Chapter 3

173 66 54
                                    

Di mulmed ada foto Charren gaes😍
~~~~~

Charren POV

"Baik anak- anak, sekarang kita buat kelompok untuk mengerjakan tugas ini! Kelompok 1 ada Nopal, Rani, Raka,... Kelompok 2 Jihan,Wati,... Kelompok 3 Brahma, Bintang, Ulfa,... Kelompok 4 Diffa, Ken, Osep,... Kelompok 5 ini sisanya yaitu Abil, Ifo, Dalen, Della, dan yang terakhir Charren." jelas Bu Bejo panjang lebar.

Hufft bakal capek kalo ada kerkel gini. Eiit wait wait, aku sekelompok sama...Dalen?? Omaygat. Kenapa jugaa harus sama Dalen sih? Beuhh males jadinya kalo sama dia.

Asal kalian tau aja, Dalen itu seorang mostwanted di sekolahku. Setiap dia lewat di depan cewek-cewek, mereka pasti bilang "Astaga, jodoh gue lewat", "Ganteng banget", "Halalin aku mas", dan masih banyak lagi komentar lainnya. Apalagi kalau lewat di depan geng cabe, "Jadi pacar gue yuk?", "Len, pulang bareng ya", sambil langsung menggandeng, merangkul, atau memeluk Dalen.
Jijik gue liatnya.

Menurut gue sih dia itu manis bukan ganteng. Menarik darimana coba? Di kelas dia sok ganteng, hiperaktif ( yang lainnya diem, dia gebrak-gebrak meja sambil teriak padahal suasana garing ), kalo lagi ada pelajaran itu dia nyanyi-nyanyi sendiri sambil tangannya gonjreng gak jelas ( kadang sapu sama penggaris dijadiin gitar ), dan sok tau. Kadang gue heran, ibunya ngidam apaan anaknya bisa kek gitu.

"Eh Ifo, Abil, Dalen, Mbrot ntar kerkel dimana?" tanya Della pada kita berempat.

Anjir lah, Della memanggilku Gembrot.

"Rumah gue aja, Ifo sama Della kan deket kalo kerumah gue," usulku.

"Uenakmenn? Lah terus aku ambek Dalen yo opo toh?" tanya Abil dengan logat jawanya yang dibuat-buat.

"Ya naik motor lah, dianter juga bisa kali." jawabku.

"Lo kira gampang apa? Iya kalo rumah elo jaraknya deket kaya empang deket rumah gue. Rumah lo jauh Ren, pasti gue gak dibolehin." ucap Abil dengan nada yang tak biasa.

"Biasa aja kali Bil, ya udeh lo gak usah ikut kerkel, sumbangin jawaban lo, kirim ke gue."

"Siap boss!" jawab Abil dengan tangan seperti memberi hormat.

"Eh Dalen kok lo diem aja sih? Lo bisa apa gak ke rumah gue?" tanyaku tiba-tiba.

"Eh iya Ren, aku juga gak bisa Ren. Nanti aku kirim jawabannya aja ke kamu." jawab Dalen dengan nada lembut

"Cieee yang ngomongnya lembut nih yee, ciee pake 'aku-kamu' ngomongnya cieee" ucap Della yang ingin ku lakban mulutnya.

"Apaan sih Del? Udah ah, lo sama Ifo ntar ke rumah gue ya habis pulang sekolah." perintahku.

****

Duhh mana sih 2 kucrut itu et dahh? Ngapain dulu coba mereka selama ini? Gatau sini capek nunggu, panas lagi, tambah item adanya ntar.

TIN....TINNN..!!

Gila, kurang ajar tuh 2 kucrut. Hampir aja ditabrak dari belakang. Untung berdiri, jadinya slamet. Awas aja mereka nanti.

"Eh kucrut, kemana aja sih? Capek tau gak gue nunggu?! Maksud kalian mau tabrak-tabrak gue juga apaan?" teriakku.

"Santai aja kali Ren, gue sama Ifo tadi beli minum dulu di warung Pak Dermawan, itu lo saudaranya Pak Hemat. Gue beli es teh 2, yang  harganya 3 ribuan, gue kasih uang 10 ribu, terus gue dikasih kembalian 2 ribu, lah sisa kembaliannya katanya dibuat nabung biar gak boros pengeluaran, kalo dikeluarkan juga seperlunya saja, hemat gitu lo Renn maksudnya. Lah gue setuju banget sama tindakan Pak Dermawan, mengirit pengeluaran Ren!" cerita Della yang kadang otaknya agak gesrek.

hidden change ; inception.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang