Menyebalkan

114 0 0
                                    

" Kak Lula!" Teriak bocah laki-laki itu sambil berlari menuju pintu rumah setelah mendengar suara mobil datang. Ia pun membuka pintu tersebut dan memberikan senyum termanis kepada guru bela dirinya itu. " Selamat datang guru" sapanya riang " Silahkan duduk dulu, mommy ada di dapur" terang Justin.

Lula pun duduk di kursi yang menghadap pintu rumah. Sedangkan Justin memilih duduk bersebrangan dengan Lula.

" Hm, tampaknya kau senang sekali aku datang." Ucap Lula dengan raut muka yang kurang enak dipandang. Terdapat kantung mata yang cukup besar berwarna hitam yang menandakan bahwa ia kurang tidur.

" Tentu dong! Jadi aku punya waktu yang banyak untuk mengerjaimu kakak cantik, tapi pendek. Hahaa...." tawanya menggema diruang tamu.

" Aku sekarang dapat percaya bahwa kau memang keturunan keluarga yang menyebalkan. Enggak keponakan, enggak om sama aja, sama-sama menyebalkan." Celoteh Lula sehingga ia tidak menyadari bila ada Valda di belakangnya.

" Mommy dengarkan, barusan guruku ini mengejek Justin. Katanya Justin sama sama menyebalkan dengan uncle Sham" Ucapnya seraya memasang wajah imutnya pada Valda dan diam - diam memberikan senyum liciknya pada Lula. Lula melihat senyum licik itu merasa bahwa ia dalam bahaya, ia pun segera menolehkan kepalanya ke belakang. Ia sangat terkejut melihat Valda ada dibelakangnya. Mampus, sebentar lagi aku akan ditendang keluar. Belum juga lima menitan duduk udah disuruh angkat kaki. Batinnya. Valda menghampiri Lula dan duduk disebelahnya. Sedangkan Lula sudah gugup menanti tindakan Valda kepadanya.

" Memang iya, Justin sangat menyebalkan. Sama seperti uncle Shamnya itu." Ucap Valda ringan sambil tersenyum kepada Lula. Ia meletakkan nampan yang berisikan teh hangat.

Reaksi Valda barusan sangat berlainan dengan ekspetasinya. " Mrs. tidak marah? Karena aku barus-"

" Tidak, aku tidak marah. Buktinya aku tidak mengusirmu bukan. Perkataanmu memang benar Lula. Mereka itu memang menyebalkan. Aku saja dibuat darah tinggi bila mereka berkomplotan mengerjaiku." Curhat Valda. Justin tak bisa berkutik, ia kalah telak karena mommynya itu sedang bersekutu dengan gurunya, Lula. Dan ia hanya sendiri. Andaikan uncle Sham udah bangun. Batinnya sedih.

" Hei! Kau belum mandi. Cepat mandi sana. Sebelum mommy mengajak gurumu ini berbelanja, bukannya melatih mu dan unclemu Sham" titah Valda kepada Justin. " Oh iya, uncle mu sudah bangun?" tanya Valda ketika Justin akan bergerak dari duduknya.

" Belum mommy, tadi aku sudah berusaha membangunkan uncle, tapi memang dasarnya uncle itu kalau tidur seperti kerbau. Susah untuk dibangunin" ujarnya sambil berjalan menjauh dari ruang tamu. " aku mau mandi dulu, mommy aja yah yang bangunkan uncle" pintanya.

Valda hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Sedangkan Lula hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Justin. Beberapa menit Valda dan Lula tak ada yang membuka pembicaraan. Dan akhirnya Valda lah yang memcahkan kesunyian diantara mereka.

" Ee... gimana yah?" Ucap Valda ragu.

" Gimana apanya Mrs. ?" Tanya Lula bingung

" Jangan panggil aku Mrs. Panggil saja nama, biar lebih akrab." Pinta halus Valda pada Lula.

"begini Lula, sebenarnya aku juga tak enak merepotkan mu. Tapi ini urusan yang penting." Terangnya dengan wajah cemas cemas harap. "Sebentar lagi aku akan kembali ke rumah sakit menjaga putriku. Apakah kau tak keberatan bila aku tinggalkan kau dengan mereka?"

"Apakah kau tidak takut, aku ini kan orang yang baru kau kenal." Jelas Lula cepat setelah mendengar perkataan Valda

"Aku tidak mungkin mempercayakan mereka jika aku tidak mencari dahulu biodatamu" ucap Valda keceplosan

" jadi... kau juga sama sama menyebalkan yah." Ucap Lula jengkel.

" Uups! Maaf." Mengacungkan jari telunjuk dan tengah membentuk Vis.

" Baiklah, lagipula telah telanjur." Kata Lula setengah hati dan mengambil minumnya.

" Ku anggap kau setuju. Di atas meja telah aku siapkan sarapan untuk kalian." Valda pun berlari untuk mengambil tasnya di meja makan.

" Anggap saja rumah sendiri." Saat Valda menggapai gagang pintu, tiba tiba saja Lula bertanya padanya.

" Kau tak akan lamakan? Sebelum jam tiga sore aku harus ke rumah sakit untuk bekerja sebagai cleaning service." Jelas Lula

Bukan jawaban yang Lula terima, tapi hanya cengiran yang ia dapat. Valda bergegas membuka pintu dan berteriak " Aku gak janji" setelah itu terdengar deru mesin mobil yang berjalan menjauh.

" Mommy, Kak Lula, aku sudah keren nih pakai baju jiu jitsu! Ayo kita latihan!" Justin datang ke ruang tamu dengan bersemangat. Tapi seesampainya di ruang tamu ia tak melihat mommy-nya. " Kak, mommy mana?" Tanya ajustin serayamenolehkan kepalanya ke sisi kanan dan kiri ruang tamu.

" Mommy mu pergi ke rumah sakit. Jadi kakak yang menemani mu disini sementara." Ucap Lula dengan menekankan kata sementara.

" Ya sudah ayo kita latihan. Tunggu apalagi? Latihan.. Latihan!" Ujar Justin bersemangat sambil menarik tangan Lula menuju taman di belakang rumah. Aduh.. cari alasan apa ya? Sebenarnya gue malas ngajarin nih bocah. Batin Lula sambil tetap menahan dirinya di kursi tamu.

Ah, si kampret kan belum bangun. " Justin, unclemu kan belum bangun jadi kita tunda dulu yah latihannya sampai uncle mu bangun." Pinta Lula halus sambil melepaskan tangannya dari tarikan Justin.

"Kakak aja yang bangunin, sedangkan aku mau sarapan dulu." Tawar Justin yang masih setia berdiri di hadapan Lula. Seakan akan ia bisa membaca pikiran Lula ia pun mengancam akan..,

" Jangan-jangan, ini hanya akal akalan kakak aja biar gak ngajarin aku bela diri" Duga Justin benar

" E.. Enggak kok!" Jawab Lula tersendat " Siapa juga yang mau ngakalin kamu. Seperti kurang kerjaan aja." Sergah nya yang sedikit nyolot

Dengan santainya Justin berkata, " Memang, memang kakak kurang kerjaan kok. Bleeee!" Ejeknya kepada Lula dengan cara menjulurkan lidah. Dan sedikit menjauh, berjaga jaga agar ia tak ditangkap oleh Lula.

" Iihhh! Nyebelin banget sih. Kalau gitu aku gak mau ngajarin kamu." Lula pun pura pura merajuk dan mengancam Justin.

" Ya udah, kalau gitu aku akan gangguin kak Lula selamanya" " Toh, mommy juga ada biodata kakak. Jadi mempermudah ku untuk datang setiap saat ke rumah kakak dan berkenalan dengan ibu kakak. Pasti oma akan senang bermain dengan ku." Ucapnya

Nih bocah licik juga, ia akan melakukan apapun untuk menggapai kemauannya. Kalau ibu tahu aku bisa bela diri jiu jutsu. Bisa habis aku.

" Kok ngancam sih!"
" Kak Lula yang mulai"

" Ok! Kita latihan, tapi kamu bangunin uncle mu dulu sana." Suruh Lula seenaknya

" Kakak aja sana, aku mau sarapan. Ngomong dengan kak Lula itu menghabiskan tenaga ku tahu." Justin pun berjalan ke arah ruang makan. Sedangkan Lula mengekorinya dengan wajah menahan emosi.

" Kamar uncle Sham ada di lantai dua, paling ujung sebelah kanan, pintunya berwarna cokelat." Ucapnya dan ketika ia menoleh ke belakang, " Loh, kok ngikutin aku sih! Hus sanaa! Bangunin uncle." Usir Justin.

" Iya.. Iya!" Jawab nya nyolot.

Emang tuh bocah, sikap nyebelinnya iu loh! Bikin naik darah aja. Sabar, sabar Lula. Loe harus jaga emosi loe. Kalau enggak loe bisa cepat tua.
Ucap Lula pada dirinya sendiri.

Ketika ia sampai...

Sampai jumpa!
Hahaa..


May Be I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang