SADRINA ANGELIA ANINDITO'S point of view.
Aku tahu ini sangat berbahaya untukku, tapi aku tidak mau terjadi sesuatu pada kak ariel..
Meskipun bisa saja nyawaku sebagai taruhannya, aku tidak peduli, yg ku pedulikan adalah keselamatan laki laki yg kini masih sangat ku cintai meskipun ia adalah kakakku sendiri..Aku berhasil lolos saat ada polisi yg sedang beroperasi untuk memeriksa kelengkapan berkendara dan syukurlah pria menyeramkan itu tidak memiliki dokumen lengkap sehingga di tahan polisi dan aku bisa meloloskan diri..
Aku mendaratkan pantatku di sova sambil menstabilkan nafasku yg nyaris hilang karena aksiku..
"Nin.. kamu kenapa?" Tanya mama yg datang membawakanku segelaa air putih untuk ku minum.
"Enggak apa apa ma.. nina tadi lelah banget makanya pengen cepat pulang.. jadi gini deh.. gerah ma" bohongku..
"Kamu habis nangis nak? Ada apa? Ceritakan sama mama?" Tanya mama meneliti setiap inc tibuhku..
"Nina nggak nangis kok ma... nina tadi di luar kena sinar.. jadi mata nina jadi panas dan berair.." bohongku..
"Ma.. nina lapar." Keluhku manja.. mencoba mengalihkan perhatian mama..
"Ya sudah.. makan yuk.. tuh devan juga lagi makan sama papa kamu" kata mama..
"Loh.. devan udah pulang ma?" Tanyaku..
"Iya.. tadi pagi mama suruh papa jemput devan.. soalnya mama kangen sama devan" ujar mama..
"Ya udah ma.. ayo kita makan sama mereka" kataku semangat..
Mama tersenyum dan mengangguk.. tangan mama merangkul pundakku dan menggiringku ke meja makan dimana memang sudah ada raja dan pangeran tampan kesayangan mama sedang menghabiskan makan siang mereka."Selamat siang papa.." ucapku..
"Siang sayang.. ayo sini cepat makan" ujar papa..
"Kak... baru pulang?" Tanya devan melirikku sedikit dan kembali asik dengan makanan di piringnya..
"Iya dev.. abisin dulu makananmu.. baru ngomong.. pipi lo yg tirus jadi tembem tuh" godaku yg dibalas senyum oleh adikku itu..
Kami makan siang bersama dan mengobrol sedikit tentang rencana papa untuk mewariskan beberapa perusahaan yg papa pimpin..
Entahlah meskipun aku merasa kasihan sama papa yg pastinya sangat lelah mengerjakan tugas tugasnya sendirian, tapi aku sungguh tidak berani menggantikan papa meskipun papa memintaku..AUTHOR'S POINT OF VIEW.
Nina, tidak berhenti untuk melanjutkan upayanya menghentikan hubungan ariel dan amelia meskipun hatinya terus saja kesakitan menerima kegagalannya sendirian..
Dia kini sengaja pergi ke rumah ariel demi untuk menggagalkan ariel..Di tengah perjalanan nina melihat sebuah mobil yg tadi hendak mencelakai ariel dan dirinya terparkir di tepi jalan..
Nina takut.. tentu saja.. mobil itu pasti mau mencelakai ariel lagi..Nina mempercepat laju kendaraannya dan dalam hitungan menit ia pun sampai di depan rumah ariel..
Dia segera turun dari mobil ketika ia melihat ariel hendak keluar dari rumahnya dengam setelan kemeja rapi.."Kak ariel tunggu.." teriak nina berlari dan membuat kakinya keseleo dan gadis itu pun terjatuh, ariel mendekatinya dan membantunya berdiri..
"Kamu kenapa lari larian nin.. kamu tidak apa apa kan?" Tanya ariel..
"Aww.. sakit kak..kakak mau ke rumah amelia?" Tanya nina..
"Iya.. ini aku sudah hampir terlambat.." keluh ariel..
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Cinta Terlarang "Tersedia EBOOK"
RomanceSequel "my Angel my wife" (Cerita lengkap hanya tersedia di versi Cetak dan Ebook.) "aku mencintai kak Ariel..." "tidak nina... ini salah.. aku kakakmu" "maafin aku kak... tapi memang seperti inilah yang ku rasakan" ...