Hangat.....
Satu kata itu yang dirasakan oleh Fei saat ini, pelukan yang diberikan oleh Arkan cowok yang baru dikenalnya itu begitu hangat sama seperti 'dia' orang yang pernah memberikan pelukan hangat juga kepada Fei tetapi semenjak kejadian 'itu' pelukkan hangat yang sangat disanjung-sanjungi Fei berubah menjadi pelukan yang begitu dingin.
Malahan Fei tidak ingin mengingat masa-masa bersama 'dia' dulu.Setelah merasakan kehangatan dari pelukkan Arkan membuat gadis itu-Fei terjatuh kedalam alam mimpinya. Ia merasa nyaman di pelukkan itu sampai membuatnya tertidur pulas.
Arkan yang menyadari tidak ada pergerakkan dari gadis itu-Fei melihat ke arah gadis tersebut yang ia temukan hanya sebuah mata yang tertutup dan wajah polos yang begitu tentram dan damai.
Manis juga lo, ga sia-sia gue niat nganterin lo walaupun hujan sih tapi gue dapet bonus juga, dapat modus. Cecar Arkan dalam hati dan diikuti senyuman yang terukir di wajahnya.
Hujan masih saja mengguyur jalanan tersebut, sudah berapa lama Fei dan Arkan menunggu, lebih tepatnya Arkan karena Fei masih tertidur di pelukkan Arkan.
"Yee, kapan ujan nih berenti sih, ape nunggu gue punya anak dulu baru berenti?."gumam Arkan dengan asal.
Melihat tidak ada tanda tanda hujan berhenti akhirnya Arkan menelpon sopirnya untuk mengantarkan mobil yang biasa dipakainya ke tempat ia meneduh. Tidak perlu menunggu lama, 12 menit kemudian akhirnya sopir Arkan bersama mobilnya datang. Lalu Arkan menyuruh orang suruhannya untuk membawa motornya.
Arkan menggendong tubuh Fei ke dalam mobilnya dengan hati-hati karena takut Fei akan terjaga dan membawa ke rumah untuk bersih bersih dulu karena warna kulit Fei sudah pucat. Lalu ia menancapkan gas nya menuju rumahnya.
Sampai diperkarangan rumahnya Arkan menggendong Fei lagi tanpa membangunkan perempuan itu. Baru saja ia membuka pintu rumahnya tiba tiba ia menemukam seorang wanita paruh baya yang sedang berdiri dengan gaya tangan ke depan.
"Tumben pulang cepet? ga sekalian pulangnya malam atau ga, ga usah pulang sama sekali." cerocos wanita itu-Mama Arkan.
"Yah mama, ga liat apa Arkan lagi gendong orang? cerocosnya ntar aja deh, capek nih tangan Arkan rasanya mau patah."
"Astagfirullah, Arkan kamu apaain anak orang? jangan jangan kamu udah hamilin diaa? kamu harus tanggung jawab Arkan, udah mama bilang jangan suka ketempat itu. Pokoknya kamu harus tanggung jawab kalo kamu udah ha-."ucap wanita itu terpotong oleh anak.
"Mama nih otaknya negatif mulu, ini teman Arkan mahh, dia kehujanan trus ketiduran makanya Arkan bawa kesini."
"Mama mana tau, yaudah kamu bawa aja kekamar kamu mama mau buatin susu panas dulu, inget jangan macem-macem!."ancam mamanya.
"Ga macem-macem kok ma, cuma satu macem aja."balasnya dengan usil lalu pergi menuju kamarnya.
"Dasar bocah ingusan, ga bapak ga anak sama aja, apa gue yang salah pas buat dia yah? au ah gelap."ucap mama Arkan cerocos sendiri.
Arkan meletakkan tubuh Fei ke kasurnya dan menyelimuti gadis itu. Sedangkan ia langsung ngancir menuju kamar mandi.
Maskulin
Bau itu langsung masuk ke dalam indra penciumannya. Gadis itu membuka kelompak matanya tiba tiba ia berteriakkk."TOLONGGGGGGGGG!!!!!" Teriak gadis itu dengan suara yang cemprengg.
Mama Arkan yang mendengar terikkan dari kamar anaknya langsung menuju kamar anaknya.
"Astagfirullah Arkan, udah mama bilangin jangan hamilin anak orang masih aja ban-."
"Mama udah berapa kali seih Arkan bilangin, Arkan ga hamilin anak orang"
"Trus kenapa cewek itu teriak?."
Gadis itu langsung berlari menuju wanita paruh baya tersebut dan bersembunyi di balik badannya.
"Tante bantu aku tann."
"Kamu tenang dulu tenang. Oke Arkan jelasin ke mama yang sebenarnya."
"Mama nih ga caya amat, oke Arkan jelasin, tadi tu Arkan habis mandi tapi Arkan ga pake baju, lah tu cewe kirain Arkan 'gitu' in diaa."
"Orang mana tau kalo kakak habis mandi, yaudah deh maaf."sesal Fei dengan merona merah diwajahnya.
"Untung,, lega mama dengernya, yaudah kamu siapa namanya?"sambil menatap kearah Fei
"Panggil aja Fei tan."jawabnya dengan sopan
"Yaudah Fei sekarang kamu mandi ntar pake aja baju tante waktu muda. Kamu Arkan kebawah."sambil menunjuk anak sulungnya itu.
"Ngapain ke bawah mah? enakkan di sini"ujar Arkan dengan senyuman jail
"Jangan coba coba Arkan!."ucap mamanya sambil keluar dari kamar anaknya.
"Lo mandi gih ntar sakit habis itu lo gue anter pulang." ucap Arkan lalu pergi keluar kamarnya.
Setelah selesai bersih bersi Fei keluar dari kamar Arkan menuju dapur.
"Tante maafin Fei ngerepotin aja."
"Woalah gapapa, malahan tante seneng soalnya Arkan mana pernah bawa teman cewenya kesini. "
"Makasih yah tan, satu bajunya pas banget sama aku tan."
"Itu baju pemberian dari papa Arkan waktu ngajak nge-date dulu."
"Maaf deh tan, aku rasa ga enak masa hadiah dari papa Arkan buat tante aku yang make sih."
"Yaudah gapapa siapa tau nanti kamu kaya gitu juga sama Arkan."ucap mama Arkan menggoda Fei.
"Tante bisa aja."
"Yaudah yuk kita ke ruang makan dulu habis itu kamu dianter sama Arkan."ucap mama Arkan sambil menuntun Fei ke ruang makan.
Setelah selesai acara makannya Fei langsung di antar Arkan ke rumah karena takut kemalaman. Suasana di dalam mobil Arkan sangat Awkward suasana ini lah yang tidak disukai Fei dia bingung apa yang harus dilakukannya.
"Kak?" Arkan hanya membalas dengan dehaman saja.
"Makasih banyak makanannya sama pakaiannya, btw sweaternya bsk gue kasih sama baju mama kakak."ucap Fei.
"Yaelah gpp kali sante aja."
Sampai di depan rumah Fei, Fei langsung turun kedalam rumahnya dan menawari Arkan untuk sekedar basa basi tetapi Arkan menyetujui.
Fei dan Arkan berdiri di depan pintu dan memencet bel kemudiaan keluar seorang cowok.
"Fei lo liat jam ga sih, pulang kok malem amat, nasib untung papa sama mama lagi dinas, kalo ada bisa mati lo."calerocos cowok itu.
Arkan hanya terpana menatap cowok didepannya ini.
"Bisa juga ya lo nyerocos sepanjang itu."ucap Arkan denga nada dingin.
"Loh Arkan? ngapain lo kesini?bareng adek gue?."
"Cuma nganterin doang, jadi lo berdua ade kaka ya?."
"Iye, kenapa? btw ade gue nganggur nih, minat ga lo?."tersenyum usil sambil melirik Fei
"Boleh juga tuh, kapan kapan gua ngajak adek lo jalan bisa kan."balas Arkan dengan senyuman
"Boleh banget, bawa aja adek gua ikhlas lahir bathin guaa."balas Rakha bergurau.
"Yaudah kalo gitu gua cabut dulu bro, Fei gua cabut dulu."
Selepas kepergiaan Arkan Fei dan Rakha masuk ke dalam rumah mereka. Dan menuju ke kamarnya masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
Teen FictionMenceritakan kisah seorang gadis berparas manis bertemu dengan seorang pria di sekolah barunya yang bermula karena ketidaksengajaan. Yang berlatar belakang masa putih abu-abu, masa dimana remaja yang sedang dilanda 'mabuk cinta'.