "

"yaudah kamu cepet berangkat "

"bunda bawa mobilnya cepet ya bun, bentar lagi bel sekolah bakal bunyi"

"loh kamu ga naik motor?" tanya bunda yg kebingungan.

"eh iya deh, biar cepet juga" zidane pamit ke bundanya.

🖤

"pak bukain pintu dong pak, saya mau masuk" pinta zidane dari depan gerbang sekolah.

"loh kamu kok tumben terlambat" tanya pak tono yang langsung membuka kan pintu untuk zidane lewat.

"kesiangan pak" jawab zidane sambil nyelonong gitu aja.

zidane berhasil lolos dari guru bk yang selalu mengincar siswa-siswi yang terlambat masuk kelas.

zidane langsung berlari menuju kelas nya.

"gila bro gua kira lu kena hukuman" cerocos zafran teman sebangkunya.

🖤

PromiseWhere stories live. Discover now