BAB5

754 47 13
                                    

Entah kenapa hari rasanya sangat senang sekali , tak bisa dikatakan namun bisa dirasakan. Akhir minggu ini kita menjadi dekat karena kelasku dipindahkan kedekat kelasnya Rangga ,berhubung karena sedang di renovasi ,jadi sementara waktu disini dulu

Akhir akhir ini juga dia tidak memilih untuk menggunakan vespa birunya , lebih memilih menggunakan angkutan kota "biar tidak lebih banyak polusi udara dan mengurangi kemacetan dijalan raya" katanya

Entah ada rencana apa tuhan nan semesta , kali ini aku tidak tahu jadi apa nantinya , didekatkan oleh sebuah mahluk yang sangat misterius

Kali ini Rangga semakin mengenalku semakin jauh , Tapi tidak untukku , sejauh ini aku tidak bisa mendeskripsikan Rangga itu bagaimana , seperti apa , dia sangat misterius , susah sekali untuk di tebak , beberapa kali aku mencoba menebaknya selalu salah.

Dia memang bukan Dilan yang selalu membuat khawatir Milea
Dia juga bukan Nathan yang selalu membuat Salma jengkel
Tapi dia seorang Rangga Adiputra seseorang yang belum kuketahui sifatnya tapi sungguh itu membuatku lebih penasaran dengannya.

Semesta kenapa ada ciptaan mahkluk yang sungguh sungguh tidak bisa kutebak sifat nya , susah dijelaskan , susah dideskripsikan seperti dia?

•••

Bel sekolah telah berbunyi , menandakan pelajaran pertama segera dimulai , aku mulai bergegas masuk kelas dengan terburu buru aku tersandung seseorang sambil membawa tumpukan buku yang tidak asing bagiku untuk mengenalnnya , aku hafal betul bentuk tubuh, gaya rambut, parfum yang dia pakai

Iyaa tidak salah lagi tebakkanku benar kali ini ,iyaa kalian pasti juga bisa menebaknya ,Rangga Adiputra , dia langsung berbalik arah dan langsung melihatku terjatuh dibawah , dengan cepat cepat dia menyodorkan tangannya untukku

"Aduhh maaf maaf,sini sini " dengan raut muka bersalah dia cepat cepat membantuku berdiri dan tidak memperdulikan buku yang jatuh tergeletak dibawah itu.
"lohh kok kamu mau kemana ? kok terburu buru gitu ,kaya dikejar setan aja?" aku terdiam tidak melakukan apa apa.
Tidak lama dari itu dia menjawab "Mau ke perpustakaan , disuruh sama Bu Lina buat ke perpusin,harusnya sih dari tadi cuman lupa"

lalu dia menyodorkan tangannya dan mengambil tanganku yang sedang menahan badan ku yang jatuh diatas lantai , lalu tidak lama dari itu ada Bu Lina menghampiri dengan wajah biasa saja tidak ada ekspresi apapun

"Ranggaaaaaa"
"Iyaa bu maaf ,saya salah harusnya dari tadi ,cuman saya kelupaaan"
"Iyaa gapapa ibu maklumin kamu sibukkan?"
Dia terdiam sejenak memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Bu Lina
"Iya lumayan Bu" jawabnya

Aneh sekali , Seorang Bu Lina yang kutahu ,Beliau sangat tegas dan harus tepat waktu dalam melakukan apapun ,tapi kali ini ada seorang muridnya yang tidak tepat waktu ,tetapi beliau memaklumi begitu saja ? Sebegitu terkenalnya seorang Rangga Adiputra?

Dengan wajah tanpa ekspresi apapun Bu Lina mempersilahkan Rangga pergi ke perpustakaan ,sementara aku bergegas pergi kekelas karena pelajaran pertama segera dimulai

Disela sela pelajaran aku merasa penuh dengan pertanyaan pertanyaan mengenai Rangga , apa maksud dia mendekatiku , apa tujuannya dia mendekatiku ,apa motivasi dia mendekatiku seperti tidak punya teman saja , padahal dia kan Famous pasti banyak yang mau jadi temannya , apalagi dia baik ,pintar nan tampan ,pasti banyak gadis yang ingin memilikinya

Bel sekolah telah berbunyi dua kali ,bertandakan untuk istirahat kepada para siswa dan siswi , tidak lama dari bel istirahat ternyata Rangga sudah menungguku didepan pintu kelas untuk mengajakku istirahat bersamanya, setelah itu dia menghampiriku dengan wajah penuh semangat ,walau tidak bisa dibedakkan mana wajahnya yang lelah dan wajahnya yang semangat , sepertinya sama saja menurutku.

Setelah dikantin kami mulai mencari tempat untuk makan , kita sangat beruntung saat itu ada 1 meja kosong di pojok kanan sana ,kami mulai duduk lalu dia bertanya

"Kamu mau pesan apa?biar aku pesenin sekalian ?"
"Bener nih ? Traktir juga ga ?"
"Iya boleh deh buat kamu ,jadi mau pesen apa ?"
"Es teh manis dan Nasi goreng yha"
"Okay , kamu duduk manis aja disini jagain tempat kita biar gaada yang nempatin okay?"
"Okay" jawab ku singkat

Tidak lama pesanan kami pun datang dengan sekerjap , tumben sekali biasanyakan lama harus nunggu kira kira 30 menittan tapi kali ini cuman 5 menit .

•••

Setelah kami makan ,dia mengajakku ke perpustaan ,katanya dia mau meminjam buku ,tapi entah buku apa yang akan dia pinjam . Kami berjalan melewati koridor X-MIPA6

"Brinn" sahut yuli dengan terburu buru menyusulku dibelakang
"Eh yull ,ada apa ?"jawabku penasaran
"Boleh ikut ga ? Bosen nih dikelas "

Wajah Rangga langsung menatap ke Yuli seperti memberi kode agar tidak usah ikut ,yuli mengerti kalo Rangga ingin berdua saja

"Eh brinn duh aku lupa harus ke kelas MIPA 3 soalnya tadi bu Indri nyuruh balikin tasnya kesana duh gajadi ikut deh sorry yaa"
"Lohh kok ,yaudsh kita bareng bareng aja kesana balikkin tasnya"

Tibatiba Rangga ikut bicara karena rencananya tidak mau gagal , karena dia ingin memberi kejutan untuk Sabrina jadi dia ikut berbicara agar rencananya berjalan mulus

"Lah masa cuman ngasihin tas doang bareng bareng sih , lagian yang disuruh Bu Indri kan Yuli aja" sahutnya merasa gemas
"Iyaa sihh bener juga ,yaudah ntar kalo sudah ke MIPA 6 jangan lupa susul yaa, kita mau ke perpus"
"Okay" jawabnya singkat

Setelah sampai di perpus, ternyata ada Clarissa yang telah sampai lebih dulu dibandingkan dengan Aku nan Rangga , dia duduk di sebelah pojok kiri ,dan sedang membaca buku kesukaannya The Maze Runner, ohiya tadi kita memang sudah janjian buat keperpus bareng kebetulan Rangga nan Clarisssa lumayan akrab juga .

Aku mengajak Clarisa ke banku sebelah pjok kanan agar kita dengan mudahnya berbincang , dia langsung berjalan dan menyusulku lalu duduk.

"Brinn" * Rangga menggenggam kedua tanganku diatas meja , hangat sekali rasanya tapi entahlah rasa hangat itu bercampur dengan gugupnya diriku saat itu.

"Iyaa,kenapa?" jawabku singkat untuk menyembunyikan rasa gugup yang menyelimuti tubuhku saat itu.

Dia merubah posisinya menjadi lebih dibawah ,lalu dia mengeluarkan satu bucket bunga mawar yang masih segar dan berkata "will you be my girl friend ?"

Tanganku sangat amat bergemetar saat itu , aku bingung , apa harus aku menolak nya? Atau sebaliknya, menerimanya sekarang? Apa ini tidak terlalu kecepatan? Ya Tuhan bagaimana ini

Semuanya hening tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutku ataupun Rangga.

Tidak lama dari itu Rangga mulai bertanya kembali
"Gimana brin ? Kalo kamu mau ambil bunganya ,tapi kalo kamu tolak buang saja ke tempat sampah"

"Hmmm,bisa ga dijawabnya lain waktu ? Aku ingin memikirkannya dulu "

"Yasudah gapapa ,aku mengerti ,ohiya brin kamu bawa saja bunganya kerumah ,sayangkan aku sudah membelinya spesial untukmu hehe"

"Makasih Rangga ,aku senang kamu bisa mengerti maksduku "












NOTE AUTHOR:
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yha ( vote and comment ) biar tidak disangka ghost hehe ,ohiya kalo kalian suka sama cerita nya jangan lupa buat tambahin ke dadtar list bacaan kalian :)

Ketika Sang Bulan Membenci Sang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang