Part 2

35 4 5
                                    

Eemmm... bukankah ini alasan yang tak logis. Lalu bagaimana dengan mimpiku jika aku tidak melanjutkan pendidikanku? Aku harus meninggalkan mimpiku untuk menjadi chef perefesional hanya karena cinta???.

"Aku gak bisa, ini adalah mimpiku..."ujar ku

"Cuma demi mimpi kamu rela kita bertengkar, belum tentu mimpi kamu akan terwujud kan???" ujarnya dengan nada tinggi.

Aku tercengang mendengar ucapannya. Hhh ... seperti itukah dia??? sungguh sulit ku percaya.

"Kamu gak berhak atur-atur aku, ini hidupku . Dan kamu bukan siapa-siapa yang bisa seenaknya membuang mimpi-mimpi Ku...!!!" seruku penuh emosi dan pergi meninggalkannya.

Aku sama sekali tak peduli dengan seruannya yang meminta aku untuk kembali kehadapannya.

Aku berlari dan terus berlari sampai sesekali menyeka air mata yang membasahi kedua pipiku.

Tak pernah Ku sangka bahwa dia seperti itu, begitu menganggap enteng mimpiku. Mimpi yang selalu aku idam-idamkan selama ini. Dan dengan mudahnya dia berusaha untuk menghancurkan mimpiku. Sungguh...aku tak dapat menerima semua ini.


Senyum TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang