Malam bergulir lambat saat aku meletakkan tas kerja beserta laptop di atas meja. Dengan lelah aku hanya terduduk menekuri diri seraya meraih ponsel dengan malas dan memulai membaca chat grup Alumni SMA.Membacanya dengan seksama dan menulis balasan, berjanji akan datang pada acara reuni SMA yang akan berlangsung pada Sabtu ini.
Tasha, sahabat SMA-ku berulang tahun saat reuni tersebut, acara reuni yang akan bertambah ramai dengan adanya acara tersebut.
Sebagai Interior Designer di Widjaya Art & Design, perusahaan sekaligus konsultan kontraktor Design Interior, pekerjaanku sangat menyita waktu hingga aku menolak diberi bagian menjadi panitia acara reuni. Alhasil, Tasha tak dapat memaksaku untuk dapat membantu terselenggaranya acara tersebut.
Meski tak terjun langsung dalam ke-panitiaan reuni, Tasha selalu meminta pendapatku mengenai berbagai hal melalui ponsel bahkan email.
Setelah mengakhiri chat dengan Tasha, aku beranjak ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri dengan cepat.
Aku tinggal di sebuah kost-an yang cukup nyaman di daerah Kuningan, Jakarta. Hanya beberapa menit bila berkendara dengan mobil menuju kantor. Pekerjaanku yang lebih sering hingga malam hari, membuatku nekat memohon pada Ayah dan Ibu untuk mengizinkanku untuk hidup mandiri, nge-kost.
Alhasil, aku mendapat izin. Namun, sesuai perjanjian dengan selalu menghubungi rumah kapan pun aku sempat. Hanya Mas Yudha yang tinggal bersama orangtua kami.
Ia adalah sosok panutan keluarga dan calon suami idaman wanita. Aku akan mencari pria seperti Mas Yudha untuk kujadikan suamiku suatu saat nanti. Setelah hubungan lima tahun dengan Mas Aryo kandas, aku belum berani menerima siapa pun.
Hubungan yang kufikir akan berakhir dipelaminan namun takdir berkata lain. Ia memutuskan berpisah dariku sejak aku bekerja di tempatku yang sekarang. Katanya, aku terlalu sibuk mengejar karir hingga melupakan dirinya. Entah itu hanya alasannya saja untuk memulai hubungan baru.
Dan kini, aku sudah berhasil move on. Sudah setahun ini aku sendiri dan belum ada yang sreg di hati.
Setelah memastikan laptop dan ponsel dalam keadaan di charge, aku memutuskan untuk tidur agar dapat bangun pagi memulai aktifitas baru di keesokan harinya tanpa makan malam terlebih dahulu.
***
Akhir minggu bergerak cepat, secepat aku dapat menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat dari biasanya. Pak Bagyo, Bos-ku, mengizinkan karyawannya yang masih single untuk pulang terlebih dahulu, dan itu suatu anugerah tiada tara yang langsung kuterima dari Bos paling bijaksana yang pernah ada.
Setelah memastikan meja kerja telah rapih, aku beranjak meninggalkan kantor dan menuju ke salah satu mall terdekat untuk membeli suatu barang untuk tukeran kado saat reuni SMA sesuai arahan Tasha.
Hari ini adalah hari Sabtu dan Tasha selalu mengejekku karena workaholic, apa daya, jam kerjaku memang sampai hari sabtu dan aku enjoy menjalaninya.
Aku kembali ke kost-an setelah aku mendapatkan apa yang terlintas dari benakku, lalu memutuskan untuk mandi agar tak terkena macet dan terlambat sampai di lokasi.
Blouse cantik berwarna putih dan skinny Jeans menjadi drees code-ku. Aku tak perlu gaun mahal hanya untuk menghadiri acara tersebut, toh blouse ini pun baru kubeli seminggu yang lalu saat keliling mall dengan Tasha. I'm in love for the first time when i saw it.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Sweetheart
General Fiction#2 Unpredictable Love Series For Adult Only Please, Be Wise.. Cover by Pinterest