#4 Relakah Kau Melepasku?

14.8K 1.1K 42
                                    

Novan yang berseragam tentara duduk di dalam mobilnya. Tak lama kemudian, seorang wanita langsing yang ternyata kekasihnya, Gadis, masuk ke dalam mobil itu. Gadis terlihat cantik dengan seragam hijau pupusnya. Tasnya diletakkan di kursi belakang mobil sedan Novan. Wajahnya yang ayu terlihat kelelahan dan masam.

“Van, kamu itu kenapa sih? Masak berkas nikah kita ini kamu tinggalkan gitu aja di meja kerjamu!” urai Gadis kesal.
“Novan!” panggil Gadis sekali lagi karena Novan tak menjawab.
“Eh, kenapa By?” Wajah Gadis makin marah. Ini sudah kelima kalinya Novan memanggil Gadis dengan Byra.
“Byra lagi Byra lagi! Novan, kamu aneh ya? Berkas nikah kita kamu tinggalkan gitu aja kayak bukan berkas penting. Kamu salah panggil aku Byra udah 5 kali! Tahu gak sih? Bahkan, di depan komandanmu, kamu panggil aku Shabyra. Aku Gadis Novan, Gadis Amalia! Calon istrimu!!” bentak Gadis. Novan mengacak rambut tipisnya. Dia memandang Gadis dengan pandangan lelah dan merasa bersalah.
“Maafkan aku ya Dis! Aku lagi capek banget!” Keluh Novan malas.
“Iya, capek mikirin Byra kan? Kamu itu sebenarnya cinta gak sih sama aku? Kamu itu mau ngajak nikah siapa sih? Aku atau Byra?”
“Udahlah gak usah bikin ribut, Dis! Aku minta maaf. Aku lagi banyak pikiran,” kata Novan malas sambil membuang wajahnya ke arah depan.
“Van, sebenarnya kamu itu niat gak sih nikahin aku? Kalau masih ada keraguan di hatimu kenapa mengajakku pengajuan? Kenapa juga tiba-tiba kamu setuju kita menikah padahal aku masih bekerja dan tak mau berhenti bekerja!” tegas Gadis makin keras. Novan tak menjawab. Dia sadar telah berbuat kesalahan.
“Van! Jawab dong!!! Apa kamu menikahiku hanya karena ingin menyakiti Byra? Iya?!”
“Van!!” panggil Gadis berulang-ulang.
“Iya! Aku mengajakmu menikah karena aku ingin melupakan Byra. Aku ingin meninggalkannya dengan perasaan cinta. Seperti aku dulu!” urai Novan akhirnya. Gadis terperangah. Dia tak menyangka Novan berkata begitu.
“Aku gak nyangka kamu ngomong kaya gitu, Van! Novan, kenapa kamu permainkan aku? Lantas pacaran kita 3 tahun ini kamu anggap Van? Kamu cuma anggap aku pelarianmu saja?”
“Aku menerimamu karena aku ingin merasakan dicintai, Dis!”
“Merasakan dicintai? Jadi kamu tidak mencintaiku? Jadi, maksudmu cuma aku yang mencintaimu? Iya?” kata Gadis parau. Matanya telah basah oleh air mata. Gadis menggoncang-goncang tubuh tegap Novan.
“Maafkan aku Dis!” kata Novan pelan. Gadis menangis sejadinya.
“Aku takkan pernah memaafkanmu karena aku tak mau menerima ucapan terima kasihmu. Sampai kapanpun itu!” kata Gadis sesak setelah selesai menangis.

Dia berusaha tegar dan menyadari apa yang tengah terjadi padanya. Memang selama ini, dia merasa Novan tak dalam mencintainya. Hanya Gadis yang merasakan cinta yang indah.

“Jadi, kamu minta putus?” tanya Gadis. Novan hanya diam tak menjawab. Dia menyandarkan kepalanya ke setir mobilnya. Dia tak menyangka akan menyatakan isi hatinya ini.
“Pantas kamu tak pernah lagi memanggilku 'Sayang'. Apalagi setelah kamu bertemu dengan Byra. Kamu selalu aneh dan sering gagal fokus padaku. Ternyata semua karena Byra” kata Gadis hancur.
“Maaf Dis. Aku udah berusaha menghindarinya. Aku udah berusaha menghapus dan melupakannya. Bahkan, aku berusaha melampiaskan dendamku. Tapi, hasilnya...”
"Kamu tetap cinta dia? Iya? Iya!" Bentak Gadis tak tahan lagi. Novan hanya mengangguk lemah. Dia memang tak bisa lagi berbohong.
"Lupakan dia, Sayang. Lupakan seperti yang kamu lalukan 10 tahun ini. Van, panggil aku Sayang! Sayang! Aku calon istrimu, Van! Aku calon istrimu! Aku! Gadis Amalia. Dokter Gadis Amalia! Aku, Novan!! Akuu!!!” teriak Gadis parau.

Dia kembali menangis sejadinya. Novan tak tahu lagi harus berbuat apa. Hatinya tak lagi tergerak. Hatinya merasa bebas setelah mengatakan perasaannya. Anehnya, dia tak ingin memeluk Gadis yang tengah menangis. Berbeda dengan ketika dia melihat Byra yang menangis.

Pertengkaran mereka sore itu diakhiri dengan sobekan berkas pengajuan nikah menjadi kertas kecil-kecil. Gadis telah menyobek semua surat pengajuan nikahnya itu. Surat yang seharusnya diberikan ke KUA, dihancurkan oleh Gadis karena pernikahan mereka dianggap batal. Gadis tak lagi mau menikah dengan Novan. Dia tak mau bersanding dengan lelaki yang menyimpan wanita lain di hatinya.
💙💙💙
Byra terlihat kacau dengan rambut yang tak lagi terawat. Wajahnya juga tak secerah biasanya. Matanya sembab karena banyak menangis. Bibir dan hidungnya merah karena tangisnya. Sore itu dia hanya termenung di pinggir jembatan di dekat rumahnya. Dia menjadi tak karuan. Dia tak lagi doyan makan. Dia juga lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah karena rumah hanya membuatnya sesak.

Terjebak Kenangan (Completed)//NoveletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang