Kenangan Terlupa

74.3K 533 22
                                    

18+

Di AutInternational Jakarta, aku bersama dengan sahabat sahabat ku menuruni tangga selangkah demi selangkah. Syifa, ia dipanggil oleh teman teman lelakinya, ada 4 orang lelaki

Kami menghampiri mereka. Vina, ia sibuk sendiri dengan Handphone nya. Biasa, pasti sedang chat ria dengan pacarnya yang bernama Devan.

Aku berpamitan kepada Vina dan Syifa untuk menuju lapangan terlebih dulu dan mereka mengijinkan.

Saat aku menuruni tangga, salah satu laki-laki dari mereka menghampiriku dan menghalangi jalanku. Aku bergeser kekiri, ia bergeser kekiriku. Aku bergeser kekanan dan ia pun ikut bergeser kekananku, aku menatapnya sebentar dan aku memilih diam.

Aku segera menjauhkan diri dari dia dan berlari menuju lapangan dengan menerobos beberapa siswa lain yang berlalu lalang. Dengan cepat aku menghampiri Indi. Sahabatku. Aku menggenggam tangannya dengan sangat erat.
Sesungguhnya aku takut. Ya aku takut dengan siswa laki² itu. Ia begitu menyeramkan dengan matanya yang tajam saat memandang walaupun ia Ganteng, berhidung mancung, berkacamata gaya dan juga tinggi serta berkulit kuning langsat

Selama itu, aku belum mengetahui namanya. Hingga suatu saat aku bertanya pada Syifa dan menyebutkan ciri ciri nya. Alhasil aku tau namanya. Azki. Ya itulah namanya.

Tak terasa waktu sekolah berakhir. Aku pun segera pulang bersama temanku. Kevin.

Hari berganti, aku bersiap berangkat kesekolah bersama Indi dengan sepedanya. Setelah sampai, ia memarkirkan sepedanya dan aku menunggunya didepan pintu masuk

Kami berpisah di area kantin Indi dipanggil dengan teman sekelasnya dan aku segera masuk menuju lapangan untuk tadarus bersama.

Tapi, aku menyadari ada Azki yang datang sesudahku. aku berlari dengan kencang, jujur saja Aku sangat takut, dia terlihat agresif saat bersamaku.

Dengan cepat aku berlari tapi naas, ia berhasil menangkapku dan memelukku dari belakang sambil menaruh kepalanya di samping leher kananku. Aku gemetar dan mencoba melepaskan pelukannya. Hei! Ini tempat umum dan juga banyak lagi kaka kelas yg melihat kami sedang berpelukan. Sungguh memalukan bukan?!.

Aku melepaskan pelukannya dan menyingkirkan kasar tangannya dari perutku dan meninggalkannya tanpa sepatah katapun. Aku berjalan dengan cepat. Aku masih berusaha untuk menjauh sejauh jauhnya dari Azki karna entah kenapa, setiap ada Azki aku selalu ketakutan dan merinding tentunya.

Jam pelajaranpun dimulai. Aku duduk sendiri dan ternyata Azki masuk bersama guru pengajar. Ia sekelas denganku. Guru tersebut meminta Azki untuk duduk disampingku. Dan Azki menerimannya. Aku ketakutan. fikiranku melayang tentang apa lagi yang akan dia lakukan padaku

Dalam dudukku gelisah, tangan Azki sedari tadi menggenggam tanganku karna dia duduk disebelah kananku yang berarti aku duduk dipojok.
Tangan kirinya merangkul pinggangku erat dan tangan kanannya menggenggam tanganku. Aku takut, keringat dingin sudah membasahi dahiku.

Jam pelajaranpun selesai. Aku segera melepaskan diri dari Azki dan meninggalkannya. Tapi, lenganku ditahan olehnya. Ia menatapku dengan intens. Aku tak dapat berkata apa apa dan berusaha melepaskan lenganku darinya namun, ia malah semakin erat menggenggamnya.

"Apa mau lo?" aku mencoba untuk berbicara padanya walaupun dalam keadaan takut.

"Mau gue? Elo!" jawaban darinya semakin membuatku takut. suaranya yang dingin dan tampang datarnya membuatku bergidik ngeri. Tidak biasanya aku merasa ketakutan saat bertemu seseorang. aku selalu tenang baik dalan keadaan genting maupun santai.

"Gue mohon, menjauh dari gue.." sialan, kenapa suaraku jadi bergetar begini?

"Kenapa? lo takut sama gue?" mendengar pertanyaannya aku hanya menjawab dengan anggukan saja.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang