Lirikan mata itu bisa memotong kertas. Tajam. Bias matanya bisa membekukan air. Dingin. Tangan mungil itu hanya dilipat bagai origami yang rusak. Kesal dan amarah tatkala melihat lelaki yang dicintainya melukai dengan sadar.
“Van, maksudmu apaan ngajak mantanmu?” tanya Gadis keras di dalam mobil. Keduanya berhenti di depan Byra yang hendak masuk ke mobil Novan. Byra mengurungkan langkahnya karena dia merasa tak enak.
“Aku cuma mau bantuin Byra saja, Sayang. Aku kasihan. Biar dia bisa liburan juga. Aku yang memutuskan untuk berteman dengannya. Apa salah?”
“Iya salahlah! Dia mantanmu! Kalian putus juga karena dia gak cinta kamu, bukannya kamu yang gak cinta dia! Sayang, kamu sadar gak sih? Kamu udah nyakitin aku!”
“Maafkan aku Sayang, aku cuma mau berteman saja. Byra sudah seperti adik buatku!”
“Mana ada dari mantan jadi teman, terus teman jadi adik. Novan kamu terlalu naif. Kamu gak jelas! Kamu pilih ajak dia atau gak jadi prewedd!”ancam Gadis marah.
“Ya udahlah. Aku kan sudah menurutimu untuk foto prewedd. Kamu juga harus bisa toleransi dong. Kamu harus mau turuti mauku. Aku mau ngajak Byra, hanya sebagai teman. Gak lebih!” jelas Novan.Wajah Gadis pias. Dia hanya bisa mengalah. Bagaimana lagi, dia sudah memaksa Novan untuk mau foto prewedd dan Novan sudah menuruti itu. Maka Gadis hanya bisa menerima keinginan Novan yang memberatkan itu.
“Masuklah, tunggu apalagi, By?” tanya Novan sambil membuka jendela mobil di sebelah Gadis. Gadis hanya menekuk-nekuk mukanya sambil membisu. Dia tak berkata apa-apa lagi daripada rencana hari ini gagal.
“Aku gak jadi ikut deh, Kak. Bekas lukaku sakit” kata Byra berbohong. Novan turun dari mobilnya dan memeriksa wajah Byra yang terlihat pucat.
“Kamu gak apa-apa? Biar diperiksa Gadis ya?” tanya Novan. Byra menggeleng pelan. Gadis hanya melirik cemburu. Mengapa Novan tak secuek biasanya jika bersama Byra?
“Tolong periksa Byra, Dis!” kata Novan. Byra mencegah tangan Novan.
“Masuklah ke dalam mobil!” kata Gadis dingin.
“Aku tak bawa alat-alatku. Mungkin luka itu sakit karena pasien jarang bergerak dan butuh liburan!” lanjut Gadis kesal. Byra menunduk. Dia hanya pasrah ketika Novan memapahnya ke mobil.
“Bukannya biasanya dokter itu harusnya siap siaga ya? Siapa tahu nanti ada yang terluka,” sindir Novan pelan.
“Novan Sayang, kita itu mau prewedd. Aku gak ada rencana untuk mengobati siapa-siapa! Lagian ini kan mobilmu, bukan mobilku. Semua alatku ya di mobilku lah!”
“Gimana kalau aku yang terluka? Masak kamu gak ada rencana mau ngobati aku?” tanya Novan lagi.
“Sayang…” kata Gadis yang terpotong oleh wajah datar Novan.
“Oke maafin aku” lanjut Gadis pasrah. Dia malas bicara lagi. Dia tak mau makin merusak harinya ini.Akhirnya, mereka berangkat menuju cottage milik keluarga Novan di Pulau Seribu. Di sepanjang perjalanan tak banyak percakapan yang terjadi. Byra memilih diam dan menikmati pemandangan sepanjang jalan. Dia juga asyik menikmati aroma parfum Novan yang khas sejak dulu tak pernah digantinya. Byra sangat suka dengan aroma itu. Dia masih ingat, parfum itu selalu menempel di seragam safari coklat milik Novan. Dia biasa memakainya untuk bertemu Byra kala izin bermalam saat di pendidikan beberapa tahun yang lalu.
Lalu, Byra mendadak iseng dengan kehidupan Novan di dunia maya. Apakah dia banyak berubah atau tetap seperti dulu? Dia asyik membongkar jejaring sosial milik Novan yang dipenuhi rayuan dan sapaan dari para wanita. Namun, tak satupun komen wanita itu dibalas oleh Novan. Dia memang sangat cuek dan jual mahal jika sudah memiliki pasangan. Diam-diam Byra merasa iri pada Gadis yang saat ini menjadi wanita Novan.“Dis, minta permennya dong. Tenggorokan kering nih” kata Novan pelan. Lantas Gadis mengaduk-aduk isi tasnya. Dia kecewa karena tak membawa permen kesukaan Novan.
“Duh, aku gak bawa Sayang” keluhnya pelan.
“Ini Kak. Kebetulan aku punya” kata Byra pelan sambil menyodorkan permen yang sudah terbuka bungkusnya itu pada Novan. Sama seperti kebiasaannya beberapa tahun yang lalu.
“Makasi ya, By. Kamu masih ingat aja kalau aku suka sama permen mint rasa apel”kata Novan pelan. Gadis melirik Byra. Byra langsung menunduk tidak enak. Dia harusnya sadar bahwa dia itu seolah tak ada di sini.
“Iyalah, mantan kok. Masak gak ingat!” seloroh Gadis. Novan dan Byra hanya diam.
“Ah, bikin haus aja kamu nih, Dis!” kata Novan.
“Ya udah nih minumnya!” kata Gadis sambil memberikan Novan sebotol air putih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Kenangan (Completed)//Novelet
RomantizmBalikan sama mantan? Kayak ga ada orang lain aja! Tapi gimana kalau waktu yang kembali menyatukan? Masih mau menghindar? Gak bisa move-on, karena cintanya kedaleman 😂 "Gak bisa ya kita berteman?" -Ltt. Novan Rahardika, perwira AD, 30 th- "Aku ga be...