Jembatan Layang

571 14 0
                                    

Malam ini malam jum'at...
Aku tidak takut...
Aku sedang menunggu temanku...
Cukup lama. Saking lamanya aku sampai bosan menunggunya di kamar.
Aku menunggu temanku di rumahku.
Katanya si lagi di jalan menuju rumahku.

***

Tok tok tok..
"Assalamualaikum... Le...le.."
Teriakan dan ketukan pintu membuatku buru-buru bangkit dari kasur, dan berlari menuju pintu utama.

"Waalaikum salam. "

Ceklek... "Yeh taplak! Lama bener. Sini masuk" ku persilahkan temanku ini untuk masuk.

"Ga usah ah. Sung lah kuy. Keburu makin malem"
Tangannya langsung menarik ku untuk keluar dan menemaninya,lebih tepatnya membuntutinya...

Anak ini bener-bener. Aku belum rapih,masih memakai celana pendek hawai dan kaos navy polos.
Buru-buru ku tutup pintu dan mengintilinya...

"Rapih amat ini anak. Dandan pula. Wahhhh haha tau gua" batinku.

Kami terus berjalan. Kami jalan kaki. Jaraknya cukup jauh dari rumahku sebenernya. Tapi tak ada pilihan lain slain berjalan kaki,, motorku lagi di pake ayahku.

"Kita mau kemana si!" gerutuku sebal. Karena sejak tadi temanku ini hanya sibuk dan terfokus pada handphonenya saja. Tidak memberi tahuku kemana tujuan kita.

"Udah apa le diem aja. Tar juga tau" jawabnya tak kalah sebal,tapi di akhur kalimat terlihat jelas wajahnya yang cengengesan saat baca pesan masuk di handphonenya.

"Sakit ini bocah,tawa sendirian. Gua capek njirrr. Kagak jelas kemana lagi.." tegorku. Sambil menghentikan langkah dan mulai mengacuhkan langkahnya.

"Ehhh iya iya... Kita mau jembatan layang,ketemu temen gua" sahutnya sambil menarik tanganku.
Dia mencoba untuk membujukku agar tetap menemaninya.

"Apa!? Jembatan layang?! Oh tidakkkkk. Itu adalah jembatan yang cukup terkenal angkernya. Denger-denger di jembatan itu ada penunggunya. Dan sering makan korban jiwa. Sering terjadi kecelakaan dan meninggal di tempat ... Dan dari setiap korban jiwa pasti kepalanya hancur. Dan setiap kepala di kubur di tanah kosong samping jalan itu" semua itu jadi terlintas di benakku.

"Ayo leeeee... Orangnya udah sampe"
Dia sedikit berlari menaiki anak tangga. Namun aku hanya berjalan santai.
Satu persatu anak tangga aku naiki.

Temanku sedang berbincang dengan pria yang dia maksud sebagai teman.
Katanya teman. Tapi mesra... Eleh..

Aku menjauh.. Tidak ingin menjadi obat nyamuknya mereka.. Apa lagi jadi kambing conge.

Aku duduk di pembatas jalan,di bawah pohon besar,yang tidak terlalu jauh dari mereka.hawanya beda,tidak seperti di jalan tadi. Mungkin karena dibawah pohon.

Aku memandang lurus kedepan.. Ada anak kecil,dia laki-laki. Anak itu bermain di jalan,mondar mandir menyebrang jalan. Bukannya takut ketabrak,tapi dia malah terlihat bahagia. Anak tersebut tidaklah gemuk,namun perutnya buncit,kepalanya botak.. Dan betapa herannya aku kenapa dia bisa tembus saat di tabrak kendaraan yang berlalu-lalang.... Botak? Buncit? Tuyul?! Ah masaaaa...

"Le.... Lena! Bengong aja. Sini gabung" temanku memanggilku dengan sedikit berteriak.

Ternyata dari tadi aku itu melamun... Teriakan temanku membuatku tersadar dari sebuah lamunan yang seakan nyata...

"Lu kenapa si... Tar kemasukan ah. Sini gabung". Ia menarik lenganku. Dan aku hanya berjalan pasrah...
Aku duduk di samping temanku.
Mereka mencoba menggoda ku agar tersenyum.. Tapi aku kembali terfokus pada pohon tempat aku duduk tadi.

Kali ini aku tidak sedang melamun seperti tadi... Saat ini aku benar melihat dengan jelas,anak tadi adalah tuyul. Dia berdiri dibawah pohon itu,dan tersenyum lebar,matanya tertuju pada dahan pohon di atas kepalanya.
Apa itu... Aku ikut memperhatikan apa yang ia lihat... Dan... Itu adalah perempuan berambut hitam legam,panjang rambutnya hanya sepinggang. Wanita itu tersenyum menyeringai...
Wanita itu menatapku dari ketinggian....
Di matanya seperti bioskop yang sedang memutar film. Aku melihat semua kecelakaan di jalan ini...
Para pengemudi yang mengalami kecelakaan karena berusaha menghindari anak kecil yang berlalu lalang di jalan. Dan terjadi kecelakaan.
So,penyebab dari kecelakaan itu ialah mereka. Ya mereka,wanita itu dan anak itu..

Hiii hiii hiii hiii hiii.....

Tawanya menggelegar di telingaku...

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Cerita ini diambil dari kisah nyata...
Ini jembatan jalan layang bintara yang menghubungkan bintara 1 dengan bintara 6,begitupun sebaliknya...

Maaf kalau beda pendapat n kisah yang k..
Pengalaman pribadi beberapa tahun silam.

Jangan Baca SENDIRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang