Part 2

2 0 0
                                    

"Makasih"

Dimas menoleh dan mengernyit tak mengerti kemunculan tiba2 riana dan berbicara seperti itu

"Maksud?

"Iya makasih udah nyadarin rafli"

"Gue sekedar kasih saran tapi kalau dia nyadar bagus, dia temuin lu?"

"Iya"

Riana memandang dimas dalam dan tersenyum, entah ia binggung apakah ia harus marah atau bahagia karena rafli menemuinya dan ia dapat mengetahui mengapa rafli meninggalkanya

"Kalian balikan? Tanya dimas dengan hati-hati penuh sirat

"Makasih lu udah kasih saran ke dia, tapi gue gak tau harus marah atau seneng dia dateng menjelaskan semuanya. Beban dihati gue ilang setelah semuanya tau, tapi entah kenapa gue ngerasa kecewa" riana mengehembuskan nafas dan tersenyum lirih menghadap dimas

"Maaf gue ikut campur tapi ini demi kebahagiaan lu na"

"Iya semua demi kebahagiaan gue"

Na berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum kepada dimas dan pergi meninggalkan dimas yang binggung akan sikap na

****

Sebodoh itukah cinta atau segois itukah cinta
Mengapa kau tak berjuang memperbaiki bila kau tau kau mencintainya
Mengapa kau membiarkan ia menunggu dengan

Kalau cinta adalah satu paket sakit dan kecewa mengapa kita berpisah?

Mengapa definisi bahagia untukmu adalah definisi bahagia untuku

Kita adalah persimpangan
Dimana sama-sama mencari jalan untuk menuju kebahagiaan

Persimpangan membutuhkan petunjuk lalu bertahan sendiri tanpa adanya kepastian dan pemikiran ku sendiri apakah itu persimpangan menuju kebahagiaan?

Jika cintamu kepadaku adalah ikhlas lalu apakah yang kamu lakukan sekarang adalah bukti cintamu?

"Kamu mau balik na?" Tanya rafli di tangga kampus yang tak sengaja melihat na turun sendiri dengan tas ranselnya

"Eh iya" ujar na dengan terkejut melihat rafli berada disampingnya sejajar dengan dirinya

"Aku anter ya"

"Gak usah aku udah mesen ojek online"

"Ayo lah na"

"Pemaksa! Dulu kamu ga pernah maksa aku untuk ikut bareng kamu sekarang kamu maksa aku" ucap na dengan sinis

"Yaudah aku duluan" rafli pergi meninggalkan na dijawab dengan sinisan na dan decisan na melihat tingkah rafli yang tak pernah berubah selalu mudah menyerah dan tak pernah berusaha

Setapak Menuju BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang