Day 1

23 1 0
                                    

Note : Lupa kabarin :v
Jadi, Academynya Neo itu ber- Asrama yah :v
Di inget! Jgn cuma di baca :v

The Broken World to Fight
- Prolog -

Hari mingu pagi, waktu yang tepat untuk ku bermalas malasan tanpa membawa beban.

Hari ini, aku dapat dengan bebas meringkuk di dalam selimut dan di atas kasur kesayanganku.

Kesayangan. Kenapa?? Tak boleh?? Itu bukan urusan kalian :v

Back..

Namun, hari ini ternyata sangat parah! Kenapa?? Ada yang mengganggu waktu bermalas malasku.

Siapa?? Tentu saja adik kembarku, Nea, yang sekaligus teman sekamarku. Nea menarik selimutku,

"NEO! INI SUDAH PAGI!! KAU HARUS PERGI HARI INI!! "

Teriak Nea yang dapat membuat telingaku hampir lepas itu sambil menarik selimutku.

Hmm..

Eh?

Pergi ke mana btw?

Ini hari minggu kan??

Dan Nea melanjutkan teriakannya,

"SEBELUM KAU KENA HUKUMAN DARI PAK RAHMAT!! ATAU KAU MEMANG MAU?!"

HAH?!

PAK RAHMAT?! GURU KILLER ITU?!

Dengan segera, ku berlari ke kamar mandi, tidak lupa sambil membawa handuk, dan bergegas mandi yang tak lebih dari 5 menit (mandi bebek :v)

Aku sebenarnya tidak takut dengan Pak Rahmat, guru ter- killer se-academy.

Kenapa?? Karena ia tidak segan segan membunuh muridnya yang melanggar aturan atau janjinya (sadis bener tuh guru :v)

Yah, aku takutnya karena hukumannya yang bakal ia berikan kepadaku secara VIP, SAMBAL.

1 kata yang paling aku benci. Yap! Aku benci dengan sambal! Melihatnya saja sudah bisa membuatku muntah, apalagi mencium aromanya!

(NOTE : Maap untuk para readers. Author tak bermaksud begitu :v namun hanya itu yang bisa author lakukan agar cerita menarik :v readers jangan marah ya?? Walau sebenarnya author paling suka, sangat suka dengan sambal :v)

Back Again..

Dan hanya membutuhkan waktu 10 menit untukku selesai bersiap siap. Dan hanya butuh waktu 5 menit untuk ku berlari dari Kamar Asarama menuju Academy. Walaupun orang biasa butuh waktu 15 menit untuk kesana, tempatnya terpisah dan memang jauh :v

_________________________________________

"Neo! Kau masih kurang cepat! " teriak Pak Rahmat yang akibatnya hampir sama dengan Nea, bisa membuat telingaku lepas.

"maaf! " pintaku, ytaku kena Sambalnya :v. Pak Rahmat dah siap dengan SAMBAL nya di saku celananya :v.

Dengan sigap, ku mengulang lagi. Hingga berjam jam berlatih, ku boleh kembali ke kamar untuk beristirahat.

Dan yang menggangguku. Ketika berjalan ke gedung kamar asrama, sepertinya ada yang mengawasi dan mengikutiku.

Karena takut terjadi masalah, ku segera saja berjalan cepat ke gedung nya. Namun, saat berada di depan gedung, ia tetap mengikutiku. Dan akhirnya berakhir ketika aku masuk ke dalam gerbang.

Wew, hari ini sungguh melelahkan. Aku bahkan hampir tak bisa bernapas tadi kecuali di bantu oleh Nea.

"Neo! Apa kau capek?? " tanyanya khawatir ketika aku sampai di kamar.

Aku menggeleng tanda aku tak capek. Walaupun sebernarnya aku sangat capek.

Nea hanya melototiku. Wew, jujur, itu sangat menggangguku, wajah manisnya (cie :v) yang tak cocok dengan penampilannya yang, sedikit menyeramkan, melihatku seperti itu, sangat tak cocok.

"Apa benar tak capek? "

"Ho oh" aku pun mengangguk.

"Mau makan? "

"Tak perlu, tak apa"

"Kalau minum? "

Ah, lama lama menjadi sedikit menyebalkan! Aku pun hampir, yap hampir berteriak,

"Nea! Aku tak apa! Jangan khawatirkan aku! Kau khawatirkan saja minumanmu yang tumpah karena khawatir padaku! "

Aku menunjuk minuman di meja belajar Nea yang memang tumpah.

Eh? Aku bahkan tak sadar kalau Nea pernah meminumnya..

Jika aku menjelaskan detil nya, itu seperti bukan minuman, karena itu gerak sendiri. Itu seperti makhluk atau mungkin racun cair yang berfungsi seperti ingin membunuh orang, sepertinya.

Eh?? Nea, membuat racun untuk membunuh orang??

Nea dengan penampilan yang super imut (mungkin :v), yang aku percayai, ingin membunuh orang??

Aku pun tak percaya, ku lihat ia berlari panik sambil bembereskan minuma—ah, bukan, Racunnya yang tumpah.

Dan pandanganku mendadak kabur.

Ada apa ini?? Aku sangat pusing, sangat sangat pusing.

Dan entah kenapa, pandangan ku benar benar sangat kabur, dan aku mulai terjatuh, dan dengan tak sengaja menabrak tiang kasur yang memang ada dibelakangku.

Namun ku tak peduli, karena aku harus memfokuskan pandanganku kembali.

Namun terlambat, dan terakhir kali aku melihat Nea tersenyum sinis.

Tersenyum sinis.

Lalu pandanganku benar benar hilang.

Semua nya menjadi hitam.

Hitam gelap.

Aku pingsan.

- Day 1 End -

Pojok Cerita :

Yap! Day 1 dah selesai '-')/

Seru?? Gk?? Maap deh :v
Pendek?? Iyah, soalnya memang lagi gak sempet..

Di day 2 bakal di panjangin deh :v

Wokeh~
Sampai jumpa di Day 2~

Happy Reading n Enjoys~

— Salam, Sapi Naga '-')

The Broken World to FightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang