Matahari seakan tertawa melihat aku dan kawan kawan ku bermalas malasan ia seakan ingin bicara "kalian bodoh" lalu mengapa? Kami bodoh?
"Kalian bisa belajar, kalian bisa mempunyai banyak teman keluarga, guru, sedangkan aku? temanku hanya kapas-kapas awan, langit, bahkan rintikan hujan pun yang ditempatkan sama denganku dia tidak ingin bersama ku, saat dia ingin tiba aku harus pergi, mengapa? bukan kah kami satu langit? kalo ditanya aku kesepian sebenarnya iya, tetapi ini takdir, aku hanya bisa menonton dan tidak untuk merasakannya. Aku harap kalian manusia bersyukur kalian tidak sepertiku. Pesanku, sungguhlah belajar aku akan menerangi mu hingga kamu sukses nanti setidaknya itula yang dapat aku bantu, aku ingin seperti kalian tetapi kalian menyianyikan itu rasanya tidak adil bukan?aku terima, jalankan pesanku itu pintaku"
Ini adalah kisah masa SMP aku dan teman-temanku. Berbagai masalah kami hadapi bersama, berbagai hukuman yang kami rasakan. Semua pahit yang mendorong kami pada suatu kesuksesan sebuah cita cita. Waktu itu uang jajan dan gebetan adalah alasan mengapa kami semangat berangkat sekolah, jam kosong adalah waktu yang paling ditunggu. Guru rapat adalah doa yang paling sering terucap, belajar adalah urutan paling terakhir untuk seorang siswa malas seperti kami. Namun kami tersentak sadar ketika detik kelulusan menghampiri kami. Bukan hanya nilai yang memuaskan yang kami pikirkan tapi juga perpisahan yang mengundang rintihan tangis dari setiap teman- teman dan guru.
Batam, 11 februari 2016
Salam,
Adinda Taila
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa SMP
FanfictionBerawal dari kemalasan dan ketidak seriusan beberapa murid kelas, berawal dari kata 'hai' hingga menjadi tangisan yang tak diundang . ini adalah kisah anak smp yang menjadikan uang jajan alasan utama kesekolah, bukan matematika yang mereka tunggu, b...