Part 2

290 30 3
                                        

[EDITED]

Di sini aku sekarang --di dalam kelasku. Aku sedang mengamati guru fisikaku yang sedang menjelaskan sebuah rumus yang ketika melihatnya saja aku ingin muntah, tetapi bagaimana lagi aku harus tetap melihatnya.

Sedangkan didepanku ada Cameron, dia tampak sangat mengantuk mendengarkan penjelasan guruku. Bahkan ia seperti ingin tidur saja sekarang ini.

"Tuan Dallas! Apakah kelas merupakan tempat untuk tidur?" Bentak guruku, membuat Cameron yang awalnya terkantuk menjadi kembali siaga. Tetapi itu hanya sementara, ia pun kembali mengantuk dan menaruh kepalanya di atas meja.

"Ayolah Ma'am, jika sekolah bukan tempat untuk tidur maka rumah juga bukan tempat untuk belajar. Jika Anda memberikan pekerjaan rumah, aku tidak akan mengerjakannya."

Wow, aku sangat takjub mendengar jawaban Cameron. Dia sangat berani rupanya, dan seketika semua teman dikelasku menatap Cameron dengan tatapan takjub, bahkan sangat terpukau. Luar biasa! Dia nampak seperti pencari perhatian sekarang.

"Baiklah jika seperti itu Tuan Dallas, Anda tidak perlu mengikuti kelas saya selama sebulan penuh ini dan sekarang, silahkan Anda keluar!" Ujar guruku dengan suara tenang dan tegas namun menakutkan, dan takjubnya lagi Cameron pun menuruti apa yang guruku ucapkan.

Dia pun beranjak pergi dari tempatnya dan berjalan keluar kelas. Wow, murid yang sangat ajaib bukan? Sangat penurut dengan perintah gurunya, dia pun sahabat terunik yang aku miliki. Meskipun jika kupikirkan, sahabatku hanya Cameron seorang.

Dan akhirnya kelas pun menjadi seperti biasa, karena guruku itu sudah memberi tatapan mengancam kepada tiap murid agar tidak melakukan apa yang Cameron lakukan tadi. Suasana kembali lagi seperti sejak awal, yaitu membosankan.
Ayolah, aku butuh istirahat kali ini! Sangat!

•••••

"Bagaimana kelanjutan kelas tadi, Char?" Tanya Cameron padaku, entah bagaimana perasaan anak ini saat ini. Ngomong-omong kami sedang duduk disalah satu bangku yang ada di kantin karena sekarang sedang waktunya istirahat.

"Masih seperti biasa, menegangkan! Seperti menaiki roller coaster yang membuatmu menangis minggu kemarin. Aku rasanya ingin segera keluar dari nereka itu, Cam! Uh... Andai aku bisa memutar waktu maka aku akan menghapus mata pelajaran tersebut." Ujarku dengan perasaan ingin membunuh guru ku tadi, meskipun aku paham bahwa dia ingin muridnya menjadi orang yang cerdas.

Cameron pun menatapku tajam karena mengatakan sebuah hal yang seharusnya tak kukatakan, tetapi setelah itu dia tertawa.

"Sekali-kali lakukan lah hal yang extreme Charlie! Jangan hanya diam pasrah menerima keadaanmu saja, lakukan sesuatu baru." Oceh Cameron padaku, sepertinya ia memberi sebuah nasihat. Namun nasihat yang seharusnya tak dilakukan murid baik-baik seperti diriku.

"Ayolah Cam, semua sudah diatur dengan baik. Aku memang sahabatmu, tapi aku tidak menyukai sisi burukmu." Jawabku menanggapi ocehan Cam.

Memang benar, aku tidak menyukai sisi buruknya. Dia adalah seorang Bad Boy dan bisa dibilang ia sering mencari masalah, meskipun sering mendapat teguran guru ia tidak akan takut jika ia dikeluarkan dari sekolah ini.

SMU ini adalah salah satu aset dari yayasan orang tua Cameron, mana mungkin ada yang berani menyeretnya keluar dari sini. Jika ada, pasti Cameron akan memberikan salam dua jari tengah pada orang itu.

Meskipun dia adalah seorang Bad Boy, tetapi ia sangat baik hati. Dia memang tidak suka berkomitmen pada sebuah hubungan khusus dengan wanita, tetapi ia selalu menghargai wanita dan tidak pernah memandang rendah seseorang.

Dangerously [2nd]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang