[EDITED]
Aku masih sama, aku hanya bisa diam saja dan bingung memikirkan semua ini.
Apakah bisa dibilang ini gila? Bukan aku, tetapi sahabat bodohku itu.
Aku ingin sekali mengajaknya pergi ke pantai atau pegunungan, tentu saja untuk berlibur. Lalu setelah itu aku bisa mendorongnya ke laut atau ke jurang, dan masalah-masalahku yang timbul karena dia akan berakhir. Selesai.
Aku merasa hina, bisa-bisa pandangan orang-orang terhadap diriku menjadi lain. Mungkin mereka akan berpikir bahwa aku sekarang sedang tidak waras, karena terlalu lama sendiri alias menjomblo hingga aku nekat untuk menjadikan seorang gadis langsung menjadi kekasihku tanpa buang-buang waktu.
Ini semua salah Cameron Alexander Dallas yang terhormat itu, orang terbodoh yang pernah aku temui. Sayangnya, mengapa ia yang harus menjadi sahabatku? Bodohnya diriku ini.
Lihatlah apa yang kami lakukan. Sungguh bodoh, gila, aneh dan sangat sangat memalukan.
Dia mengajakku untuk mengamati gadis itu, Candice. Lalu yang terjadi adalah, si bodoh itu terus membuntuti gadis itu sejak gadis itu tiba di sekolah lalu masuk ke kelas pertamanya, lalu pergi ke kantin dan lebih bodoh lagi ketika gadis itu pergi ke toilet wanita, si bodoh itu terus menunggu di depan pintu.
Kami pun harus menyamar, agar tidak merusak image kami sebagai orang tampan. Tetapi, bukannya menggunakan kacamata hitam lalu menggunakan jaket dan topi. Namun kami memakai kacamata baca dan kami mirip seperti seorang bookworm, hingga mungkin terlihat culun seperti itu.
Itu semua ide bodoh dari si bodoh yang sangat bodoh, Cameron Alexander Dallas.
Terdapat pula paksaan yang sangat memalukan, awalnya aku menolak namun dia terus memohon padaku dan aku masih saja menolak.
Tanpa tau kondisi dan tempat, Cameron pun menangis dan meronta seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya. Karena aku takut jika ia akan bertindak bodoh lagi, aku pun akhirnya mau tidak mau mengikuti kemauannya meskipun sangat berat dan bodoh.
Setelah seharian kami mengintai gadis itu, dia memberiku saran agar segera menjadikan gadis itu kekasihku karena menurut dia semakin cepat kami berpacaran dan lalu kami putus itu membuat kesempatan Cameron menjadikannya kekasih akan lebih cepat.
Jujur saja bukannya aku menolak Cameron, tetapi caranya mendapatkan gadis itu salah. Apakah dia hanya akan menjadikan gadis itu mainannya? Bukan mengetes Candice seperti perkataannya.
Cameron pasti memiliki hati, setahuku seorang wanita yang baik pasti akan mencintai dengan tulus. Jadi tidak baik jika mempermainkan wanita, sungguh tidak baik.
Beruntungnya, tadi aku berhasil mendapatkan nomor telepon gadis itu, dan Cameron menyarankan padaku untuk mengirim pesan pada gadis itu.
Aku rasa ada baiknya, menambah teman bukan? Meskipun entah dia akan menjadi kekasih pura-puraku. Tetapi nanti pasti ada hal baik di antara kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.
•••••
Cameron's POV
Aku harus lebih dulu menjadikannya kekasihku sebelum Charlie.
Awalnya aku percaya jika dia akan membantuku, tetapi setelah kuamati sikapnya hari ini dia seperti tidak rela. Aku harus segera bertindak sebelum dia mengacaukan segalanya, entahlah tapi perasaanku tidak enak.
Lebih baik sekarang, tidak perlu menunggu hari esok. Jika aku bisa sekarang kenapa menunggu lagi? Bukankah begitu?
" Cameron: Hi
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerously [2nd]✔
Fiksi Penggemar[REVISION] When your friendship's gonna break because of a girl who you love. Then, the hardest part is choosing. Your friendship or your relationship?