CHAPTER 7

26 14 6
                                    

Author pov

Di tengah kesibukan teman-teman kelasnya yang sedang bergotong-royong membersihkan kelas. Wulan malah asik dengan dunianya sendiri. Sedari tadi Wulan terus-menerus senyum-senyum sendiri sambil mengigit bibir bawahnya.

"Woy! Lo kenapa sih, senyam senyum sendiri?" Tanya Ella salah satu teman kelasnya. Tetapi, Wulan tak hiraukan pertanyaan temannya itu.

"Biarin aja. Dia emang suka gitu. ORANG GILA MAH BEBAS!" ujar Tiara menekankan 4 kata terakhirnya.

Wulan tetap sibuk dengan pikirannya sendiri. Sesekali ia berteriak kegirangan. Entah jin jenis apa yang sedang merasukinya.

***

Di lain tempat, atau di lain kelas, tepatnya kelas 7A.

Dimas and the geng's sedang asiknya bermain COC.

"Heh, lo berempat. Yang laen pada bersih-bersih, kalian malah asik main hp. Gue laporin ke BK lo semua, biar hp kalian si rampas! Kalo kalian masih mainan, gue gak segan-segan buat laporin kalian SEKARANG!!" Ancam salah satu teman kelasnya.

"Yayaya". Jawab Dimas malas, diikuti 3 kawannya.

***

Masih pada waktu yang sama.

Terlihat dari kejauhan 2 orang kakak kelas memakai jas biru Osis, memasuki kelas 7D.

"Assalamualaikum " . Salam kakak kelas tadi.

"Waalaikumsalam ". Jawab serempak para penghuni kelas 7D.

Kakak kelas tadi kemudian menyuruh tas para siswa, untuk diletakkan di depan kelas. Setelah itu, tas mereka di cek satu persatu untuk diperiksa isinya. Ya, hari ini ada razia hp. Untungnya, hari ini tidak ada yang membawa di kelas 7D. Karena di sekolahnya dilarang keras membawa Hp ke sekolah kecuali jika ada ketentuan.

Setelah selesai di periksa masing-masing tas mereka, kemudian dua kakak kelas tadi berlalu menuju kelas 7C, 7B, dan terakhir 7A.

*sebelum 2 kakak kelas masuk ke kelas 7A*

"Woy woy! Hari ini ada razia hp mendadak!", ujar Fahri teman geng's Dimas.

"Hah?!", Dimas dan kedua temannya lantas terkejut dan kebingungan.

"Gimana nih?", tanya Fahri was-was.

"Gue punya ide". Jawab Dimas santai.

Dimas berjalan menuju belakang kelasnya. Ia mengambil kotak tisu tak terpakai dan meletakkan Hpnya di dalamnya. Ketiga temannya yang melihat pun, ikut menaruh Hpnya di dalam kotak itu.

"Pasti aman", ujar Dimas.

"Kita mah cuman ikutan lo doang", ucap Fahri.

***
Wulan pov

Ku lempar saja tas ku diatas kasur, dan sepatuku dibawah keranjang tempat tidurku.

Capek, itulah kata yang tepat untuk keadaan ku sekarang.
Bosan, itulah kata yang tepat dalam benakku sekarang.

Masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka, itulah kebiasaanku setelah pulang sekolah. Setelah itu, ku rebahkan tubuhku diatas kasur empuk ku.

Ku tutup mataku sebentar, kemudian kubuka kembali. Mataku tertuju pada benda persegi panjang berwarna ungu dengan layar kaca. Handphone ku, itulah maksudnya.


hmm..sama sekali nggak ada notif, batinku.

Tiba-tiba mataku langsung terbuka lebar saat melihat facebook ku di konfirmasi oleh Dimas.

Ahh~ rasanya senang sekali.

Jari-jari tanganku gatal ingin mengirim pesan ke Dimas. Setelah ku pikir, akhirnya ku beranikan diri untuk memulai chatting an dengannya.

Wulandap: Assalamualaikum
10menit kemudian...

Dimas AF: Waalaikumsalam

Wulandap: lagi ngapain?

Dimas AF: rhs

Wulandap: owh..
*read

Wulandap: tadi ada razia hp mendadak kan? di kelasmu ada yg bw gk?

Dimas AF: gk

Wulandap: owh..
*read

Hihh...dasar. susah banget buat diajak chat-an..,batinku kesal sambil menatapi gadget ku.

Setelahnya, aku turun ke bawah saat sadar akan perutku yang sedang konser minta makan.

***

Aku berjalan di koridor sekolah menuju kelasku. Dalam setiap langkah, ku tebarkan senyum cantikku ke setiap orang. Tanda bahwa aku sedang bahagia.

Setelah sampai di kelas.

"Heh! Lo kenapa? Kesambet apaan lagi lo?? Belom sembuh ya??", celetuk Tasya temanku.

Aku tetap tak meresponnya dan masih memberikan senyuman ku.

"Lo bener-bener udah gila ya..", ujar Tyas temanku.

"Buat apa sih kita nanya ke dia. Orang dari tadi ditanya, malah tetep senyam senyum sendiri. Dasar GILA!!", Tyas sepertinya sudah tak kuasa meladeni ku.

Aku tetep menebarkan senyumku dan tetap membisu.

"Woyy!!", teriak Tiara yang berusaha mengagetkanku tetapi gagal.

"Lo kenapa woy?", tanya Tiara penasaran.

"Gue? Gue lagi bahagia.." ucapkan yang akhirnya membuka mulut.

"Bahagia karena dapet arisan??", celetuk Tiara.

"Ya bukanlah.. arisan mah gue udah dapet kali bulan kemaren..", ujarku.

"Terus?? Lo kenapa??", tanyanya lagi dengan penuh rasa kepo.

"Gue lagi bahagia karena...", aku ambil nafas jeda.

Tiara meninggikan sebelah alisnya, tanda penasaran.

"Karena kemarin,,gue habis chattingan sama Dimas!!!", lanjutku dengan penuh kegembiraan.

"Trus?"

"Trus gue pengen deh rasanya nembak dia sekarang. Apa gue tembak sekarang ajah ya??", celetukku asal.

"Hah?! Gile luh, cepet banget lo nembak dia? Harusnya tuh lo pdkt gitu dulu ke dia..", ujar Tiara.

"Gitu ya? Emang sekarang ajah gak bisa ya??", tanyaku.

"Lo kemaruk amat sih jadi orang! Sabar menunggu waktu yang tepat", saran Tiara.

"Hmmm...", yang kubalas hanyalah dengungan.

Aku kembali melanjutkan mengukir senyum cantikku.

Sesekali ku hentakan kakiku karena kelewat bahagia.
Ya, aku sedang menghayal, bermimpi, berimajinasi tentang aku dengannya.
Siapa lagi kalo bukan sama Dimas?? Hahaha...

Teet..teet..teet..
Bel masuk pun berbunyi.

Aku segera menyiapkan buku pelajaran ku yang akan dimulai.

Aku tetap tersenyum-senyum sendiri hingga guruku melihat.

"Wulan. Kenapa kamu senyum sendiri? Kamu menertawakan saya ya??", tanya bu Risma membuyarkan lamunan, khayalan ku tentang Dimas.

"Mungkin dia abis menang undian sabun colek kali bu..", celetuk Tiara. Yang lain, hanya tertawa akibat lawakan Tiara yang sangat tidak lucu itu.

"Ya sudah sudah..mari kita lanjutkan kembali", ucap bu Risma.

Gue mau chattingan lagi ah sama diah hihihi..,batinku tertawa sendiri.

###
Haii kak..
Mksih bgt loh,,udah sempetin waktunya buat baca cerita ngawur ku ini...hehehe:v
Mksih jg yg udh vomment di part sebelumnya... di part yg ini, vomment jg yah!..

Tinggalkan jejak. Ditunggu vomment ny..

Mksih^_^

Brebes, Jawa Tengah
27-02-2017

IF I SAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang