Chapter 4

1.2K 71 20
                                    

Halilintar yang mendengar keributan dari bawah mengenyitkan dahinya"kenapa ribut ribut sih... "batinnya,
Karena penasaran ia pun turun, saat menuruni tangga halilintar membulatkan matanya melihat gempa yang pingsan ada dalam gendongan ice.

"Gempa....  Gempa, bangun gempa... Hei"kata ice panik sambil menidurkan adiknya di sofa,sementara taufan sedang menelfon seorang doktor untuk datang ke rumah ,blaze segera membawa selimut tebal dan baju hangat ganti,

Halilintar berlari turun dari tangga dan segera melihat kondisi gempa, di periksanya denyut nadi adiknya,ia pun lalu membulatkan matanya kembali."le.. Lemah sekali,.. Ohh tidak,gempa"

"kak hali...  Gempa kenapa... Kak"tanya ice sambil menepuk nepuk pipi adiknya

"GAWAT.... Cepat telepon dokter.... "

"sudah kak...  Dokter bilang ia sampai setengah jam lagi... "

"AA.. APPA...  SETENGAH JAM KAU BILANG.... "halilintar menjerit tak percaya, setengah jam lagi dokternya akan datang,ia melihat wajah gempa yang pucat, bibir mungilnya sudah hampir membiru,tubuhnya dingin di tambah bajunya juga basah.

"nah kak...  Selimut "ucap blaze sambil menyerahkan sebuah selimut tebal warna merah,ia memandang gempa sebentar lalu pergi untuk menyalakan penghangat ruangan,

Halilintar menerima selimut itu lalu membungkus? Tubuh adiknya....

Ting tong... Ting tong

Bel pintu berbunyi nyaring di kediaman boboiboy bersaudara, taufan yang mendengar itu langsung pergi untuk membuka pintu, ia melihat seorang dokter laki laki berdiri disana,taufan pun membawa dokter itu masuk,

"kenapa lama sekali... "tanya halilintar setelah dokter itu tiba diruang tamu,

"maaf...  Saya terjebak macet dan hujan... "jawab dokter itu,halilintar hanya berdecih pelan ia pun memandang adiknya yang pingsan di sofa.

"biarkan saya memeriksanya... "pinta dokter yang di jawab anggukan oleh halilintar,ice, taufan dan blaze.

Dokter itu segera memeriksa keadaan gempa,yang lainnya hanya memperhatikan saja sambil harap harap cemas.

"CEPAT BAWA SELIMUT TAMBAHAN DAN AMBIL BAJU HANGAT... SAYA AKAN TELEPON AMBULANCE... "dokter itu berkata cepat dan keras setelah memeriksa keadaan gempa,mereka kaget karna perkataan dokter itu tapi tetap menuruti apa yang di ucapkannya,

Halilintar menggendong gempa dan segera membawanya ke dalam mobil ambulance,ice dan taufan ikut masuk,sementara blaze masih mengunci pintu dan jendela rumah.

Hujan lebat masih mengguyur tiada habisnya,angin lumayan kencang berhembus membuat pepohonan bergerak tak tentu arah, kilat masih menyambar membuat suasana semakin mencekam.

Mereka tiba di rumah sakit 20 menit kemudian karena letak rumah sakit yang lumayan jauh dan hujan yang turun membuat perjalanan mereka sedikit terhambat.

Suster suster membawa ranjang rumah sakit ke arah mereka, halilintar yang menggendong gempa segera meletakan adiknya disana, suster suster itu pun segera mendorong ranjang gempa ke ruang UGD di ikuti oleh dokter tadi dan juga kakak kakaknya gempa.

We Are FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang