I know his name

44 20 2
                                    

Bertemu lagi denganmu adalah sebuah kebetulan, bersamamu adalah takdir, tapi berpisah denganmu itu adalah luka.
-Rainaya

Pagi ini Rainaya bangun pukul 04.30, ia bergegas mandi dan melaksanakan sholat shubuh. Setelah itu ia merapikan buku-bukunya dan memasukannya dalam tas. Hari ini adalah hari kedua sekaligus hari terakhir MOS nya disekolah. Ia melirik jam tangan nya yang telah menujukan pukul 05.40, lalu ia bergegas keluar kamar dan turun untuk sarapan.

"Good Morning my sweetie, Tumben sudah bangun princess? Tidurnya nyenyak?"  Tanya ibu nya, sambil mengoleskan selai diatas roti tawar.

"Good morning to Mom. Hehe, iya Mom. Eh bang Rico mana mom?" Jawab Naya sambil mencomot roti tawar yang ibu nya genggam.

"Pelan-pelan makan nya Naya, abang masih tidur kaya nya kecapean" ujar ibunya.

"Duh, aku jadi ngerasa bersalah mom. Aku bangunin aja kaya nya ya mah." Ucap Naya dengan cemas.

"Yaudah sana, tapi cepet yah nanti kesiangan lagi" Kata ibunya. Baru saja Rainaya bangkit dari duduk nya, kakak nya terlihat turun dari tangga.

"Good morning everybody" Ucap Rico pada Naya dan ibunya.

"Good morning to my son"balas ibunya.

Naya menatap kakaknya lekat-lekat lalu membuka mulutnya.
"Baru juga mau di bangunin bang, ma'afin Naya ya, udah bikin abang kecapean"

Rico tersenyum dan menggeleng.
"Apaan sih lo, lebay banget tau gak. Udah ah gak usah alay."

Rainaya menghela nafas kasar, merasa menyesal juga telah meminta maaf pada kakaknya ini.
"Lu tuh ya bang, gue minta maaf malah dikatain alay bukan nya di maafin, nyesel gue bang minta maaf sama lu." Gerutu Naya.

"Hehe... Iya deh iya gue minta maaf naynaykuh sayang. Tapi asli, lo lebay banget." Ucap Rico terkekeh.

Naya membulatkan matanya, dan mendengus kesal pada kakaknya itu.
"Ledek terus jing, nyampe mampus sono."

"Sudah-sudah Naya, Rico anterin adikmu kesekolah ya, mama mau berangkat karena ada meeting di kantor" Potong Rina.

"Gak mau mom, bang Ico bau belum mandi." Cerocos Rainaya.

Rico yang mendengar perkataan adiknya, langsung melotot ke arah Naya.
"Yee... Sapa juga yang mo nganter lo, gue belum mandi juga tetep gantengan gue daripada lo."

"Ya iyalah, gantengan lo. Lo kan cowo lah gue cewe. Ya Allah, Kok gue punya abang yang ogeb kaya lo gini sih" Ucap Naya dengan mimik wajah yang dibuat-buat menyesal.

Rico berdecak dan langsung menjitak kepala adiknya itu.
"Durhaka kamu ya De." Gerutu Rico

"Sudah,berhenti berdebat. Mama mau berangkat sekarang, gak kelar kelar kalo mama dengerin perdebatan kalian" ujar ibunya menengahi. Lalu ibunya keluar dan pergi meninggalkan mereka ditempat makan.

"Yaudah, yok berangkat dek." Kata Rico sambil menarik tas yang digendong Naya.

Naya menggerutu tetapi tak didengar oleh kakak nya. Mereka berdua keluar rumah, Rico menuju garasi untuk mengeluarkan mobil sedangkan Naya menunggu didepan gerbang rumahnya.

Setelah itu mereka berangkat, untung saja hari ini Jakarta tidak begitu parah macetnya. Hingga Naya bisa sampai sekolah tanpa terlambat seperti kemarin. Ia keluar dari mobil kakak nya dan berpamitan.

Destiny(Bukan Salah Takdir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang