#02

58 4 0
                                    

~Cinta tak bisa ditunda maupun ditahan untuk kapan datang kepada siapapun, tapi cinta itu datang tiba-tiba secara sepontan dan tidak ada yang tahu.~

Aku tak tahu harus berbuat apa, setelah memperkenalkan diri aku masih berdiri didepan tapi, Maya memanggilku untuk kembali kebarisan. Kami berdua bercerita dibarisan sambil menunggu pelatih senior datang. Setelah sekitar 10 menit menunggu pelatih itu datang, pelatih itu pria yang sudah cukup tua tapi, pria itu terlihat sangat tegas dan seram. Kami disuruh pelatih itu untuk mengabsen nama kami masing-masing, aku menulis namaku dibarisan paling bawah dengan rapi setelah aku menulisnya Maya menyuruhku untuk memberikannya ke pelatih itu. Aku pun berjalan kedepan tapi, pandanganku terhenti saat kulihat Rafael dan teman-temannya datang kearah ku dan mereka melewatiku. Mataku tak lepas melihat Rafael, rasa rindu di hatiku terobati saat aku melihatnya.

"Bila...Nabila!!!" teriak Maya membuat Nabila terkejut

"Iya...apa?" kata Nabila

"Kamu ini kenapa sih?" kata Maya setelah Nabila kembali kedalam barisan

"Aku sedang terpukau dengan pelatih kita"

"Apaan sih bil ? Masak kamu terpukan sama kakek-kakek"

"Aku terpukau karena dia mirip sama kakek aku"

"Huh....kamu ini, udah ayo kita latihan lagi"

•••

POV Rafael
Aku merasa hatiku mulai berdetak dengan stabil sejak dirimu kembali lagi disisiku. Untuk pertama kalinya sejak kepergianmu hatiku terasa damai dan tenang. Tapi, aku takut untuk bersamamu karena aku terlalu takut untuk tersakiti lagi. Bagaimana diriku jika aku, kau sakiti lagi pastilah diriku akan hancur. Aku melihatmu berdiri sambil memandangku aku merasa sangat tersiksa dan lebih tersakiti. Aku sangat ingin memanggil dan memelukmu. Oh...tuhan aku takut tapi perbuatanku ini berkata lain. Aku tak kuat lagi sejak tadi , dia terus memandangku dan membuat diriku tak lagi konsentrasi dengan kegiatanku. Aku baru semakin sadar kecantikan dan kelembutanmu itu lebih dari siapa pun, saat kau latihan rambutmu menutupi keningmu dan keringatmu bercucuran turun itu membuat dirimu semakin manis.

POV Nabila
Oh...tuhan aku rindu dia, ingin sekali aku ingin memberikan senyumanku hanya untuknya. Matanya, bibirnya dan tatapannya sangat aku rindukan. Ael sejak kepergianmu meninggalkanku aku sangat terpukul tapi, kenapa kau marah padaku saat aku bertemu dengqnmu padahal dirimu yang meninggalkanku sendiri di Medan. Aku selalu menunggu dan berharap sejak kepergianmu untuk kembali kepada diriku.

•••

Sore ini aku pulang latihan sendiri Maya sudah pulang dijemput oleh pacarnya. Aku pulang naik sepeda motorku, aku mengendarainya dengan santai dan pelan. Tapi pada saat aku mengendarai sepeda motorku  tiba-tiba sepeda motorku tidak mau hidup. Aku takut hari sudah mulai sore dan matahari pun akan berganti dengan malam, kurogoh kantung tasku kuambil handphoneku. Aku hidupkan dan ku telpon ayahku. Aku menelpon sudah 10 kali tapi ayahku tak kunjung menjawab teleponku.


"Ayah c'mon angkatlah ayah, anakmu dalam kesulitan. Okey ini terakhir kalinya aku menelpon ayah kalau ayah tak mengangkatnya aku akan berjalan mendorong motorku" Nabila pun menelpon ayahnya namun ia mengurungkan diri untuk menelpon ketika ia melihat seseorang mengendarai motor dengan cepat. Ia berpikir jika orang itu bisa dimintai bantuan, Nabila pun menyetopnya. Namun pengendara motor itu tidak menghiraukan Nabila yang menyetopnya tapi, ketika pengendara motor itu menoleh kebelakang ia berhenti dan memutar balik kearah Nabila. Namun, sekarang Nabila bukannya senang malah ia ketakutan ketika pengendara itu tepqt dihadapannya.

"Permisi, boleh saya minta bantuan kepada anda karena motor saya sedang mogok" Nabila bertanya dengan gugup dan memandang kearah orang itu

"Jadi, saya bisa berbuat apa untuk anda" orang itu bertanya

Eleh, ternyata cowok, sombong banget sih kata Nabila membatin

"Apakah anda bisa memanggilkan montir tapi kalau anda bisa memperbaiki motor saya juga boleh" kata Nabila
Sekarang cowok itu hanya diam dan cowok itu pun membuka helmnya.

"Rafael !!! Kamu kok bisa..." kata Nabila terkejut

"Ya bisalah, emang sekarang aku gak boleh bantu kamu?" kata Rafael bertanya dengan sinis

"Tidak...tidak bukan gitu, aku gak percaya kamu yang mau nolongi aku" kata Nabila

"Aku mau nolongi kamu?"

"Iya tadi kamu bilang 'apa ada yangbisa saya bantu'" kata Nabila

"Ooooo soal itu" kata Rafael

"Kamu kebiasaan kalau udah bicara yang penting pasti lupa"

"Ya udah aku akan bantui kamu tapi aku ini gak bisa beneri motor, aku akan panggil montir aja karena diujung gang disitu ada bengkel"

~kenapa kamu berbeda~ Nabila

~jangan ingakatkan lagi, aku menolong kamu karena hanya sekedar kasihan denganmu~ Rafael

TBC

Maaf seribu kali maaf ya...readers telat banget updatenya kalian masih semangat dan setiakan untuk membaca Rafael Story
Kalau gitu terus baca dan jangan lupa untuk membuat aku semakin semangat untuk ngetik jangan lupa tinggalkan vote dan comment kalian itu semua berguna untuk aku readers. Dan nanti setelah 3 - 4 part dari part ini aku privat, jadi follow aku dulu ya readers biar bacanya semakin seru.
KEEP SPIRIT

Rafael Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang