BAB 3

718 43 10
                                    

"Kalian kemana aja , akhirnya sampe juga , kita udah 15 menit nunggu nih"
"Iya nih macet banget tadi soalnya ,sorry ya"
"yaudah ,kita semua udah nemuin bukunya ,tinggal kamu brin ,aku tunggu di Kassa ya"
"Kok gitu sihh , Ga solidaritas nih ah"
"Kan ada dia hehe"

Yahhh masa berdua nyari bukunya sihh hmmmm

Tiba-tiba ada yang memegang tanganku dengan erat lalu
"Ayok aku antar ,kamu mau cari buku apa?"

Deg Deg Deg

Deg Deg Deg

Deg Deg Deg

Jangan tanyakan tentang perasaanku saat itu , saat itu semua keadaan menjadi canggung ditambah kita berpegangan tangan dengan erat yang membuat suasana menjadi makin mati rasanya

"bentarrr ,kamu mau nyari buku apa ? Biar aku bantu buat nyari"
"ohiyaa sorry sorry , aku mau nayri buku yang genre nya tuh yang romamce."
"Kenapa kamu suka buku yang genre nya romance?"
"Karena aku lebih suka apapun yang membuatku senang."
"Kan ada genre lain yang mungkin bisa membuatmu senang?"
"genre lain tidak bisa mengutarakan kehidupanku jauh lebih baik."
"maksudnya?"
"Sudah nanti aku jelaskan ,tapi ga sekarang."
"kenapa?"
"karena aku tidak mau memberitahuimu."
"kok gitu?"
"aku ingin kamu menemui jawabanmu sendiri ,mungkin jika kamu menjawabnya sendiri bisa mudah dimengerti."

Dia pun sepertinya sedang berusaha memikirkan perkataanku yang tadi seakan akan menjadi beban untuknya . Beban untuk dipikirkan ,dimengerti,dan dipahami dengan baik

Seketika vidya memanggilku untuk mempercepat mencari bukunya agar mempersingkat waktu lebih efisien

Tiba tiba dia memegang tanganku lagi dan berkata
"Rangga Adiputra ,tapi panggil saja Gaga "
"Sabrina Azzahra,panggil saja Brin"
"Kenapa kamu mau diajak oleh orang yang belum kamu ketahui namanya?Bagaimana kalau aku orang jahat?"

Yaampun brin dasar bodoh ,kenapa kamu mau maunya diajak jalan dengan orang yang belum berkenalan denganmu

"Kalau kamu orang jahat itu tidak mungkin kamu mau mengajakku ke pameran buku bersama teman temanku"
"Bisa saja ,Kita kan belum terlalu dekat"
"Tapi..."
"Sudah cari bukunya ayok"
"yasudah"

Akhirnya aku menemukan buku yang cocok untukku yang berjudul judulnya "Pride and Predijuice" Entah mengapa aku sangat tertarik untuk membacanya.

Dan dilanjutkan untuk membayar buku ke kassa ,ketika aku mngeluarkan uangku dari dompet , laki laki berkumis tipis itu pun dengan cepatnya memberikan uangnya ke seorang kassir

Untuk apa dia memberikan uangnya ke kassir? bukannya dia tidak membeli apapun?

"Udah dibayar ayok pulang"
"Kok?"
"Kan aku yang mengajakmu ,akupun yang harus membayarnya"
"Maaf aku jadi merepotkanmu"
"Aku senang di repotkan orangnya"

Aneh sekali orang ini ,mana ada orang yang senang di repotkan

Rangga memegang tanganku lagi dan menuntunku ke parkiran
"Rangga lepasin, aku bukan anak kecil yang di tuntun untuk keparkiran."
"Selama kamu masih bersamaku ,kamu ada di tanggung jawabku."
"Ya tapi ga gini caranya."
"Engga ,gabisa"

Diapun tetap menuntunku sampai parkiran tempat dia memakirkan vespa birunya ,setelah sampai ia memberikan helm dan memakaikannya padaku

Aku lihat cuaca saat ini sangat cerah ,tidak seperti biasanya ,mungkin memfilosofikan hari seseorang saat ini ,tapi bagaimana dengan hati seseorang yang sedang hujan dilanda banjir ?

Aku yakin tuhan memberikan langit yang cerah ,agar hati seseorang yang sedang dilanda banjir bisa ikut cerah.

Disaat perjalanan berlangsung dia bertanya dengan nada penasaran
"Kamu pernah berpetualang?"
"Berpetualang apa yang kamu maksud?"
"Berpetualang untuk mencari sebelah hatimu yang hilang."
"Pernah , sampai aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial!"
"Sebenarnya hati manusia di ciptakan dengan kembarannya masing masing , tidak akan mungkin tertukar ,apalagi kebalik , atau mungkin tidak punya pasangannya , yakinlah mereka punya intuisi ,sebelah hatimu mungkin sedang memperbaiki dirinya untuk jauh lebih baik ,dan menggapai citanya untuk masa depan bersamamu"

Oh tuhan kata-katanya benar sekali ,untuk apa aku berpetualang sendiri untuk mencarinya ,tidak disangka entah mengapa saat aku didekatnya merasanya nyaman, padahal kita baru mengenal

Aku pun merasa malu pada diriku , mengapa tidak kepikiran dariku sejak dulu?Baru kali ini aku menemukam seorang lakilaki yang pandai dan bijak dalam bahasanya tentang perasaan.

Aku baru ingat , teman temanku tadi tidak ada dikassa ,apakah dia meninggalkanku? kalau pun begitu jahat sekali ,tapi selama itu mereka tidak pernah seperti ini ,baru baru ini mereka seperti ini

Aku pun bertanya kepada laki laki berkumis tipis itu ,yang sedang fokus mengendarai vespa nya

"Kamu ngeliat teman temanku ga? kok tadi aku galiat ya,padahal disuruh runggu di kassa katanya"
"iyaa aku liat ,aku suruh mereka pulang ,kasian kelamaan menunggu itu kan tidak enak ,lagian kan kamu aku antar pulang ,jadi gausah bareng mereka."
"Tapi..kenapa mereka ga pamitan?"
"Vidya,Aulia,Barnie,Anglein dan teman temanmu yang lain sudah berpamitan kok tadi ,cuman kamu terlalu serius membacanyanya ,jadi tak terdengar, mereka semuanya ada keperluan masing masing ,kasihan jika harus menunggu kita."

Setelah sampai dirumah laki-laki berkumis tipis itu pun turun dan membukakan helm yang masih menempel diatas kepalaku dan
jujur aku tidak pernah pergi dengan seorang lakilaki selain ayah dan kaka ku ,tapi kali ini berbeda seseorang yang baru sehari berkenalan denganku berani beraninya dia membawaku pergi-pulang

"Makasih ya udah mengantarku pulang"
"Sudah jadi tanggung jawabku untuk mengantarmu pulang dengan selamat."
"Gaakan mampir dulu?,rumah kita kan berdekatan"
"tidak usah , lain kali aja aku mampir kerumah,jangan tidur sampai larut malem yaa ,Aku pulang dulu salam untuk orang tua mu brin"
"Yasudah tidak apa , okay"

Lelaki itu pun pergi dengan vespa birunya , Aku terus memandanginya hingga jejaknya tak lagi aku lihat

setelah itu aku pun masuk kedalam untuk beristirahat dan hendak membersihkan badanku yang sudah tidak enak dicium lagi baunya.

Jakarta pun mulai gelap,sudah seharusnya bulan untuk menjalankan tugasnya untuk menyinari alam semesta ini di iringin dengan suara jangkrik yang berderik , seakan akan tidak terlalu sunyi

Aku jadi teringat sesuatu ,"Menurut kepercayaan, gadis yang menaruh bunga di bawah bantalnya malam itu, akan bermimpi. Dalam mimpi, mereka akan mengetahui teman hidupnya."







NOTE AUTHOR:
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yha ( vote and comment ) biar tidak disangka ghost hehe ,ohiya kalo kalian suka sama cerita nya jangan lupa buat tambahin ke dadtar list bacaan kalian :)

Ketika Sang Bulan Membenci Sang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang