Capter 8

54 16 0
                                    

Belum selesai aku menjawab, notif suara heandphone telah berakhir telah menghentikan pembicaraan.

" Bisa bisa malu nih jika dia bicaranya gak benar... Gue harus berjaga jaga besok." Aku menaruh kecurigaan akan pertemuan besok.

*****************************

Setelah Stevan si orang gila itu mengakhiri pembicaraan kami, ku letakkan hp ku dimeja samping ranjang dan mulai menutup mata tapi hasilnya tidak hasil yang ku dapat tidak bisa karena pikiran ku dipenuhi dengan kejadian besok yang tidak diinginkan nantinya. Aku hanya bisa berharap agar besok tidak terjadi apa apa. Kucoba untuk menutup mata lagi walaupun masih ada keresahan dan alhasil aku datang menjemput mimpi indah.

*****

Aku melihat cahaya yang begitu terang didepanku dengan sangat putih sekali, aku berjalan dan terus berjalan hingga cahaya itu semakin menerang dan saat aku sudah sampai, ku lihat sebuah taman yang begitu indah dengan banyak pasangan kekasih yang bersenda gurau. Aku berjalan menyusuri taman tersebut untuk melihat keindahan dari taman tersebut dan penglihatan ku terhenti dengan seorang laki laki yang duduk dibangku kursi membelakangi dimana aku berdiri seperti dia menunggu seseorang. aku yang melihatnya begitu mengenalnya dari belakang tapi masih samar samar untuk menebaknya. Ku coba untuk menghampirinya dengan langkah yang cukup pelan, hingga aku tepat dibelakangnya. ku panggil dia dengan nada cukup pelan sambil menepuk bahunya yang bidang dengan pelan.

" Hey "aku memegang bahunya untuk mengetahui jati dirinya.

" Kinan akhirnya kamu sampai juga."
Lantas dia berdiri dan menghadap ku dengan senyum manis khasnya.

"Lo.......sss....sss...Stevan kan." Aku terpanjat mengetahui bahwa itu Stevan. untuk memastikan yang ada dihadapanku ini benar, aku mencoba bertanya dengan tatapan yang masih tidak percaya bahwa itu dia.

" Ia, kenapa ada yang salah...oh ini bunga untuk kamu." Ia memberikan sebuah bunga mawar merah yang sangat harum dan ranum.

Setelah ia memberikan bunganya kepadaku. Tiba tiba dia menarik tanganku untuk duduk disampingnya dan aku hanya mengikuti sambil menatap wajahnya tidak percaya akan hal ini. Aku duduk tepat disamping posisi dia duduk, wajahnya mengarah ke wajah ku hingga posisi kami saling bertatap muka.

" Kamu tau nggak, kamu itu selalu cantik sekali saat kamu muncul dihadapan ku dan membuatku ingin selalu di dekatmu terus menjaga mu hingga tidak jauh dariku." Lantas dia berkata dan aku hanya terus melihatnya dengan ketidak percayaan.

" Apa aku boleh mencium mu Kinan." Dia bertanya sambil mengepal tanganku dan seketika mata ku membulat tidak percaya dia mengatakan seperti itu.
Bodohnya tanpa sadar, dia mulai mendekati wajahnya dan aku hanya terdiam sambil menutup mata ini. Bibirnya kian mendekat, mulai mendekat, semakin mendekat hingga terasa deruan nafasnya dan..................

*****

" Aaa...........tidak, tidak, tidak ahhhh untung cuma mimpi, tapi tadi itu nyaris hampir kena." Aku terbangun dari mimpi sialan itu dengan wajah pucat dan penuh gelisah.

Ku usap keringat yang membasahi seluruh mukaku karena mimpi tadi. Kenapa aku bisa bisa bermimpi tentang dia dan rasanya aku begitu kelihatan bodoh yang hanya terdiam dengan mimpi yang menjijikan ini. Jam yang menunjukan 4 pagi dan karena aku sudah terbangun, jadi kuputuskan untuk bersiap siap sholat subuh dan berangkat kerja saja. Selesai sholat aku turun kebawah untuk membantu bibik didapur menyiapkan sarapan.

Aku Memilih...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang