Part 5

20 3 0
                                    

  Sejak kejadian itu, aku tak pernah melihat Akbar . Bahkan dia pun tak pernah sms atau menelponku lagi.

" Hhhh...bagus deh." pikirku lega.
Tapi...gimana kalo dia sakit??? atau...terjadi sesuatu yang tak diinginkan???

Aku mulai khawatir. Tapi rasa kecewa ku padanya belum bisa terlupakan.
" Hhhhh....terserah deh, mau sakit atau nggak aku nggak perduli. Toh...dia juga sama sekali nggak perduli dengan impianku." gumamku.
Tiba – tiba saja aku teringat pada novel yang diberikan Iqbal padaku . ceritanya begitu mengharukan.

Aku baru mengerti sekarang, meskipun semasa SMA dulu sikapnya selalu dingin padaku tapi ternyata ia menyimpan perasaan cinta yang begitu besar padaku. Dan sampai saat ini, perasaannya pun masih tetap sama.

Lalu ...kenapa dia tidak pernah menyatakan perasaannya terhadapku?

Ahh...entahlah. Mungkin dia memiliki alasan yang tak ku ketahui.


Sambil menunggu jadwal kelas selanjutnya. Aku duduk di taman kampus sambil sesekali melemparkan pandanganku kearah koridor kampus. Biasanya...tiap hari Akbar memperhatikan semua aktivitasku sambil berdiri ditempat itu. Tapi...sudah seminggu ini dia tak tampak. Apa benar terjadi sesuatu padanya..??? hatiku mulai resah.
" Angel..." panggil reza yang kini duduk disampingku.

Aku mengalihkan perhatian ku padanya.
" kenapa?" tanyaku.
" Akbar mau ketemu sama loe." Katanya. Aku terdiam sejenak.
" gue..."
" please Ngel ,buat yang terakhir." Ujarnya lagi memotong ucapanku.
" yang terakhir...maksud loe?" aku mulai khawatir.
"Akbar  bilang setelah pertemuan hari ini, dy gak akan ganggu loe lagi."

"okey.dimana?"

"di rumah sakit Harapan Kita.. "
"apa?Rumah sakit...!"aku tercengang.
"iy Ngel..udah beberapa hari ni Akbar di rawat di rumah sakit."
"tapi knp?bukannya Selama ini dia baik-baik aja?" tanyaku tak percaya
"leukemia akut.Akbar mengidap penyakit ini sejak kecil dan dia menolak untuk melakukan operasi pencangkokan sumsum tulang belakang. Dia gak mau merepotkan orang lain. Yang dia mau saat ini loe,Ngel."ujar reza menjelaskan.


Yaa Allah..apakah semua ini nyata? Mendengar penjelasan reza tubuh ku terasa lemas dan tempurung lutut ku terasa copot hingga tak mampu lagi untuk melangkah. Reza menuntun ku masuk kesebuah ruang isolasi. Ku lihat Akbar terkujur kaku tak berdaya di atas ranjang dengan dibalut selang infuse dan tabung oksigen.

 Aku berjalan mendekat ke arahnya. Wajahnya terlihat pucat,tubuhnya begitu kurus dan lemah. Sungguh sulit ku percaya. Benarkah ini Akbar angkuh dan posesif yang selama ini terlihat kuat kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya. Butiran Kristal bening tak berhenti berhamburan dari sudut mata ku. Bibirku bergetar. ku ambil tangannya yang lemah lalu ku genggam erat. Matanya terlihat sayu,Akbar tersenyum kecil padaku.

"Da"ujarnya.ya masih seperti biasa. Dia memanggil ku dengan panggilan kesayangannya.
"ya.."ku seka air mataku.
"aku sayank sama kamu.."ujarnya lirih.
"jangan tinggalin aku lagi.." lanjutnya. Aku mengangguk pelan..tak mampu ku bendung air mata ku.
"maafin aku Bar,seharusnya  aku gak bersikap seperti kemarin.seharusnya aku terus ada disamping kamu buat jagain kamu, seharusnya aku gak pergi tinggalin kamu, seharusnya..." aku tak mampu melanjutkan kata-kata ku.
"Ngel.. aku gmw liat kamu nangis.aku yang salah karna terlalu mengekang kamu.maafin aku yah..?"ujarnya terbata-bata.
"aku udah maafin kamu,,tapi kamu harus janji gak akan tinggalin aku.."

Ya.. aku janji, dimana pun aku berada hati ku tetap selalu ada untuk kamu, dan jiwa ku gak akan pernah pergi meninggalkan kamu..."katanya pelan.
"Ngel.. aku mau kamu tetap disini, temani aku tidur dan ceritakan semua tentang kita.."pinta nya.
"ya..aku akan tetap ada disamping kamu.. aku gak akan pernah tinggalin kamu lagi." Aku memeluk tubuh Akbar kini tak berdaya.

semuanya seakan hilang. Kemarin kamu begitu kuat disaat memeluk tubuhku??kemarin kamu begitu selfish hingga membuat aku muak? Aku genggam erat tangan kanannya. Dia tersenyum kcil pada ku. Senyum terakhir yang tak kan lagi bisa ku lihat. Karna setalah dia memejamkan matanya, kondisinya kembali kritis... reza bergegas memanggil dokter. Dan aku tak kuasa untuk melihat semua ini. Akbar...beginilah akhir kisah cinta kita...?

Senyum TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang