BAB 1. Putus

866 29 4
                                    

Hari mulai beranjak petang, Elliot masih enggan untuk hanya membuka knop pintu kamarnya, bahkan sedari tadi malam hanya minum yang terasupkan ke dalam bibir merahnya tersebut. Suasana hatinya sedang kacau lantaran kejadian tadi malam.

Flashback

"I am only one call away, i'll be there to save the day..." suara ponsel elliot berdering saat ia tepat keluar dari kamar mandi dengan hanya lilitan handuk berwarna putih dengan rambut yang masih tampak basah.

"Iya mom, kenapa ?" sapa elliot karena melihat ponselnya bertuliskan nama 'Mommy'

"Assalamu'alaikum" sapa mommy-nya

"hehe, iyaa mom. Wa'alaikumussalam" jawab elliot salah tingkah

"Gitu dong, baru anak mommy. Gimana kabarnya sayang ?"

"Baik mom, ini baru selesai mandi. Mommy gimana kabarnya ?"

"Mommy seperti biasa, sehat tapi akhir-akhir ini mommy sibuk sayang, ngurusin ibu-ibu PKK RT ni, bikin pusing."

"Elliotkan udah bilang dari awal, jangan diambil mom, tawarin dari bu RT yang nyuruh mommy jadi ketua PKK, kan jadi gini. Yang penting mommy jangan sampai sakit ya, kalau ada apa-apa kabarin elliot, jangan nyetir sendiri ke kantor mommy, suruh pak Dadang aja yang nyetirin" Jawab Elliot yang khawatir dengan mommynya. Hal ini dirasa elliot wajar, karena dia dari kecil selalu dengan mommynya tanpa ada orang kedua yang bernama ayah yang dia kenal dari kecil. (Gak usah, diungkit disini ya, nanti bakal ada chapter sendiri kok untuk menjelaskan sosok ayahnya elliot). Elliot paling khawatir kalau mommynya sakit sedangkan dia gak ada di sisi mommy

"Iya sayang, mommy bisa jaga diri kok. Ohiya, Angel kemarin kesini sayang nyariin kamu. Kamu emang gak bilang kemarin balik ke surabaya 3 hari lalu ?"

Mampus! Elliot lupa mengabari pacarnya akan keberangkatannya ke Surabaya 3 hari yang lalu. Dia sadar betul bagaimana dulu marahnya Angel ketika Elliot tidak menghubunginya ketika kepulangannya ke surabaya 2 tahun yang lalu. Ya, Elliot dan Angel sudah berpacaran selama hampir 5 tahun, ketika bermula pada saat perkuliahan di semester 6 di salah satu universitas terbaik di depok. Sebenarnya sudah lebih dari berpacaran sih karena kedua orang tua Angel dan mommy Elliot sudah saling kenal dan mengetahui hubungan mereka, bahkan Elliot pernah datang ke orang tua Angel untuk melamar Angel namun ditolak oleh Ayah Angel yang menyarankan kalau Elliot bekerja sampai mapan dulu. Teringat diseberang masih tersambung dengan mommynya.

"Astaga, el lupa mom. Ya udah ya mom, el matiin dulu. Bye mommy, muach"

"Haha, kamu ini. Baru 27 tahun tapi udah lupa gitu ngabarin pacar. Okee, baik-baik disana ya sayang, sering-sering kabarin mommy, mommykan kangen"

"Iya mommy, Assalamu'alaikum"

Wa'alaikumussalam" putus sang mommy, dan setelah itu segerah elliot menelpon seseorang dari ponselnya yang bertuliskan 'honey'

Deringan tuuut, tuuut, tuuut, terdengar dari ponsel elliot yang menandakan ponsel elliot tersambung ke nomor pacarnya, cukup lama elliot menunggu sampai terdengar suara wanita.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan..."

"Arrgh, ayo dong honey angkat telponnya" gumam elliot sembari mengulang menelpon sang pacar sampai kedua kalinya masih tidak diangkat. Elliot sedikit kesal karena biasanya pacarnya tidak biasanya tidak mengangkat ponselnya di sabtu pagi karena setahu elliot, sabtu pagi Angel tidak ada kesibukan dalam artian kebiasaannya hanya selalu di rumah saja. Lalu, diulanginya untuk ketiga kalinya dan menunggu sampai terdengar suara wanita itu lagi.

"Nomor yang anda hubungi tidak menjawab, silahkan tinggalkan pes...."

"Waduuuh, benarkan Angel ada tapi gak angkat telpon. Marah besar nih nyonya besar. Arggh. Mesti ngapain nih gua" Elliot bergumam sendiri sambil bolak balik karena bingung mesti ngapain. Kalau udah bingung begini, dia selalu minta saran dengan sahabatnya di kantor, Beni salah seorang Manager Administrasi. Segera dia menghubungi Beni. Tidak lama bagi Elliot menunggu hingga terdengar suara lelaki yang cukup berat diujung sana.

"halo, kenapa el ?" angkat Beni

"Ben, Angel kayaknya marah nih sama gue" sosor Elliot tanpa basa basi

"Lah, kenapa bro ? baru juga 4 hari yang lalu lu tinggal. Seingat gue, lu kemarin cerita adem adem aja sama si do'i"

"Nah, karena gue tinggal itu Ben, Angel marah sama gue. Lantaran gue gak bilang kalau balik. Mampus gue. Lu tau ndirikan gimana Angel kalau marah"

"Iya, gue tau. Terus lu mau ngapain sekarang ? Minta saran dari gue ?" Beni tahu betul gimana marahnya Angel waktu 2 tahun lalu, Elliot tidak mengabari kepulanganya ke Surabaya. Sampai tidak mengangkat telpon dari Ellot hingga semua kontak Elliot diblokir baik nomor ponsel, media sosial sehingga Elliot harus balik lagi ke Jakarta untuk meminta maaf dan menuruti kemauan Angel dalam 1 hari penuh.

"Iya Ben, Apa gue balik ke Jakarta lagi aja dulu ya ? buat minta maaf kayak dulu ? Ah, si Angel bikin gue pusing"

"Hmm, menurut gue juga gitu El. Sekalian lu beliin barang kesukaannya biar gak marah besar tuh nyonya besar. Lagian lu betah-betah aja sama si Angel. Haha"

"Yaelah Ben, kalau gue udah sayang susah buat ngelepasin. Lagian gue udah jalan 5 tahun bro" jawab Elliot

"iya iya. Ya udah, buruan gih sono pesan tiket, masih bisa ikut keberangkatan jam 11.20 WIB nih ke soetta"

"Iya, thanks fellas. Gue ke bandara dulu ya, setdaknya gue malming sama pacar juga, hehe" Balas Elliot sambil tertawa kecil

"Kalau dapat, hahaa" balas Beni sambil tertawa cukup besar

"Kupret emang lu, ya deh. Thanks Ben" sembari menutup ponsel. Selanjutnya diambilnya tas jinjing yang ukuranv kecil serta dimasukkannya 2 helai baju, 1 celana jins, 2 celana dan alat-alat pembersih diri maupun pengharum. Segera diceknya tiket melalui agensi perusahaannya untuk keberangkatannya ke Jakarta. Biasanya manager melalui agensi travel dari perusahaan dapat diskon cukup besar, lumayan hemat ongkos pikir Elliot. Cari mencari, ankhirnya dapat juga untuk keberangkat pukul 11.15 hari ini. Dan jam sudah menunjukkan pukul 09.15. buru-buru dia ambil kunci mobil dan keluar dari apartemennya menuju basement. Sampai di basement, segera dihidupkannya mobilnya dan meluncur menuju bandara Juanda.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Elliot hingga sampai di terminal 1. Tepat pukul 10.30 dia telah check in dan sedang menuju ke waiting room. Selama menunggu, dia mencoba menghubungi kembali nomor Angel, masuk namun tidak diangkat. Elliot semakin dibuat risau dan gundah gulana jadinya, dia bingung kenapa Angel mesti bertingkah seperti ini dikarenakan masalah yang menurut Elliot cukup sepele.

Terdengar suara mikrofon yang menandakan untuk keberangkatan tujuan Jakarta telah diperbolehkan untuk masuk ke dalam pesawat, namun Elliot seperti biasa, masuk diurutan terakhir, karena dia tidak suka berdesak-desakan dan mengantri. Sudah tidak mengantri fikirnya lalu dia masuk ke dalam pesawat dan duduk di kursi yang bersebelahan langsung dengan jendela. Dilihatnya orang disebelahnya kosong dan paling pinggir terdapat cowok berbaju kaos warna hijau dan muka yang ganteng dengan body yang tegap. Tampan dan atletis juga nih anak, fikirnya. Tidak terlalu tertarik untuk menilik lebih lanjut dan setelahnya terdengar suara pramugari yang menandakan untuk bersiap-siap karena sebentar lagi akan lepas landas.

"Angel dan Jakarta tunggu gue" lafal Elliot yang bahkan dia tidak tahu dan mengira Angel sedang apa dan nantinya akan terjadi sesuatu hal yang besar bagi dirinya.

-Surabaya, 25/02/2017

14:26 WIB

SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang