Pernikahan Bisnis - - > 4

93.2K 2.8K 86
                                    

Ia mengatur nafas agar segala amarahnya dan gejolak hatinya bisa tenang kembali sebelum bertatap muka kembali dengan Alex. Ziya membuka pintu mobil jemputannya dan cowok yang membuatnya kacau hatinya, ada di dalam mobil yang sama dengannya, dan parahnya lagi dia tidak tahu kapan ini akan berakhir.

Belum ada satu menit Ziya masuk mobil Alex sudah memulai pertikaian. " baru sehari jadi istri orang sudah berani selingkuh " sindirnya.

Dahi Ziya mengerut dan tatapan kesalnya kembali keluar. Alex menyeringai " Berpelukan di lapangan basket itu sudah keterlaluan Zi... " ujar Alex sembari menunjukkan foto saat dia berpelukan di lapangan basket dengan Ryu.

Ia memutar bola matanya, ia merasa gerah dengan masalah-masalah yang di buat Alex " Apa??! loe gak tahu apa-apa lex?! " ucap Ziya kesal.

" Gimana kalau sampai kakek loe tahu,hm... Dia pasti tidak akan selamat Zi... bukankah begitu?! "ancamnya santai sembari memandang foto itu.

Amarah Ziya semakin berkobar " loe licik! apa mau loe! " ucapnya judes.

" kau gadis pintar Ziya, gue mau loe jauhin dia! melihat loe menderita itu keinginan gue Zi " ucapnya sembari menyeringai.

" Rencana yang sempurna Lex " sindir Ziya penuh amarah.

" Hm... Memang. Kau sukakan?! " ujarnya santai sembari tersenyum licik.

" hah! Sangat. gue sangat suka Lex! " kata Ziya

****

duk...duk...duk...

Malam ini Ziya menghibur diri dengan bermain basket di halaman rumahnya. Rumah Ziya yang besar memungkinkannya membangun lapangan basket versi mini. Tapi ia memainkan basket dengan segala kekesalannya. Ia meratapi harinya yang tak kunjung membaik, penderitaannya semakin bertambah fikirnya.

Dan hanya Ryu yang dapat menghiburnya, tapi kabar buruknya ia harus menjauhi Ryu hanya karena ancaman Alex. Ziya semakin bingung, sekarang tempatnya mengadu hanya bermain basket. Walaupun itu tak sebaik di hibur Ryu.

" kak maafkan Ziya "gumamnya lirih sembari terus bermain basket.

Bahkan hujanpun tak menghalanginya untuk bermain basket. Di tengah deras hujan malam itu Ziya pun ikut menangis seperti halnya langit malam ini yang menangis. Seakan mengerti dengan kesedihannya sekarang hujanpun semakin deras begitu pula dengan air matanya.

Dan dengan kasar ia melempar bola basket itu. Lututnya seakan lelah, nafasnya memburu bercampur dengan segala amarahnya dan dia jatuh duduk tersungkur ke tanah. Kepalanya mendongak menatap langit, matanya mengatup, sejenak mencoba menikmati tangisan langit malam tanpa peduli angin malam semakin menusuk tulangnya.

Tapi tiba-tiba ia merasa hujan berhenti, tak ada lagi air hujan menerpa wajahnya. Dahinya berkerut walaupun matanya masih mengatup. Tapi suara hujan masih terdengar deras.

" Ziya loe mau mati " ucap seorang cowok.

Ziya membuka matanya, sebuah payung dan seorang cowok yang terlihat samar. " kak Ryu?! " ujarnya.

" Ryu?! hah segitu cintanya loe sama dia! " ujar cowok itu kasar.

Dari suaranya Ziya langsung sadar siapa laki-laki itu. " pergilah! gue gak butuh bantuan loe, jika aku matipun itu bukan urusan loe! " hujamnya jutek sambil berdiri lalu melangkah mengambil bola basketnya.

" Apa? bantuan? hah omong kosong! gue butuh mainan dan hiburan. Dan loe!... " ucapnya menggantung " Adalah mainan yang sangat menghibur. jika loe mati gak ada lagi yang menarik bukan? " ujarnya dengan nada mengejek dan angkuh.

" hiburan?! mainan?! loe pikir gue boneka?! "ujarnya kesal dengan penekanan di belakang kalimat.

" hahaha bukan boneka tapi lebih tepatnya. kau boneka hidup yang sangat menarik dan bodoh " ujarnya super angkuh.

Pernikahan BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang