Brak....
"argh!!!" Ramon memukul kepala anak buahnya dengan kesal. "jadi kalian gagal melenyapkan gadis bodoh itu""ma..maafkan kami Boss"
Satu tendangan mendarat mulus di ulu hati orang tersebut, Ramon menjambak rambut pria itu kesal. "mati aja lo"
DORRR...
DORRR...
DORRR...
Ramon menembak asal ke tiga anak buahnya. Ia membanting pistolnya dan berlalu.
***
Ify membantu Via berdiri, malam ini Via memutuskan untuk pulang dari Rumah Sakit, karena ia begitu membenci tempat ini, Ify yang mendengarnya pun hanya bisa pasrah.
"Via beneran ya lo gak papa, gue takut..."
"Fy, lo udah ngomong ini berkali-kali, gue gak papa, udah!" Ify merenggut kesal namun tetap membantu Via berjalan.
***
"Yo...Yo....Yo" Alvin mendekatkan diri ke Rio dan memberikan ponselnya pada pria itu.
"paan?"
"ada pembunuhan lagi Yo, di daerah kemarin. Korbannya cewek"
Dengan sigap Rio mengambil ponsel Alvin dan melihatnya. "terus?" ucap Rio dan mengembalikan ponsel Alvin kepemiliknya.
Alvin menghembuskan nafas panjang dan berdecak "aish, gue rasa ini ada kaitannya dengan Ify...maksud gue, aish lo pasti ngerti lah Yo"
"dia gak akan kenapa-napa Vin"
Pemberitahuan di ponsel Alvin pun muncul "eh Yo, Ify sama si temennya itu udah balik kerumah Ify" Rio hanya menganggukkan kepalanya.
Alvin mendengus dan berlalu "seng sabar toh Vin" Alvin menyemangati dirinya sendiri sembari mengelus dadanya.
***
"eehhhh ini Neng Via masa depan Bang Iyel kenapa mukanya" Iyel membantu memapah Via bersama Ify.
"berisik lo Bang, makasih... sana deh" usir Ify setelah Iyel membantunya memapah Via agar berbaring di kasur miliknya.
"aduhhh....tapi Neng Via gak papa kan?" wajah Iyel yang khawatir memang sangat imut.
"Abang!!!" bentak Ify membuat Iyel terkejut dan membuat Via tertawa.
"gue gak papa Bang, thanks udah khawatir"
"istirahat ya Neng Via, atau mau Bang Iyel beliin makanan.
"gak usah Bang, makasih..gue mau tidur aja"
Iyel mengangguk dan berlalu dari kamar adiknya itu. Ify mendengus kesal sedangkan Via tersenyum.
"udahlah Fy, Abang lo kan baik"
"iya deh iya"
***
Byur...
Alvin terperanjat karena Rio menyiramnya dengan air seember. Pria itu memang tak berperikemanusiaan sama sekali.
"udah pagi Vin, bangun" nah ini ni yang bikin Alvin pingin nabok Rio, wong tinggal bangunin apa susahnya malah pakek siram air segala lagi.
"lo kalo gue bangunin biasa gak akan bangun"
Alvin mendengus, Rio selalu bisa membaca pikirannya "iye Yo iye, gue siap-siap" ucap Alvin karena melihat muka Rio yang tak enak.
***
"Vi gak usah sekolah deh, gue pergi sendiri aja. Lo masih sakit juga"
"gak papa Ify, gue gak akan biarin lo sendiri, liat kemarin gimana? Gue gak mau lo kenapa-napa"
"tapi Via.."
"udah ayok" Via menarik tangan Ify karena ia malas Ify akan terus mengoceh untuk melarangnya sekolah.
"gue gak papa Oke" Ify mengangguk mencoba percaya pada Via.
***
"waduwhh, muka lo kenapa?" Alvin kaget didepan Via.
"biasa aja kali liatnya" kesal Via melihat sinis Alvin, nah Alvin malah jadi tertawa.
"udah jangan berantem, bel bentar lagi bunyi tuh." Ify menarik Via untuk duduk diam saja tanpa meladeni ocehan Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?? [✔️]
Fiksi PenggemarIfy merasakan bahwa ia selalu diikuti dan dijaga dari jauh oleh pria bertopi. Namun disaat yang bersamaan pula ia merasa bahwa pria bertopi itu ingin membunuhnya. Terinspirasi dari Drama Healer, The K2, Bad Guys