Keluarga Lee dan Keluarga Tuan berusaha membangunkan kedua anak mereka yang pingsan karena mendegar keputusan mengejutkan Tuan Lee. Mereka mencoba membangunkan kedua orang itu dengan berbagai cara. Mulai dari menggunakan minyak aromaterapi, minyak wangi, hingga minyak goreng(?) pun mereka gunakan untuk membangunkan putra dan putri mereka.
Tak lama kemudian mereka pun sadar. Mark melihat ke sekelilingnya sedang Mijoo memegangi kepalanya yang masih pusing. Gadis itu masih shock dengan keputusan ayahnya yang mengatakan bahwa ia akan dinikahkan dengan rival beratnya bulan depan.
"Mijoo sayang, kamu nggak apa-apa?" tanya Nyonya Lee sedikit khawatir. Mijoo mengangguk menanggapinya.
"Mark are you okay? Kok kamu bisa pingsan sih?" tanya Mrs. Tuan polos.
namanya juga shock, gimana gak pingsan coba -_-" - Mark
"Ini cuma mimpi 'kan? Mommy nggak bersungguh-sungguh bukan?" Tanya Mark masih tak percaya.
"Ibu... Ibu enggak akan menikahkanku dengannya kan? Ku mohon... Aku nggak mau kalau harus tinggal satu rumah sama dia." rengek Mijoo pada ibunya.
"Keputusan kami sudah bulat. Kami akan menikahkan kalian bulan depan." Tegas Tuan Lee memberikan keputusan final sambil mengetuk-ngetuk palu(?) di meja.
emang ini sidang ya? Pake acara ketok palu segala :( - Mijoo
"Tapi Ayah... Kami masih sekolah dan umur kami baru 18 tahun. Mengapa Ayah ingin menikahkan kami secepatnya?" protes Mijoo pada keputusan sepihak sang ayah.
"Tidak ada tapi-tapian. Pernikahan kalian tidak akan diketahui oleh siapapun. Hanya keluarga terdekat saja yang mengetahui tentang hal ini." kata Mr. Tuan mengiyakan perkataan Tuan Lee.
Keduanya hanya bisa menghela nafas berat, pasrah menerima kenyataan yang ada. Mijoo menatap Mark tajam, begitupun sebaliknya. Mark menatap Mijoo dengan tatapan yang lebih tajam setajam silet(?)
The Next Day...
Mijoo melangkah gontai menuju kelasnya. Dia sangat tidak bersemangat datang ke sekolah hari ini. Tidak hanya malu karena kejadian kemarin, tapi ia juga masih shock mendengar keputusan orangtuanya tentang perjodohannya dengan Mark.
"Woy Mijoo!!" seru Jisoo sahabatnya yang langsung menyambutnya saat ia memasuki ruang kelas.
Namun gadis itu terlalu malas untuk membalas seruan dari sahabatnya dan memilih untuk langsung duduk di bangkunya.
"Aya naon atuh? Kenapa kamu terlihat ndak bersemangat?" tanya Jisoo lagi.
Mijoo hanya menggeleng menanggapi pertanyaan sahabatnya itu.
Sama persis dengan yang Mijoo rasakan, Mark Melangkah dengan lemas menuju kelasnya. Ia meniti tangga karena kelasnya berada di lantai dua. Mark merasa tangga yang ia naiki memiliki seratus anak tangga yang bisa membuatnya kakinya patah karena berusaha mencapai ujung. Lebay.
Sesampainya di atas Mark tidak melihat peringatan yang diletakan oleh petugas cleaning service yang bertuliskan "CAUTION! WET FLOOR!" dan
Brukk...
"Aduhhh..."
Mark meringis ketika pantatnya menyentuh kerasnya lantai karena lantai yang ia pijaki masih basah dan licin. Mijoo yang kebetulan akan pergi ke perpustakaan tertawa melihat Mark yang jatuh terpeleset.
YOU ARE READING
Silly Marriage (Mark and Mijoo Ver.) [REWRITE]
Fiksi PenggemarHubungan Lee Mijoo dan Mark Tuan adalah musuh dan rival di kelasnya. Layaknya tikus dan kucing, mereka selalu bertengkar walau hanya karena masalah yang terbilang sepele. Membuat guru-guru yang mengajar mereka kewalahan sekaligus naik darah akibat m...