Bella & Alex

25 2 8
                                    



Hari Senin. Hari yang paling dibenci oleh murid sekolah. Salah satunya adalah Bella. Betul saja, hari ini mata pelajarannya adalah yang paling tidak disukai oleh Bella, Matematika dan Biologi. Mendengarkan penjelasan dari guru Matematika merupakan hal yang paling sulit. Pak Agus sudah tua dan sebentar lagi pensiun sehingga suaranya tidak begitu jelas ketika berbicara. Sampai-sampai Bella menjadi super rajin membersihkan telinga agar bisa mendengar dengan jelas. Tetapi, hasilnya tetap saja sebelas dua belas.

Akhirnya, istirahat pun tiba. Bella segera bergegas menuju kantin untuk membeli makanan favoritnya, bakso.

Ia sedang menikmati bakso buatan Bu Amik di meja pojok kantin. Tiba-tiba, ada orang yang menumpahkan minuman Fanta-nya sehingga tercampur dengan bakso kesayangan Bella, bakso Bu Amik tercinta.
"Heh! Kurang ajar ya lo!" teriak Bella, mukanya merah. Seolah hidungnya mengeluarkan asap seperti di kartun anak-anak. Murid lain yang sedang di kantin pun mulai melihat ke arahnya dengan muka sebal. Cowok tersebut sedang memungut botol Fanta-nya yang jatuh ke lantai.
"Ya sorry lho br-," cowok tersebut kaget. Ia memperhatikan muka Bella dengan seksama. Memang kalau Bella marah, kadang suaranya seperti suara cowok, "eh, sis, maksud gue sis."

"Apa-apaan sih lo! Pake numpahin Fanta ke bakso gue. Gue lagi laper tau ga! Abis pusing-pusing ngerjain matematika, perut kesayangan minta bakso Bu Amik. Eh lo malah dateng dengan pedenya ngerusak suasana yang bahagia ini. Jahat banget tau ga!" Iya. Bella Avina Kanya kadang kalau marah, omongannya nggak ada berhentinya. Cerewet pakai banget. Mungkin perlu ada orang yang memplester mulutnya agar dia berhenti cececowet.

"Ih cerewet amat sih. Iya maaf deh. Gue ga sengaja, tadi kesandung. By the way, nama gu-," sebelum cowok berbadan tinggi itu menyelesaikan kalimatnya, bel masuk berbunyi. Ia berhenti bergerak. Mukanya seperti habis melihat Valak. Dan...

BOOM!

Dia teringat bahwa dirinya belum mengerjakan PR Fisika. Padahal, guru Fisika-nya merupakan guru ter-killer di SMA Nusa Bangsa itu, Bu Ani.

"Eh udah ya. Gue buru-buru nih. Bye!" pamitnya sambil berlari kecil menuju kelas. Dia memberi kiss bye sambil mengedipkan matanya kepada Bella. Memang benar ya ada kata-kata 'orang ganteng mah bebas'.

"DEAAAA! Liat PR Fisika donggg." Teriakannya terdengar sampai ke kantin, dimana Bella masih bengong mencerna kejadian yang barusan terjadi. Siapa sih tu anak. Ngeselin banget! Padahal tadi baksonya masih ada tiga, sedangkan gue pesennya lima. Hmm... sebenarnya sih nggak papa kalo gue makan bakso campur fanta,  mungkin aja rasanya lumayan tuh, tapi habis liat muka tuh anak, gue jadi kehilangan selera. Dasar cowok nyebelin!

Bella berjalan menuju kelasnya sambil cemberut. Tasya, sahabatnya, sudah balik ke kelas dan meninggalkannya sejak sebelum Bella makan bakso. Tasya bilang kalau dia lagi pusing. Ditambah, dia belum belajar untuk ulangan Biologi. Biologi... Biologi... Biologi.... Kata tersebut seperti menggema di ruang pikiran Bella.

"Mampus dah gue! Abis ini kan ulangan Biologi dan gue belum belajar! Anjir. Anjir. Anjir."

Bella mulai berlari kecil. Dan sesuai dugaan, pintu kelas sudah tertutup. Dengan jantung berdebar-debar, ia memasuki kelasnya. Dag dig dug. Astoge. Apakah ini yang dinamakan cinta?

•••

Setelah berjam-jam, yang ditunggu-tunggu setiap murid telah datang, bel pulang sekolah.

"Horeee," ucap anak ter-nggak niat sekolah, AB. Dipanggil AB, alias Ali si Bolosan, soalnya memang hobi bolos. "Akhirnya bisa main CR sepuasnyaaaa!" teriaknya. Sampai-sampai Bella yang sedang tertidur pulas pun terbangun. Dia melihat jam dan langsung membawa tasnya keluar kelas. Dia sudah benar-benar capek dengan sekolah, gegara laki-laki fanta yang tadi.

Fate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang