"Apa yang sedang kau lakukan? "
Suara Mino masih membuatku tersenyum tanpa sebab. Wajahku langsung memanas mengingat bekas yang ia tinggalkan pagi ini —
"Aku sedang —" suaraku bergetar menahan senyum, "— menyiapkan berkas."
Mino berdecak di seberang sana. Aku tau ia pasti sedang menahan tawa karena menggodaku.
"Kau tidak sedang memikirkan semalam kan?"
Aku berdeham sambil menekan pelipisku, "Aniyoo. Kau sudah menghabiskan sarapanmu? Aku kecewa karena roti yang ku buat terbuang sia-sia karenamu."
Aku masih mengendalikan suaraku agar terdengar merajuk. Padahal senyum malu-maluku masih saja terlukis diwajahku.
"Baiklah. Ku pertimbangkan untuk menyantap keduanya sekaligus lain kali."
Astaga.. Pikiranku melambung jauh ke hal-hal kotor!!
"Tadi pagi aku lupa membahasnya, kapan kita akan fitting baju?"
Mino terdengar gusar, "Ah itu. Hari minggu kita lakukan, bagaimana? Aku tidak menyangka mencari orang hilang ini sedikit mengganggu pikiranku —"
"Arasso —" aku memotongnya cepat dengan nafas kami yang sama-sama terhela kasar. Ada rasa kecewa saat pekerjaan Mino selalu menyita seluruh pikirannya.
"—aku akan menunggu semua itu selesai. Aku harus pergi, nanti ku telpon lagi. I love you."
Tepat saat Mino mengucapkan hal yang sama , pintu ruanganku terbuka. Menunjukkan sosok Seulgi yang tersenyum cerah bak bunga persik untuk menjemputku keluar.
Aku masih merasa tertekan dengan rencana penting yang sekali lagi harus di undur Mino —
"Sudah siap? Aku sudah menerima telpon dari Sandara. Mereka menunggu kita —"
Aku mengangguk lalu ikut dengannya setelah mengambil blazer dan Hermes dengan warna senada.
.
.
Kami tiba lebih awal dari waktu yang ditentukan. Audi Seulgi terparkir tepat di seberang toko penuh artistik pemiliknya.
PEACEMINUSONE.
Nama gerai yang berbeda seperti konsep yang mereka buat. Gedung ini terlihat tidak terlalu luas dari luar namun berkesan oriental dan mewah saat memasuki area dalam.
Manekin bergaya sesuai pakaian yang mereka pamerkan. Sangat modis dengan sentuhan dark and cool grimmy yang tersuguhkan di toko ini.
Aku membalas salam beberapa staff mereka sebelum aku bertemu dengan gadis cantik bersurai cokelat terang. Aku yakin dialah klien yang meminta sponsor dari kami dan memintaku dan Seulgi untuk memantau toko mereka.
"Aku Sandara, sales executive PMO. Anda pasti Irene-ssi? "
Aku mengakui lalu menyambut uluran tangannya.
"Yeah. Senang bertemu denganmu Sandara-ssi —"
Sandara menggeleng saat aku menyebut nama lengkapnya ,"Panggil saja aku Dara. Akan menyenangkan kalau kita bicara secara informal kan?"
Ia berkedip centil lalu mengajak kami ke sebuah ruangan. Disana sudah berdiri seorang pria yang tengah membenahi manekin dengan pakaian yang akan di pajang.
"Ji.. nona Bae sudah datang —"
Dara memperkenalkan kami dengan pria itu . Dagunya yang runcing sangat simestris dengan senyumnya yang menawan. Aku tak menyangka, pemilik brand ini masih terlihat muda dan kharismatik.
"Aku Kwon Jiyong. Senang bisa bertemu dengan anda nona Bae ."
Aku menyambut salam hangatnya lalu berucap, "Panggil saja aku Irene. Dan ini sekretarisku, Seulgi."
Jiyong menyambut salam Seulgi dan kami dibawa menuju sofa beludru merah.
Ruang kerja lumayan luas. Dinding berbatu bata merah dicat hitam dan putih dibeberapa bagian. Perabot yang elegan dengan konsep berwarna-warni, menambah kesan ruangan tidak terlalu gelap dan suram. Justru tampak cerah ditambah pencahayaan yang dibuat se apik mungkin.
Bahkan ada dapur kecil lengkap dengan peralatan masak. Dara menyadari kekagumanku hingga ia berdeham untuk memutuskan keterkagumanku.
"Bagaimana ? Apa sudah cukup puas dengan proyek yang kami tawarkan?"
Aku tersenyum simpul lalu kembali fokus pada proposal. Tak lama Jiyong datang dengan empat gelas kopi setelah tadi ia sibuk berkutat di dapurnya.
"Aku harap perusahaan kita bisa saling bekerja sama. Karena bagaimana pun PMO akan kesulitan berkembang jika tidak mendapat suntikan sponsor dari perusahaan anda."
"Aku terkesan. Dengan konsep dan keahlian kalian membangun sebuah gerai dan mode yang menarik seperti ini. Untuk itu Seulgi mungkin bisa mensurvei lebih jauh nantinya tentang kontraknya."
Aku selesai menilai surat dan mereka berdua terlihat sangat senang di seberang kami.
"Kalian pasangan kekasih?"
Seulgi bertanya dengan spontan pada keduanya. Reaksi mereka terlihat amat berbeda. Dara seperti berharap itu benar tapi Jiyong-ssi hanya tersenyum tipis sambil menunduk.
"Aah.. Tidak. Kami hanya partner yang kebetulan memiliki hobi yang sama dalam fashion." Dara menjawab dengan suara amat pelan.
Seulgi merasa tidak enak dengan pertanyaannya sendiri.
"Oh bukankah Irene-ssi akan segera menikah? Kapan itu akan diselenggarakan?" Dara bersemangat lagi.
Aku menanggapi dengan sedikit antisipasi, "Rencananya Bulan depan, tapi calon suamiku masih sibuk dengan pekerjaannya. "
"Ah.. Aku harap kalian secepatnya menikah. " ujar Dara tulus dan aku menangkap simpatinya padaku.
Yah.. Aku cukup gelisah dengan rencana pernikahan ini.
Selalu saja ada halangan yang membuntutinya.
"Bagaimana kalau kita membahasnya sambil makan siang? Aku akan sangat senang jika kalian bergabung menikmati masakanku."
Jiyong menawarkan diri dengan percaya diri. Seulgi terperangah bahwa Jiyong juga jago memasak.
Dan itu di akui partnernya yang juga menyukai masakan Jiyong.
"Sulit sekali menilai anda Jiyong-ssi. Selain tampan dan fashionable, anda juga mahir di dapur!! " puji Seulgi berlebihan.
Aku mengamati, kalau rekanku ini pasti sudah menarik targetnya.
Secara Seulgi kan masih sendiri..
Jiyong tersipu dan hanya bisa menggendikkan bahu sambil mengemas bahan-bahan makanan yang akan ia olah —
"Aah.. Aku harap, aku bisa menunjukkan keahlianku yang lain."
Senyumnya dengan penuh percaya diri.
Well.. .aku melihat dirinya mirip dengan Mino saat ia juga tengah unjuk diri ...
Mereka berdua terlihat seperti pinang di belah dua. Sedari tadi, aku memikirkan hal itu.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[MINRENEJI SERIES] PEEK➖A➖BOO (18+)
Mystery / Thriller++ Mature content ( banyak bagian yang akan merujuk pada kekerasan fisik dsb. Mohon kebijakannya ╮(╯_╰)╭ ) +++++++ PIKABOO Tentang seorang PTSD yang memiliki cara untuk menghukum orang-orang yang 'bersalah' di matanya. #Gdragon #Irene #Mino #Minrene