Baekhyun terbangun ketika cahaya matahari menerobos masuk melalui tirai jendela dan mengusik tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya, mencoba mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal dialam mimpi.
Baekhyun berniat turun dari atas ranjang, tetapi rasa nyeri dilubangnya membuat ia meringis kesakitan dan berakhir dengan dirinya terjatuh ke lantai yang dingin.
Ia tersadar akan satu hal, bahwa apa yang terjadi kemarin bukanlah mimpinya semata. Dirinya benar-benar diperkosa oleh lelaki tinggi yang bahkan tak ia kenal dekat.
Ditengah rasa sedih dan marahnya, baekhyun mendengar pintu kamar terbuka dengan suara langkah kaki yang tergesa menghampiri dirinya.
"Astaga, tuan baekhyun." Seorang maid berwajah cantik dengan raut wajah khawatir membantunya berdiri dan mendudukan dirinya diatas ranjang.
"Maaf atas keterlambatan saya, tuan." Maid tersebut membungkuk dalam kearah baekhyun yang menatapnya dalam.
Melihat baekhyun yang tak kunjung mengeluarkan suaranya dan hanya menatap kearahnya, maid tersebut merasa canggung dan kikuk.
"P-perkenalkan, nama saya Xi Luhan. Mulai sekarang saya akan melayani kebutuhan anda." Maid itu tersenyum manis, mencoba menghibur baekhyun yang tetap terdiam.
"Ada yang tuan inginkan?" Luhan mencoba memulai pembicaraan.
Selama beberapa menit diisi oleh keheningan, baekhyun terlihat tak berminat dan hanya menatap kosong kearah lain.
"A-aku butuh sesuatu." Tiba-tiba mulut baekhyun bergerak mengeluarkan suara yang luhan nantikan. Dan dengan antusias, luhan mendengarkan apa yang tuan mudanya inginkan.
"Bi-bisakah kau mengeluarkanku dari sini?" Baekhyun mendongak, menatap luhan yang bediri dihadapannya. Matanya menyiratkan keputusasaan dan permohonan.
Luhan cukup terkejut dengan permintaan tuan mudanya ini, pasalnya dirinya hanya disuruh untuk melayani lelaki mungil ini sebagai pelayan pribadinya. Dan suatu hal yang tidak mungkin jika dirinya membantu lelaki ini untuk melarikan diri.
"Aku mohon." Baekhyun menatapnya penuh harap, bahkan setetes air mata menuruni pipi putihnya.
Luhan terlihat resah, ia tak tau harus berbuat apa. Disatu sisi dirinya tak tega melihat tatapan sedih lelaki mungil didepannya, tetapi disisi lain ia tak bisa mengabulkan permintaan anak itu jika tak ingin berakhir dengan ditembak mati oleh tuan besarnya.
"M-maafkan aku tuan, tapi tuan besar tidak mengizinkan hal itu." Luhan berujar tak enak hati.
Dengan kalap, baekhyun menggengam kedua tangan luhan dan meremasnya cukup kuat.
"Tolong aku, kumohon.. aku bisa mati jika terus disini."Wajah baekhyun telah basah oleh airmata, dan matanya seolah diliputi oleh rasa takut dan gelisah.
"Apa yang membuat lelaki mungil ini begitu ketakutan?" Pikir luhan bingung.
"Kau harus membantuku, luhan-ssi."
Luhan kebingungan, dirinya tak paham situasi yang dihadapinya saat ini. Tubuh mungil dihadapannya terlihat bergetar, entah karna kedinginan sebab tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya atau karna lelaki kecil ini begitu takut dengan tuan besarnya.
Luhan berpikir keras, dan ia memilih untuk berjalan menuju walk in closet yang ada didalam kamar utama milik chanyeol, mengambil sebuah baju yang cukup besar, lalu memakaikannya pada baekhyun yang terlihat semakin bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I LOVE YOU
FanfictionBaekhyun tak pernah mengira bahwa hidupnya akan berada dibawah kendali seseorang yang tak ia kenal sebelumnya. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, Chanyeol membuat tubuh, raga, dan hati baekhyun menjadi hak paten miliknya. Mampukah baekhyun keluar da...