Semilir angin yang sejuk dan menyegarkan menerpa wajah seorang gadis manis yang sedang tertidur di hamparan padang rumput hijau. Pemandangan yang indah seperti dalam lukisan.
"Eng ... umm ..." Di tengah proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang sedang dilakukan gadis itu, sebuah serbuk bunga yang nakal masuk ke dalam hidungnya dan menimbulkan reaksi yang normal akibat sesuatu yang asing masuk ke dalam tubuhmu. "Ngh ... ha-hatchuu!!"
Begitu membuka mata, manik karamelnya menatap hamparan padang rumput yang tiada ujungnya, dihiasi oleh beberapa bunga segar di beragam tempat secara acak. Langit biru serta awan putih yang seperti salju. Benar-benar cuaca yang indah.
"Aku ... dimana?" Gadis itu kembali kepada suatu kesimpulan setelah puas mengagumi alam sekitarnya.
Ya. Sekarang dia tidak tahu sedang berada di mana. Memang di daerah Kerajaan Ruby terdapat hamparan padang hijau yang luas, namun untuk mencapainya diperlukan waktu setengah hari menggunakan kereta kuda. Sedangkan ia sama sekali tidak mengingat pernah berkunjung ke tempat ini selain dua bulan yang lalu saat sedang piknik bersama putri tunggal dari Kerajaan Coral yang merupakan sahabat baiknya.
Gadis itu mencoba untuk tenang dan mengingat-ingat kenapa ia bisa sampai ke sini. Hal terakhir yang diingatnya adalah dia yang menangis di dalam bantalnya dan memutuskan untuk mencuci muka di kamar mandi, tapi setelah itu semuanya menjadi terang.
"Ah! Aku ingat! Pintu itu!"
Sebuah pintu dengan ukiran-ukiran aneh yang meliuk-liuk menghiasinya. Berwarna dasar putih dengan liukan berwarna keemasan. Ia tidak menyadari sebelumnya kalau pintu kamar mandinya berubah wujud menjadi pintu yang tidak ia ketahui sebelumnya.
"Pokoknya sekarang aku harus mencari bantuan." Gadis itu bangkit dari tempatnya berbaring tadi. Tanpa tahu kalau di belakangnya juga ada seseorang yang beranjak berdiri.
Buk! Punggung mereka saling bertubrukan ringan.
"Ma-Maaf!" ucap gadis itu refleks.
"Ti-Tidak apa-apa. Aku tidak tahu kalau-"
Pandangan mata mereka bertemu. Terdapat cahaya di masing-masing iris. Bersinar-sinar seakan-akan menandakan ketertarikan masing-masing.
"A-Anu, Anda ... siapa ya?" Gadis itu berusaha tetap sopan. Mau bagaimanapun, ia seorang putri.
"Ah aku? Aku hanya seorang ksatria kok. Namaku ... Boboiboy," Laki-laki itu menyebutkan namanya.
Boboiboy ... Gadis itu sepertinya mengenal nama itu di suatu tempat.
"Senang bertemu denganmu, Boboiboy. Namaku ... Hanna." Gadis yang memperkenalkan dirinya sebagai Hanna itu tersenyum manis. Dan sudah secara naluriah laki-laki kalau melihat gadis cantik yang tersenyum ke arahnya akan merasa gugup.
"A-Ah, senang bertemu denganmu juga, tapi kurasa sekarang bukan waktunya untuk berkenalan."
"Kamu benar. Aku tiba-tiba terbangun di sini setelah masuk ke dalam pintu aneh."
"Pintu aneh ... kalau diingat-ingat aku juga mengalami hal yang sama." Boboiboy manggut-manggut sendiri.
"Jadi sekarang kita harus bagaimana?"
"Ah, aku jadi teringat pada game RPG yang biasa kumainkan bersama temanku," Boboiboy mengingat kembali memorinya bermain game yang sama dengan pangeran dari kerajaan Emerald yang merupakan teman baiknya. "Kalau seperti ini, kita harus menuju Starting City atau Kota Permulaan."
"Kota? Memangnya ada kota di sini? Sejauh mata memandang hanya ada padang rumput tiada ujung lho?"
"Setidaknya, kita harus coba mencarinya dulu kan?" Boboiboy nyengir lebar. "Seorang ksatria sepertiku tidak akan pernah duduk diam saja menanti nasib! Jadi, kamu mau ikut atau tidak? Bahaya juga kalau seorang gadis, apalagi gadis cantik sepertimu untuk tetap sendirian di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Door of Midnight
FanfictionKalau aku tidak menemukan pintu itu pada malam hari, mungkin aku tidak akan pernah bertemu denganmu ... Kingdom!AU -Boboiboy and friends- -Hint BoYa & FaYi-