Fajar mulai menyingsing. Sinar matahari menembus melalui celah gorden. Lonceng besar di tengah kota pun ikut berbunyi, turut membangunkan seluruh penduduknya untuk kembali memulai aktifitas mereka.
"Ngghh ..." Hanna bangkit dari kasurnya, ralat, kasur penginapan yang sejak semalam ia tiduri karena ia telah terseret ke dunia paralel atau juga dunia fantasi secara misterius oleh sebuah pintu yang juga keberadaan dan tidak jelas asal-usulnya.
"Ternyata semua itu memang bukan mimpi." Hanna menghela napas panjang. Dimulai dari rencana perjodohan sepihak dari ayahnya hingga ia menangis sampai malam, lalu saat ia ingin mencuci wajahnya di kamar mandi, tahu-tahu setelah itu terbangun di hamparan padang rumput yang luas bersama seorang laki-laki bernama Boboiboy yang baik hati dan berkatnya pula malam tadi ia bisa tidur di penginapan ini dengan aman. Gadis itu jadi sedikit merasa bersalah karena sudah membohonginya.
Ya, gadis itu pernah berbohong tentang satu hal.
***
"Pagi, Hanna! Tidurmu nyenyak?" sapa Boboiboy saat Hanna keluar dari kamarnya.
"Eh? U-umm." Hanna mengangguk cepat. "Se-Sekali lagi, terima kasih untuk bantuanmu, Boboiboy. Berkatmu aku-"
"Ah, sudahlah. Tidak usah terlalu dipikirkan. Dibanding kamu, orang ini malah tidak tahu berterima kasih semalam." Boboiboy tertawa renyah sambil menunjuk Gopal.
"Maaf maaf." Gopal menggaruk-garuk belakang kepalanya sambil nyengir lebar. "Habis semalam dingin sekali dan kamu tahu? Aku butuh selimut untuk dapat tidur nyenyak."
"Padahal lapisan perutmu setebal itu dan masih belum cukup?"
"Hei, kamu tuh ngeledek ya?" ucap Gopal sambil melirik Boboiboy yang tengah cekikikan. "Ngomong-ngomong sarapan hari ini apa?"
"Hei, hei, jangan lupa kalau kamu menumpang di kamarku, jadi jatah sarapan pagi ini harusnya hanya untukku dan Hanna." Boboiboy mengingatkan.
"Eh? Yaahh ..."
"Tapi aku tidak sekejam itu kok," Boboiboy melanjutkan sambil tersenyum simpul. "Baiklah, untuk hari ini aku akan mentraktirmu. Tapi jangan lupa, kalau aku berada di keadaan yang sama, jangan abaikan aku ya."
"Terima kasih lagi, Boboiboy! Kamu memang sahabat-!"
"Stopp!! Jangan peteng aku pagi-pagi gini! Nanti aku jadi tidak nafsu makan!"
"Huh, tahu aja."
"Jadi itu memang niatmu yaa! Sini kamu!" Boboiboy langsung mengejar Gopal yang sudah ambil langkah seribu, meninggalkan Hanna yang tertawa kecil di tempatnya berdiri.
***
"Fang, kamu benar tidak makan?" tanya Ying sedikit tidak enak.
"Jangan khawatirkan aku, Tuan Putri. Makan saja sarapanmu. Aku akan mencari toko senjata untuk mengasah pedangku."
"Berhentilah membuang uang untuk hal seperti itu! Lebih baik kamu pergunakan untuk mengisi perutmu dulu. Ingat, kamu sudah tidak makan dari semalam?"
"Hal seperti itu kamu bilang?" Fang mengulang kalimat Ying. "Hal yang kamu anggap remeh dan tidak penting seperti mengasah pedang atau mempertajam senjata itu bisa menjadi kesalahan fatal apabila aku tidak melakukannya sebelum berhadapan dengan marabahaya yang bisa datang kapan saja. Kita berada di dunia yang belum pernah kita tahu sebelumnya, dan kita tidak tahu hal apa yang bisa mengancam kita disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Door of Midnight
FanfictionKalau aku tidak menemukan pintu itu pada malam hari, mungkin aku tidak akan pernah bertemu denganmu ... Kingdom!AU -Boboiboy and friends- -Hint BoYa & FaYi-