'ganteng ya dia, masa sih aku jatuh cinta, tapi kalo dia udah punya istri gimana... duh koq kepikiran dia terus sih' batin Amira.
***
sepertinya hati Amira tengah berbunga-bunga. bagaimana tidak?, setelah dia sampai ke kantor bukannya kena marah karna terlambat, tapi dengan baiknya Dimas menawari Amira untuk sarapan bersama.
eitsss....
sebenarnya bukan karena itu,
ya jelas saja hati Amira tengah berbunga wong tadi ketemu pangeran bengkel ganteng.pangeran bengkel ganteng ??
duhh..duhh.. pikiran Amira sepertinya sudah mulai ngawur . makanan yang dipesannya tadipun bukannya dimakan malah dia aduk-aduk saja, dan membuat Dimas hanya geleng2 kepala dibuatnya.
---
"apa-apaan ini?" gumam Dimas seperti kesal dengan melempar sebuah map yang berada di tangannya.
"sekertaris tolong panggil nadya ke ruangan saya SEKARANG" ucap Dimas langsung menutup sambungan teleponnya.
Sekertaris yang dihubunginya terlihat kaget saat sambungan telepon dari bosnya itu diputus begitu saja.
"ada apa ya, tumben pak Dimas seperti ini." gumamnya. diraihnya telepon dan mengetikkan nomor yang akan terhubung ke ruangan Nadya."selamat pagi mbak nadya, di panggil pak Dimas ke ruangannya sekarang ya mbak. terimakasih." sekertaris itupun menutup sambungan teleponnya.
Dengan langkah pasti Nadya menghampiri ruangan Dimas
"permisi, pak Dimas memanggil saya." ucap Nadya tanpa basa-basi
"iya, silahkan duduk!" ucap Dimas
"baik pak." ucap Nadya
"Nadya, kamu tentu ingat kan perkataan saya sebelum saya menerima kamu bekerja di kantor ini?" ucap Dimas seraya
memperdekat pandangannya ke arah Nadya."iya pak memangnya kenapa?" tanya Nadya seakan tak mengerti.
"saya tidak akan segan-segan mengeluarkan karyawan yang tidak PROFESIONAL dalam bekerja, kamu ingat?"
"i...iya pak" Nadya menunduk
"saya benar-benar tidak mengerti ada apa sebenarnya kamu sama Amira, semenjak Amira bekerja disini kinerja kerja kamu jadi menurun Nadya. tapi saya mohon, jangan pernah kamu libatkan urusan pribadi ke dalam pekerjaan." ucap Dimas dengan tegasnya.
Ternyata disaat yang bersamaan Amira tengah berjalan ke ruangan Dimas dan tak sengaja mendengar semua perkataan Dimas. jelas saja itu membuat hati Amira gelisah. Apalagi alasan Dimas marah pada Nadya karena dirinya, dirinya yang bekerja di perusahaan Dimas.
bukannya masuk Amira malah betah berdiri di depan pintu ruangan Dimas. percakapan Nadya dan Dimaspun selesai setelah Nadya minta maaf dan Dimas meminta kepada nadya agar tidak melakukan lagi kesalahan yang sama.
ketika Nadya membuka pintu didapatinya Amira sedang berdiri disana, sedikit kaget namun Nadya mencoba tidak mempedulikannya. Nadya pun beranjak tak ingin lama-lama dia berpapasan dengan Amira. Amira hanya mematung memandangi sosok Nadya yang perlahan menghilang dari hadapannya.
'aku janji Nadya, aku akan membuat semuanya seperti dulu lagi, aku janji' batin Amira
---
Hari sudah mulai sore, Amira segera bergegas meninggalkan kantor. Entah kenapa hari ini Amira merasa sangat lelah. mungkin karena motornya
mogok atau karena masalah tadi di kantor. Entahlah, tapi Amira benar-benar merasa penat hari ini.karena motornya yang mogok Amira harus pulang naik angkutan umum. lama berdiri Amira tak juga mendapatkan angkutan umum yang menuju ke arah rumahnya. kekesalan tak bisa ia pungkiri
"menunggu itu melelahkan." gumam Amira
"apanya yang melelahkan?" suara seseorang yang tengah menghampiri Amira
sedikit kaget Amira menoleh ke arah suara, dilihatnya Dimas dan Nadya tengah menghampirinya.
"eh pak Dimas.." ucap Amira sambil mengusap tengkuknya.
Amira benar-benar malu karena lagi dan lagi Dimas harus mendengarnya berceloteh sendiri.Dimas terkekeh ketika melihat rona merah di pipi Amira. Dimas tau kalau wanita didepannya ini tengah berusaha untuk menutupi rasa malunya.
"udah..udah..itu pipi gak usah merah gitu kali!" ucap Dimas berusaha menggoda Amira. kontan saja membuat pipi Amira semakin merah menahan malu.
Nadya yang sedari tadi berada di samping Dimas merasa risih dengan keakraban mereka berdua. Rasanya ingin sekali dia pergi dari tempat itu saat ini juga.
"maaf pak Dimas, kalo gitu saya pamit pulang ya pak" ucap Nadya yang sedari tadi memang menemani Dimas.
"loh tadi katanya mau temenin saya cari kado, gimana sih kamu ini?" tanya Dimas heran.
"iya maaf sekali pak, ada urusan mendadak!" ucap Nadya berbohong
'maaf pak mungkin bukan saat ini saya bisa temani pak Dimas' batin Nadya
Nadya segera melangkahkan kakinya menuju parkiran, padahal tadi ia bersemangat sekali untuk menemani Dimas. tapi Amira memang berhasil menjadi mood breaker bagi Nadya, lihat saja ketika melihat Amira, sudah dipastikan 360° suasana hati Nadya seketika itu juga akan berubah.
Amira menghembuskan nafasnya kasar. dia tau, sangat tau kalau sebenarnya Nadya tak ingin lama-lama berdekatan dengannya.
---
To be continue
see you next part
jangan lupa vote & coment nya ya.bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Takkan Keliru
Fanfictionamira adalah seorang janda muda yang harus berjuang untuk merawat mamanya yg tengah trauma. pertemuannya yg tak sengaja dgn dimas membuatnya mendapatkan pekerjaan.. entah kenapa amira memutuskan untuk memulai hubungan dengan richo.. dan tanpa amira...