Prolog
Bunga-bunga yang bermekaran di tempat yang dipenuhi asap-asap hitam, bangunan-bangunan tua yang telah rata dan hanya menyisakan beberapa pondasi terlihat membekas. Sebuah suara terdengar dengan nada yang datar.
"Apakah kau berharap untuk mati?"
"Apakah kau mau berhadapan dengan kematian?"
"Apakah kau takut untuk mati?"
Suara-suara itu terucap oleh seorang Gadis yang duduk di atas atap bangunan rumah yang terlihat tua, dengan menggunakan Gaun hitam lengkap dengan motif salib di seluruh pakaian yang ia kenakan, ia terlihat mirip seperti seorang pendeta atau seorang Archpriest.
Gadis itu tersenyum.
Yang membuat Gadis itu menarik bukan pakaian yang ia kenakan namun melainkan tubuh dan wajahnya yang mirip boneka. Ya benar-benar mirip, jika ia tidak berbicara dan bergerak mungkin tidak ada yang tau bahwa ia sebenarnya bukan boneka.
Suasana yang hening di saat sinar cahaya bulan menerangi di setiap mata memandang.
"Akan aku katakan sekali lagi manusia!! Apakah kau berharap untuk mati? Apakah kau mau berhadapan dengan kematian? Atau apakah kau takut untuk mati?"
Kata-kata itu hanya membuat seorang pria menjadi diam membisu, seluruh tubuhnya yang dipenuhi luka terasa bergetar saat memandang wajah Gadis yang disinari oleh cahaya bulan itu.
"Kenapa kau tidak menjawab manusia?"
"Huuh...," Apakah kah kau berharap untuk mati "Aku berharap untuk mati." Apakah kau mau berhadapan dengan kematian? "Aku selalu berhadapan dengan kematian" dan Apakah kau takut untuk mati "Aku tidak takut untuk mati dan sekarang aku menginginkan kematian"
"Apa maksudmu, kata-katamu terlalu berbelit-belit, kau memang manusia yang bodoh ya"
"Ya aku memang bodoh, memang bodoh untuk meminta pertolongan kepada seorang Penghantar Roh"
"Ohh..., jadi apa yang kau inginkan bocah!?"
Sosok Gadis itu terlihat melompat dan berada tepat di depan pemuda itu dengan sebuah sabit yang berada di belakang leher pemuda itu. 1 milimeter bergerak, sabit itu sudah dengan mudah memotong lehernya.
"Bisa kau katakan apa yang kau inginkan dari Pengantar Roh sepertiku ini!!"
Bagian 1
"Mmmm......."
"Apakah kau sudah sadar, Tuan."
Berbaring dengan tubuh yang lemas, Riku perlahan membuka mata. Sepasang bola mata hitam berada dekat dengan wajahnya, rambut putih nan lurus terasa lembut menyentuh kulitnya.
"Apa yang sedang terjadi...?"
'Eh'
Perasaan bersalah mulai dirasakan Riku saat seorang Gadis kini berada tepat di atas tubuhnya. Dekat, sangat dekat jika seseorang mendorong wajah mereka bibir mereka pasti bertemu.
"Maaf.., Apa yang sedang kau lakukan?"
"Eh..ah...maaf....aku tidak bermaksud..aku hanya..aaaarhh...."
*BRAKK*
Terjatuh karena kepala membentur tiang penyanga, Gadis itu terlihat menahan rasa sakit, bekas merah di wajahnya masih meninggalkan membekas walau sudah beberapa detik telah berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light my Fire re:load
FantasySaat itu, semuanya telah berubah dan terlihat dengan jelas, kehidupan baru menggantikan kita semua. Kita mati dan seseorang mengganti hidup kita. Kita memudar dan seseorang meneruskan cerita kita, dan Inilah akhir dari segala yang kita ketahui. Namu...