Chapter 5 : Pirasat Buruk Sasuke

14K 1.2K 24
                                    


Di dalam sebuah hutan terdapat sebuah mulut gua yang merupakan pintu masuk menuju suatu terowongan bawah tanah. Di setiap penjurunya terdapat beberapa pohon sakura yang sedang bersemi merindangi keteduhan hutan itu. Hutan ini sering disebut oleh warga sebagai Hutan Sakura. Letaknya tepat diujung selatan Negara Awan sebut saja Kumogakure.

Mungkin bagi siapa saja yang baru pertama kali kesana akan takjub melihat pemandangan itu, namun faktanya adalah hutan itu merupakan tempat yang harus dihindari menurut warga yang tinggal disekitarnya. Karena terdapat isu bahwa sudah ada beberapa penduduk yang telah mencoba masuk kedalam hutan namun mereka tak pernah kembali.

Hutan itu di penuhi dengan genjutsu namun belum diketahui jelas apakah genjutsu itu berasal dari energi alam yang dikeluarkan oleh pepohonan sakura disana atau genjutsu yang telah diciptakan oleh seseorang yang berada disana. Namun menurut gosipnya lagi, hutan itu ditinggali oleh seseorang yang tak pernah diketahui jati dirinya. Namun warga meyakini bahwa selama ini yang menculik para gadis adalah seseorang yang tinggal disana. Gosip itu di kuatkan dengan adanya bukti bahwa para gadis yang telah diculik itu ditemukan sudah tidak bernyawa di pinggiran hutan sakura oleh beberapa pekebun yang tidak sengaja melewati hutan tersebut.

Kembali ke mulut gua itu, saat seseorang berjalan memasuki terowongan yang terhubung ke sebuah ruang bawah tanah. Disisi sepanjang dinding gua dipasang obor-obor menyala namun tak begitu menerangi kegelapan didalamnya. Orang itu melangkah perlahan dan tiba didepan sebuah pintu. Saat ia membukanya nampak seorang gadis cantik yang tengah duduk diatas sebuah kursi dengan tangan diikat. Namun kecantikannya terlihat memudar jika dilihat dari penampilannya yang sekarang. Rambutnya yang diikat satu kebelakang itu berantakan tak terawat, mata sayunya terlihat sembab, dengan bibir mengering.

Ia terlihat sangat ketakutan ketika pria itu mendekatinya. Gadis itu bergidik ngeri tepat saat pria itu berhenti tepat dihadapannya, kemudian mencengkram wajahnya keras dengan satu tangannya.

"Biar kita tes apakah kau orang yang tepat?" ujar sang pria.

Pria itu tetap pada seringainya kemudian mulai mendekati kearah wajah gadis itu.

Sang gadis hanya menggeleng kepalanya kuat dengan sisa tenaga yang ia miliki. "Lepaskan aku! Ku mohon." Air matanya menetes deras, mengalir membasahi pipi serta lengan pria yang mencengkram wajahnya.

Dengan pengabaiannya terhadap rengekkan gadis itu, sang pria malah menempelkan bibirnya kasar pada bibir gadis itu. Ia menciumnya dalam hingga mata gadis itu mesti terbelalak menahan ciuman kasarnya. Dipaksanya gadis itu untuk membuka mulutnya dengan menggigit bibir bagian bawah agar ia bisa memasukan sesuatu kedalam mulut gadis malang itu. Kemudian sebuah cahaya muncul dari dalam kerongkongan sang pria, merambat masuk kedalam mulut gadis itu menuju kerongkongan. Didorongnya kasar oleh pria itu cahaya berbentuk bola kecil dengan lidahnya agar sang gadis menelannya. Seketika pria itu melepaskan ritual ciumannya dengan kasar.

"Kita lihat apakah kau cocok dengan benih itu?" ucap pria itu datar, dengan nada mengerikan.

Mata sang gadis melotot, napasnya sesak, ia berteriak sangat kencang bahkan ia pun harus terbatuk-batuk merasakan sesuatu yang memaksa masuk melewati tenggorokkannya. Ia merasa tercekik dan mulutnya mulai mengeluarkan darah. Sungguh gadis itu tak tahan menahan rasa sakitnya sampai harus terjatuh dari posisi duduknya. Dan menempatkannya terbaring di atas lantai dengan tangan yang masih terikat.

Pria yang sedari tadi memerhatikan itu hanya diam dan menatap dingin tepat seperti tatapan seorang pembunuh yang berhasil menikam mangsanya. Tak lama tidak terdengar suara lagi dari sang gadis yang tergeletak tak berdaya. Dengan mata yang masih terbuka dan urat yang keluar disekitar leher hingga rahang. Lalu pria itu berjongkok memajukan jarinya kedepan hidung gadis itu.

"Tidak bernapas," batinnya. "Sepertinya bukan yang ini, lagi?"

Ia lalu berdiri namun wajahnya terlihat sangat kesal. "Harus berapa banyak lagi gadis yang harus aku dapatkan? Aaargh!"

Dia menggeram marah mengacak poni coklatnya yang tergerai dikedua sisiwajahnya. Pria itu menendang kursi tak berdosa yang ada didepannya. Kemudian ia beralih menuju sebuah lemari kaca diujung ruangan. Didalamnya terdapat beberapa peralatan medis yang tersusun rapi. Di ambilnya sebuah kotak persegi panjang yang tak terlalu besar ukurannya. Ia meraihnya lalu membuka kotak itu hingga menampakan sepasang mata yang permukaan dalam kotaknya dilapisi kain putih. Mata berwarna merah dengan pupil yang dikelilingi tiga titik tomoe. Tepat disamping sepasang mata itu terdapat sebuah gulungan kecil yang berisikan sebuah jutsu terlarang tentang cara penggunaan mata itu. Ia meraihnya dan menatap tepat kearah gulungan.

"Secepatnya aku harus mentransplantasikan mata ini ke dalam mataku agar aku bisa mencapai tujuanku. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku tak ingin ada kesalahan fatal saat melakukan oprasinya. Terlebih lagi tulisan digulungan ini akan hilang jika telah sekali dibuka dan dibaca isinya. Aku harus menemukan seseorang yang benar-benar teliti dan berbakat. Orochimaru-kah? Huh, manusia aneh itu tak akan mau melakukannya jika itu tak menguntungkan baginya."

Ia mulai berpikir lagi, barangkali ada seseorang yang ia tahu atau ia ingat.

"Huh, ninja medis di Kumogakure? Siapa? Tak ada yang menonjol. Sannin-kah? Tsunade-sama?" Seketika kedua alisnya terangkat disusul seringaian pada bibirnya. Ketika sebuah ingatan terlintas dibenaknya lalu ia tertawa sekencang-kencangnya hingga menggema keseluruh ruangan. Tawa yang sangat ganas dan menakutkan. Tak lama tawanya mulai memudar menampakkan sudut bibir yang amat datar serta tatapan yang sangat dingin.

"Hm? Senang mengenalmu, Sakura."

*****

Disebuah penginapan, Sasuke yang sedang tertidur lelap tiba-tiba terbangun tanpa alasan. Matanya terbuka lebar dengan keringat mengucur disekitar dahinya.

"Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak?"

Sasuke berdiri menuju jendela kamar lalu menggesernya. Ditatapnya angit malam yang menampakan bulan purnama, diringi helai rambut yanh  menari ditiup oleh angin musim semi, bersamaan menusuk kulitnya memberi sensasi dingin. Di mata Sasuke tampak ada sebuah kecemasan juga kekhawatiran yang bersarang disana.

Sasuke merasa aneh.

"Aku harus cepat mencari tahu siapa yang dimaksud oleh orang-orang dibar waktu itu? Besok akan mulai mencari informasi mengenai hal ini. Entah kenapa aku merasakan firasat buruk."

TBC...


.
.
.
.
.

Terima Kasih bagi yang sudah membaca fic ini..
Jika ada kekurangan dalam fic ini silahkan di kritik ya agar saya bisa membenahi fic2 saya ke depannya.
Pokoknya Arigatou ^^

SUNRISE DI MUSIM SEMI | SASUSAKU FF✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang