Setelah merasa baikkan Fei keluar dari ruangan yang didominasi dengan bau obat obatan itu, kakinya sekarang berjalan menuju kantin. Ia tadi dapat sms dari Ale bahwasanya teman barunya itu sedang berada di kantin.
Fei berjalan dengan gontai menuju ke kantin, sesekali iya merasakan nyeri dipergelangan kakinya itu, tapi itu tidak dihiraukannya. Yang penting ia harus sampai ke kantin karena tidak mau membuat Ale menunggu lama. Itu Fei dia tidak mau orang susah karena dirinya lebih baik dirinya susah asalkan orang lain bahagia.
Disaat yang bersamaan terlihatlah Arkan bersama teman temannya yang sedang ditepi lapangan basket. Sepasang mata Arkan tidak lepas dari objek yang dia lihat.
Kevin-teman Arkan "Udah lo jangan lo liatin kaya gitu, zina woi, ga liat noh iler lo udah keluar."ujarnya sambil menyikut perut Arkan.
"Ye anjing lo Vin, yakali iler gua keluar liatin tuh cewe."balas Arkan secara mengalihkan pandangannya dari objek yang dari tadi dilihatnya.
"Udah lo samperin gih, ga kasihan lo jalannya aja kaya gitu, kalo lo ga mau gua siap gantiin lo, mumpung cantik Ar."Ujar Daniel-teman Arkan sekaligus Playboy SMA se-antero Garuda.
Arkan langsung menonyor kepala Daniel. "Yang ini punya gua sob, yaudah gua samperin dia dulu."ucap Arkan seraya berjalan menuju gadis yang menjadi topik pembicaraannya bersama temannya tadi.
"Ngegas mulu lo Ar." Teriak Vigo-teman Arkan.
"Sikat aja Ar, mulus tuh."Teriak Abra.
Arkan hanya mebalas ucapan dari teman temannya dengan senyuman sambil mengancungkan jari jempolnya.
Arkan mensejajarkan langkahnya dengan langkah Fei, seketika itu Fei melihat ke arah kanannya. Ia terkejut mendapati Arkan-pacar taruhannya.
"Muka lo ga usah tegang itu dekat gue, udah kaya itu aja."ucap Arkan yang terdengar ambigu.
"Dasar lo, isi otaknya bokep semua."balas Fei dengan mata malasnya.
"Lah kenapa, lo negative thinking mulu nih."
"Yah kenapa gue, kan elo yg bilang 'udah kaya itu' bener dong gua."cerocos Fei.
"Iya dehh, cowo selalu salah cewe selalu benar."pasrah Arkan
"Lo mau kemana kantin kan? bareng yok."ucapnya sambil menarik pergelangan tangan Fei.
"Ga usah tarik juga kali, ga liat apa kali gue masi nyeri."
Seketika Arkan mendapatkan hidayah iya langsung berjongkok didepan Fei. Fei yang tidak mengerti hanya menatap bingung.
"Ayok naik, biar gue yg gendong lo"
"Ga gaa, gue bisa sendiri."tolak Fei mentah mentah
Arkan langsung saja mengambil posisi untuk mengendong Fei secara paksa tapi tidak kasar. Saat itu juga Fei merasakan jantungnya tidak stabil. Fei berteriak meminta Arkan untuk menurunkannya, tetapi Arkan hanya memakai ilmu besi, iya tetap melanjutkan langkah kakinya menuju kantin.
Sesampai di kantin hampir semua mata melihat ke arah Arkan yang tengah menuruni Fei dari gendongannya. Siapa yang tidak kaget melihat seorang Kapten Basket Garda dengan ketampanannya dan kenakalannya menggendong seorang murid cewek yang notabe anak baru.
Arkan tidak memperdulikan apa kata orang lain, dia langsung saja memesan makanan untuk dirinya dan Fei dan langsung membawanya ke meja Fei dan Ale.
Ale yang bingung mendekatkan badannya ke Fei dan membisikkan sesuatu "kok lo bisa kaya tadi sih?"
Fei hanya membalas dengan tatapan ntar gue jelasin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
Teen FictionMenceritakan kisah seorang gadis berparas manis bertemu dengan seorang pria di sekolah barunya yang bermula karena ketidaksengajaan. Yang berlatar belakang masa putih abu-abu, masa dimana remaja yang sedang dilanda 'mabuk cinta'.