CHAPTER 5

45 27 2
                                    

         Sambil ku kucek-kucek mataku melihat jam kecil dimeja belajar ku...dan ternyata...........

        Hah? Udah jam 7??

     Aku langsung masuk ke kamar mandi lagi tanpa basa-basi.
     30 menit sudah aku mandi dan berpakaian. Setelah itu, aku langsung turun ke bawah menemui bunda.

        "Bunda!!! Kok bunda nggak bangunin aku sih??" Teriakku yang kemudian ku minum susu buatan bunda.

          Aku segera mencium punggung tangan bunda berpamitan, kemudian berlalu ke garasi untuk mengambil sepeda.
     
          Setelah ku ambil, aku langsung menggoesnya dengan sangat cepat.
Hampir saja aku terserempet motor, tapi untungnya Allah masih memberiku pertolongan.

        Hosh..hosh..hosh..
   Nafasku tak beraturan.

***

       Setelah sampai di gerbang, sialnya aku kurang beruntung karena gerbang sekolahnya sudah ditutup.

       Dan alhasil, aku harus berdiri menunggu hukuman yang akan aku laksanakan.

       Kulihat orang sebelahku, dia laki-laki, bertubuh lebih tinggi dariku, dan dia putih.

      Kayaknya gue pernah liat dia.., batinku menebak orang di sebelahku.

        Karena, dia terus menghadap ke kiri, sedangkan aku sebelah kanannya makanya aku susah mengenalinya.

      Ekhem..
   Ku beri kode agar dia bisa menengok kearah ku.

     Dan ya..dia nengok ke arahku.

1 detik kemudian..

      Dimas..?? Kenapa lagi-lagi ada dia sih?? Dia telat juga ya??, kataku dalam hati.

      Perempuan itu lagi?? Pegel mata gue ngeliat dia mulu, gerutu Dimas dalam hati.

       Seketika itu juga, kami langsung saling buang muka. Ia kembali menghadap kiri, sedangkan aku menghadap ke kanan.

         1 menit kemudian...
  
     Guru BK pun akhirnya datang juga. Aku  deg-degan, penasaran apa hukumanku.
        Ternyata, hukuman untuk kami yang telat adalah menyirami semua tanaman di sekolah ini. Berhubung anak yang telat berjumlah 8 anak, jadi kami harus dibagi menjadi 4. Ada yang menyiram bagian utara,selatan,timur,dan barat. Setiap bagian, ada 2 anak yang harus menyiram. Setelah dibagi bagiannya, tak diduga-duga aku harus satu bagian sama dengan Dimas di bagian utara. Untung saja, bagian utara sekolahku bukan pada kawasan kelas 7, melainkan kelas 9. Jadi ya, aku bebas dari bullyan teman-temanku.

        Aku dan Dimas pun berlalu menuju kamar mandi untuk mengambil ember serta air.

       "Nih lu yang bawa." Suruh Dimas seenaknya memberi seember air padaku.

       "Loh kok gue sih?" Tanyaku tak terima.

       "Nih, gue yang nyiram dan lo yang bawa ember nya? Adil kan??" Ujar Dimas
  
       "Nggak adil!! Harusnya kan cowok yang harus bawa yang berat-berat. Jadi, lo yang bawa ember. Dan gue yang nyiram. Kalau nggak, gue laporin lo ke BK biar berkali lipat hukuman lo!! Karen lo udah nyuruh-nyuruh orang seenaknya!!" Ancamku.

        Dimas mendengus kesal.

       "Bawel. Yaudah sini gue yang bawa." Ngalah Dimas.

       Aku tersenyum simpul, kemudian kami segera menyiram tanaman.

        Ketika aku sedang mengambil air dari ember, tiba-tiba aku melihat sosok cowok yang aku sukai.

IF I SAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang