"Toilet" Mall baru

247 7 2
                                    

"Bee,aku ke kamar mandi dulu ya.."
"Iya.." jawabku singkat
Aku menunggunya di lorong toilet. Pacarku masuk kamar mandi pria.. Aku hanya diri mematung...

"Yukkk" di gandengnya tangan ku.
"Ikh kamu udah cuci tangan belum tuh,main pegang tangan aku " aku meledeknya sambil menjulurkan lidah..
"Ehmmmm" jeritku,tangannya membekap rapat hidung dan mulutku.
"Huuu enakan. Wangi loh,wangi sabun cuci tangan." jawabnya sambil menyengir kuda.

Kami berjalan dan melewati setiap toko yang ada. Dan masuk ke XXI. Aku mencari tempat duduk untuk menunggunya,dia yang membeli ticket

"Bee..." panggilnya dengan lembut.
"Apa"
"Masa tadi di kamar mandi ada perempuan aneh"
"Hah? Ko perempuan,kan itu toilet laki-laki.. Tapi apa iya. Ngapain coba,ngintip kamu apa be?." tanyaku keheranan.
"Serius oncom. Haha ga intip juga kali,dia itu berdiri di ujung toilet aja dari tadi,terus nunduk aja lagi,mematung aja,ga pindah-pindah." jelasnya
"Yaudah si biarin aja,suka-suka dia,waria mungkin"
"Iya deh iya,yaudah pegang nih,mau beli minum,mau apa? Hot coklat apa soft drink" menyerahkan ticket dan Mulai berlalu.

"Dua-duanya" jawabku sedikit berteriak.

****

"Seru ya bul film nya."
"Iyaaaa. Ganteng n keren banget lagi" sahutku penuh semangat .
"Yehhhh" soraknya dengan wajah datar. Aku hanya cengengesan.

"Bee,mau pipisss. Tapi jangan di toilet bioskop,rame"
"Yaudah cari yang di luar. Eh tapi denger-denger toilet di mall ini emang agak angker tau,kaya tadi aku kan. Masa ada perempuan. Dulu temen aku cewek juga ada yang gitu loh mbul. Sampe pingsan dia" ucapnya serius 
"Ngarang bebas kamu mah" tepisku.
"Yaudah,liat aja nanti. Ada perempuan nangis di ujung."
"Itu dia... Wait ya" aku mengabaikan perkataannya dan berlalu menuju kamar mandi.

Ada 3 kamar mandi,dengan penerangan yang minim. Tidak ada yang berada di sini kecuali aku.

Aku memilih ruang paling pinggir.

Ssstttt
"Ahhh lega...."

Kini aku berdiri depan cermin,susah untuk melihat rapih tidaknya dandanan ku. Karena ini terlalu redup. Cahayanya minim bngt.

Aku ingin ke luar. Namun langkahku terhenti saat mendengar isak tangis perempuan.
Aku takut. Karena pacarku bikin aku parno. Sekarang jadi cemen gni deh. Aku kembali fokus ke cermin,dan aku melihat ada perempuan sedang tertunduk. Rambutnya menutupi wajahnya.

Oh tuhan apa ini yang di maksud dari cerita pacarku.

Bulu kuduk ku sudah berdiri. Ingin melangkah pergi namun kaki berat sekali rasanya.

"Tolonggg..." mulai terdengar suara lemah.
"Tolong sayaaa"
Aku melihatnya dari cermin saja. Tapi tak lama aku terbawa melihat kejadian yang sebelumnya terjadi..

Perempuan ini di perkosa. Dengan kasarnya mereka menikmati tiap senti tubuhnya. Tak ada yg terlewatkan bagian tubuh manapun. Perempuan ini berusaha melawan,meronta,berteriak. Namun tidak ada yang dapat menolongnya. Dia menjerit kesakitan.
Darah segar mengalir dari pangkal pahanya. Perempuan ini terus menjerit kesakitan. Dia sudah tak berdaya untuk melawan,kekuatannya sudah habis,dia terlalu lemah untuk melawan 5pria yang tubuhnya gagah perkasa. Masing-masing mendapat giliran untuk menikmati tubuhnya,walau perempuan ini sudah tak sadarkan diri,mereka tetap menggilirnya. Tapi mereka tidak berhenti sampai disitu. setelah mereka puas,mereka mencekik wanita ini,sampai tak bernyawa. Lalu di tinggalkan begitu saja.

Aku kembali di duniaku. Perempuan yang tadi kulihat sudah tidak ada. Dan aku membasuh wajahku dengan air yang mengalir.

Entah dulunya ini gedung apa. Sampai terjadi hal seperti itu.

Tak lama ada beberapa spg masuk,dan aku pun keluar dari toilet.

"Kamu sehat?" tanyanya
"Luar biasa" jawabku datar
"Kamu pucat loh. Atau jangan-jangan kamu halusinasi karena cerita aku ya. Sampe lama gitu di toilet" ledeknya sambil cengengesan tanpa merasa salah.
"Perempuan itu memang ada" jawabku singkat dan dingin.
"Yank" di tampungnya wajahku di kedua tangannya dan di tatapnya wajahku.

Aku menatapnya secara intens. Tatapan yang dingin...

"Perempuan itu memang ada,dan aku ada di depanmuu. Akulah korban mu beberapa tahun silam" diakhiri dengan senyum yang menyeringai.

•••••

Kalau ini si kisah nyata yang lebih banyak gua edit. Biar ga flat -_-
Tapi tetap flat sepertinya.

Jangan Baca SENDIRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang