Chapter 2 : Memory

5.2K 509 32
                                        

Naruto sangat ingin menggerutu saat dirinya diseret Sasuke. Tapi mulutnya hanya bisa bungkam. Sasuke juga tak mengeluarkan perkataan apapun. Dia bermuka lurus seperti biasa.

Naruto masuk ke mobil pribadi Sasuke, disusul Sasuke. Bingung harus berkata apa, tepatnya bertanya mulai darimana, Naruto hanya diam. Tentu banyak yang ingin dia tanyakan.

Naruto ingin sekali bertanya mengapa Sasuke melakukan hal ini. Jika memang Sasuke berniat menolong Naruto, maka Naruto akan sangat berterimakasih. Tapi jika dia hanya memanfaatkan Naruto, Naruto tidak masalah. Naruto tidak keberatan. Sungguh. Bahkan alasan itu lebih bisa diterima. Sebab justru akan aneh jika Sasuke melakukannya untuk menolong Naruto, bukan? Mereka sama sekali tidak terlalu kenal satu sama lain.

"Ano... aku akan dibawa kemana?" Tanya Naruto dengan ragu-ragu, dia mulai membuka suara tapi bingung harus bersikap seperti apa.

"Ke kediamanku." Jawab Sasuke singkat.

"Aku akan bekerja disana?"

"Hn." Jawab Sasuke yang dianggap Naruto sama dengan jawaban 'ya'.

"Digaji?"

"Hn."

"Berapa?"

"Tergantung pekerjaannya." Jawab Sasuke datar.

"Aku bisa buang sampah." Ujar Naruto dengan muka ceria seolah memberikan ide bagus.

"Itu enteng, gajinya sedikit."

"Aku bisa jadi pembantu rumah tangga."

"Aku sudah punya banyak, tak lagi diperlukan."

"Aku tidak bisa jadi koki."

"Aku tak mau mendengar apa yang tak kamu bisa."

Naruto menghela nafasnya berat. "Lalu apa yang kau butuhkan?"

"Ada pekerjaan dengan imbalan seratus ribu yen untuk satu hari." Jawab Sasuke.

Mata Naruto langsung berbinar. "Aku akan melakukannya! Pekerjaan seperti apa?"

"Kau harus tidur denganku."

"Ha?!" Naruto memandang Sasuke tidak percaya. Sasuke bahkan mengatakannya dengan ekspresi datar.

Sampai sang supir pribadi Sasuke pun terbatuk-batuk mendengar perkataan bosnya.

"Kau pikirkan saja, mau atau tidak." Kata Sasuke kalem tidak mempedulikan ekspresi kaget dari Naruto dan sang supir.

"Aku tidak mau." Kata Naruto. "Aku akan mencari pekerjaan lain."

"Terserah. Tapi karena aku telah membuatmu bebas dari hutang, kau harus menemaniku setiap waktu. Mematuhi perintahku."

"Yang benar saja..."

"Kalau tidak, aku bisa melakukan hal buruk padamu."

"Kalau begitu, aku sama saja tak bisa kerja di tempat lain."

"Tepat sekali."

"Heee..." Naruto benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Ore No MonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang