Chapter 5

1K 58 2
                                        


Halilintar dan ice tengah beristirahat di sofa ruang tamu, terlihat badan mereka berdua berkeringat karena membereskan rumah,
Halilintar pergi ke dapur untuk mengambil air minum, ice hanya diam sambil memandang buku milik gempa yang halilintar temukan di kamarnya, ice pun membuka halaman pertama buku itu,
Terlihat gambar kristal segi lima berjumlah lima buah dengan warna berbeda beda, dibawah gambar 5 kristal itu terdapat tulisan kecil dan rapi.

Ice membuka halaman selanjutnya dan mulai membacanya.

-
-
-
-

Hari ini aku dan kakak kakakku berulang tahun, rumah di hias dengan berbagai hiasan,

Nama ku Gempa, aku seorang anak perempuan dan juga anak bungsu dari 5 saudara.
Kakak pertamaku bernama Halilintar, kakak kedua bernama Taufan, yang ketiga bernama Blaze dan yang keempat adalah Kak Ice,

Ibu hebat bisa memiliki anak kembar lima, sekarang umur kami sudah tujuh tahun, banyak kado bertumpuk di meja besar yang di tujukan untuk kami,

Ayah kami adalah seorang pengusaha besar yang baik dan banyak memiliki rekan bisnis, ibu pula seorang desainer yang cukup terkenal, ayah dan ibu sangat menyayangi kami,

Gelak tawa dari kedua kakak ku yang bernama Taufan dan Blaze terdengar dengan keras penuh kebahagian, kak ice hanya duduk di sofa panjang sambil menyandarkan tubuhnya ke penyangga sofa, wajahnya benar benar terlihat mengantuk, aku melihat kak Halilintar sedang bersandar di tembok sambil mendengarkan lagu dari earphone, banyak anak prempuan dari rekan bisnis ayah dan kenalan ibu memandang kak Hali dengan berbinar, sepertinya mereka menyukai kak Hali.... Haha

Aku berharap semoga keluarga ku tetap utuh dan sempurna...
Itu adalah do'a ku sesaat sebelum kami semua meniup lilin ulang tahun.
-
-
-
-
-
Ice tersenyum kecil setelah membaca isi dari halaman pertama buku milik gempa, ice menutup buku itu dan menyimpannya di meja.

Halilintar keluar dari dapur sambil membawa dua gelas jus buah lalu meletakannya di meja, halilintar mengambil segelas dan meminum jus itu, ice juga mengambil bagiannya,

"pergilah mandi dan kita akan menjenguk gempa, ice... "suruh kakaknya lalu halilintar berdiri dan mengambil buku gempa dari atas meja kemudian beranjak pergi ke kamarnya.

"hmm... "ice hanya bergumam sebagai jawaban, ice pun berdiri lalu berjalan dengan cepat ke kamarnya.

-
-
-
-
-

Halilintar baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk putih bersih melingkar di pinggangnya, tubuhnya kembali segar setelah melakukan pekerjaan rumah dengan adiknya yaitu ice bisa sangat melelahkan,

"huh capek juga melakukan pekerjaan rumah... Jadi ini yang di rasakan gempa setiap hari rupanya... "batinnya.

Halilintar berjalan ke lemari pakaian dan mengambil pakaian kesayangan miliknya dengan jaket khas nya,

Ia melirik buku milik adik prempuannya itu dengan raut muka tak terbaca, halilintar menghela nafas sebentar lalu mengambil buku itu dan menyimpannya di laci meja belajar.

-
-
-
-

Taufan datang ke sekolah dengan suasana muram, membuat teman temannya memandangnya heran, ia berjalan dengan lambat, tas selempang berwarna biru miliknya di buka untuk mengeluarkan beberapa lembar surat izin saudara saudaranya.

We Are FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang