I know his name (2)

59 19 1
                                    

"Eh jes, lo ngapain di mobil gue?" tanya Randika bingung.

"Lo lupa, tadi kan pas dikantin lo mau nganter pulang gue Dika!" Jawab perempuan itu dengan nada kesal.

"What? Hello jessica, gue gak ngomong gitu ya. Cepet lo keluar dari mobil gue!" Elak Randika.

"Ih bebeb kok gitu sama jeje sih, enggak mau harus dianterin titik." Rengek Jessica dengan nada manja.

"Ogah deh, nganter cewe barbar kaya lo. Lo turun sendiri ato gue yang narik lo keluar secara paksa nih?" bentak Randika.

"Pliss Dik, kali ini aja." Ucap Jessica dengan pupe eyes nya, tapi yang namanya Randika tetap saja tak peduli.

"Gue bilang nggk ya nggk! Gue hitung nih, satu.. Dua..."

"Oke Fine!" Cecar Jessica dengan tergagap menahan sesak di dadanya. Ia pun keluar dan membanting pintu mobil dengan keras, Randika tak memperdulikan perempuan itu dan langsung menancap gas nya, ia hanya membunyikan klaksonnya.

Jessica meneteskan air matanya, ini kesekian kalinya ia ditolak mentah-mentah oleh Dika, ia mengeluarkan Hp nya dan menghubungi sahabatnya. Beberapa menitpun sahabatnya datang. Jessica masuk kedalam mobil sahabatnya, sebelumnya ia menghapus air matanya.

"Ciee gagal pulang bareng haha" Celetuk perempuan berambut blow.

"Bacot lu Di!" Balas Jessica dengan nada malas.

"Ulala... Jejeku kenapa gak jadi pulang bareng?" Tanya perempuan yang sedang menyupir mobil.

"Gue gak tau Sin, cape gue digantung mulu"

"Haha emang pakaian digantung."

"Haha iya kali, Sin. Hayati lelah bang"

"Lu abis nangis Je?"

"Eh, nggk kok Di. Mana mungkin Jeje nangis."

"Lo gak usah bohong bego!"

"Lo harus move on dari Dika deh Jes, Dika gak pernah peduliin lo Jes"

"Bener tuh Jes, kata Sinta"

"Diem lu Diana, gak bisa Sin. Gue cinta mati sama Dika"

"Lebay banget dah lu." Kata Sinta dan Diana berbarengan. Mereka pun tertawa bersama.

~~~
"Argh... Kenapa cewe itu selalu menghancurkan mood ku ini." Guman Randika, sambil terus menyetir mobilnya. Beberapa menit pun ia sampai dirumahnya.

"Assallamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsallam, Den sudah pulang?"

"Iya bi, Bi Iyam, papa kemana?"Tanya Randika

"Oh itu den lagi ke kantor katanya mau ada meeting, Den Dika gak usah khawatir tadi Pak Anwar sudah minum obat. Den mau makan apa?"

"Ohh... Gak usah bi, saya makan sama temen-temen aja diluar" Balas Randika dengan tersenyum. Randika sangat bahagia, memiliki pembantu seperti Bi Iyam ini, bukan hanya pengertian tetapi beliau sangat memperhatikan Randika, layaknya seorang anak. Randika pun pamit kepada Bi Iyam dan pergi ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya ke kasur dengan sprai bergambar spongebob tokoh kartun kesukaannya.*ada-ada aja nih sih Dika.
Ia pun mengambil Hp dari sakunya, dan mengecek apk Line, dia mengetik sesuatu disebuah grup.

Grup 2R2D

Rndkaptr_: Everybody, Hunting kuy? 😘

Daffa_ar: baru nyampe, males ah!

Daffid_ar:baru nyampe,males ah!(2)

Daffa_ar: Plagiat lu Setan!

Daffid_ar: gue setan ya? Lo juga setan
dong. Kan gue ade lo.😞

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny(Bukan Salah Takdir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang