capter 4

83 22 3
                                    

Aku pergi untuk mengambil kemeja yang tergantung tinggi dan untuk mengambilnya aku harus menggunakan tangga. Saat aku udah cukup tinggi untuk ngambil tu kemeja menggunakan tangga yang sudah ku naiki. Nggak sengaja kaki ku terpleset dari tangga, sehingga aku terjatuh, tapi kok aku nggak merasakan sakit dari lantai seperti ada yang memegang ku... Saat kulihat?

************************************

Kubuka mata ini dengan secara perlahan karena rasa gugup dan takut dan kulihat.....
Aaaaaaaaa.........( Dalam hati)
ternyata yang membopongku adalah Stevan, orang yang sangat ku benci. Kami berdua saling bertatap muka, disitu posisi kami sangat cute bagaikan di filim-filim seperti ala britni style. Tetapi itu semua pecah gara gara aku berteriak sekencang kencangnya dihadapan Stevan hingga ia memincingkan kedua matanya.

" Woi bisa nggak jangan teriak kali bisa tuli gue karena lo." Stevan balik teriak.

" Aa....gimana gue nggak teriak lo aja ngendong gue, sekarang cepat turunin gue." Aku meminta diturunin.

Selesai aku bicara meminta untuk diturunin, dengan spontan Stevan melepaskan gendonganya yang membuat ku terjatuh kelantai dan bukan main sakitnya luar biasa. Aku berdiri dengan emosi yang meluap sambil memutar mutar pinggangku dan mengelus pinggang ku.

" Aduhhh sakit banget, kenapa lo turunin gue sakit tau nggak sih." Aku marah marah ke Stevan.

" Ya... Lo mau diturunin kan, ya gue turunin dong." jawab seenak jidatnya.

" Tapi nggak dijatuhin gitu juga kali dasar orang gila." Kata ku tak mau kalah.

" Yeee... Bukan bilangnya terimakasih udah dibantuin malah marah marah, gak ada sopan santun Lo sama pelanggan." Jawab Stevan yang sedikit kesal.

" Iya, iya... makasih udah tolongin gue." Aku menjawab singkat sambil memutar bola mata karena ketidak ikhlasan.

Setelah kejadian tadi membuat kami berdua diam bak seribu kata, cuman yang ada dipikiranku adalah kenapa cowok yang gak punya perasaan ini kok bisa diciptain oleh Tuhan. Aku meliriknya sebentar begitu juga ia melirik ku dengan sinis. Kemudian aku pergi menemui via yang ada dikasir dengan maksud biar via saja yang melayaninya. Setelah aku berbicara dengan Via untuk melayani si Stevan orang gila itu dan akhinya ia mau untuk melayaninya, sedangkan aku ya... Aku hanya melihat Stevan dari kasir dengan tatapan intens karena kesal menyuruh orang seenaknya seperti kita ini babunya saja.

Ku lihat dia menyuruh Via untuk mengambil kemeja itu dengan nada tidak sopan dan Via bodohnya mau saja. Selesai diambilkan, Via langsung memberikanya ke Stevan. Dia beserta n degengnya itu melangkah menuju kasir dengan Via untuk membayar kemeja tersebut.

Stevan memberikan kemejanya ke aku dengan muka yang masam begitu juga dengan ku yang hanya melayaninya dengan perasaan penuh kesal. Setelah semua selesai, dia dan kedua temannya keluar dari butik dengan gaya lenggokanya itu. Sebelum keluar Stevan membalikan badannya untuk menatap ku dan menedipkan sebelah matanya kearah ku dengan senyum jahilnya. Melihat tingkahnya itu, kedua temanya tersenyum karena kelakuan Stevan dan mereka melenggang pergi raib hilanya waktu.

* Stevan *

Aku, Doni, dan Aldo pulang dari butik menggunakan mobilku yang terparkir tak jauh dari butik. Ku hidupkan stir mobil dan pergi dari teman sial itu.di perjalanan aku tersenyum sendiri yang mengingatkanku akan kejadian tadi karena bagiku itu lucu sekali melihat tingkah perempuan tersebut yang begitu kesal dengan ku. Di ingat ingat mukanya yang begitu merah bagaikan ikan fugu karena menahan amarah dan itu rasanya sangat lucu sekali.

" Woi kenapa lo tiba tiba ngelamun nih..." Teriak Doni yang mengagetkan ku seketika.

" Ah....nggak kok,gue nggak ngelamun cuman fokus nyetir saja." Jawabku bohong.

" Bohong... Pasti lo lagi mikirin tu perempuan yang ada dibutik tadi kan." kali ini Aldo yang menyahut.

" Apa!!! ya... gak mungkinlah do gue mikirin tu anak si pembawa sial. Melihatnya saja seram apalagi mikirinya bisa bisa jantungan gue." Aku membantah tuduhan doni

" Tapi ada yang aneh, dia bilang kalau Lo itu udah nabrak dia, apa itu benar itu Van?" Tanya doni dengan penasaran.

" Ok, gue ngaku kalau gue itu benar nabrak dia tapi itu gak sengaja dan hanya menyerempetnya sedikit saja, dianya saja yang lebay pake jatuh segala." Aku menjelaskan ke mereka berdua.

" Emang kapan kejadiannya dan kenapa nggak lo tolongin sampai sampai dia marah gitu." Lanjut Doni memberi pertanyaan.

" Gini don kejadiannya itu saat gue mau jemput kalian berdua dan sebenarnya gue mau nolongin dia tapi karena dia nggak luka parah...jadi gue tinggalin aja." Aku memberi alasan sedetail-detailnya.

" Parah lo ya Van, perempuan lo gituin." Aldo mendorong pelan bahuku.

"Ya...biarin saja, mungkin dia sengaja jatuh dari sepeda agar mau minta uang kan, sekarang itu banyak penipuan baik laki laki ataupun perempuan." Jawab ku santai.

"Hahahahahaa betul juga." tawa Doni tapi tidak dengan Aldo.

Setelah puas tertawa karena perempuan itu, kami melanjutkan pembicaraan kami dengan topik yang berbeda dalam perjalanan mobil.

* Kinan *

Karena kejadian tadi, aku harus membereskan baju baju yang diberantakan oleh cowok gila tadi. Waktu terus berputar tanpa ada perubahan sedikit pun dan akhirnya aku selesai mebereskan baju baju ini. Ku lihat sekarang sudah menujukan jam 10 malam, seharusnya kami pulang jam 8 malam tapi gara gara membereskan pakaian tadi jadi aku pulang telat.

Ku ambil tasku kemudian keluar dari butik dan tak lupa ku kunci pintu butik, setelah semua aman aku menuju ke sepeda di parkiran. Tas ku masukan didalam ranjang dan aku mulai mengengkol sepeda dimalam hari. Saat diperjalanan aku merasakan ada yang menjanggal pada sepeda ini, jadi kuputuskan untuk turun dan melihat sepeda ini, ternyata ban sepeda belakangnya kempes. Terpaksa aku harus menyeret sepeda ini dengan penuh kesal. Hari ini sangat sangat sial bagi ku, pagi pagi sudah ditabrak dan ketemu dengan orangnya. Bukanya minta maaf malah menghancurkan butik dan membereskannya sampai telat pulang rumah, ditambah lagi sepeda ku yang harus kempes. Apes benar hidup ini...

" Hari gue apes banget ya...udah ditabrak sama cowok bego,ketemu dia dibutik, kemudian pulang telat dan sekaran ban sepeda gue kempes, sial banget ya..." Aku menggerutu sendirian karena penuh kesal sambil berjalan.

malam yang cukup dingin ini banyak kendaraan yang berlalu lalang, tapi tak ada satu pun kendaraan umum yang bisa kutumpangin apalagi sekarang sudah larut malam dan Perjalan menuju kerumah pun cukup jauh, jadi hanya bisa pasrah aja untuk menunggu tumpangan.

Akhirnya aku tiba disebuah gang yang gak sempit gitu gitu amat yang konon katanya banyak preman magang disini disaat larut malam. Sebenarnya ada dua jalan menuju kerumah bibik,yang pertama yang ini dan yang kedua ada digang lain tapi jauh lagi, jadi kuputuskan lewat sini saja.

Kususuri gang tersebut dengan perasaan yang cukup takut dan penuh adrenalin. Tak lama benar saja ada preman yang lagi mabuk mabukan dekat pohon yang lumayan besar. Ku cepatkan langkahku sambil tak melihat mereka untuk melewatinya dan saat aku lewat mereka, mereka beranjak mendekatiku, dengan sepontan aku berlari ketakutan untuk menghidari mereka tapi sayang aku terlambat. Sekarang mereka sudah dihadapanku dengan mukanya yang masih mabuk mabukan.

Aduh... Apa yang terjadi dengan Kinan ya... Apakah dia bakal selamat atau tidak...?

Ayo terus kasih aku semangat dengan cara vhot dan Comennya biar lebih tahu kelanjutannya...

Tetap ikuti kelanjutannya....

Aku Memilih...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang