Part 6

25 4 0
                                    

Cuaca begitu mendung. Awan terlihat hitam dan mulai turun rintik hujan membasahi bumi. Bumi pun seakan ikut menangisi kepergian Akbar. Setelah acara pemakaman selesai, Iqbal memberiku sepucuk surat yang Akbar titipkan untukku. Dengan mata sembab dan tangan bergetar aku mulai membuka surat itu.



Dear Angel...
taukah kamu,hidupku tak pernah berarti bila tak ada kamu disampingku. Karna hanya kamu yang selalu memberikanku perhatian dan kasih sayang yang tak pernah aku dapatkan dari orang lain, sekalipun dari orang tuaku.
Iqbal...dia yang telah merebut semuanya. Aku begitu membencinya karna dia tlah menghancurkan hidupku.

Papa ku menikahi mamanya saat aku berusia 6 tahun. Dan mamaku...dia lebih memilih mengakhiri hidupnya karna tak kuasa melihat perlakuan papa. Sejak kepergian mama aku begitu sedih karna tak ada lagi yang memberikanku kasih sayang yang seharusnya masih aku dapatkan dari orang tuaku.

Sampai suatu hari aku bertemu kamu, yang begitu amat menyayangiku. Aku tak pernah mau kehilangan kebahagiaanku lagi sampai akhirnya aku harus bersikap posesif sama kamu. Aku lakukan smua itu karna aku takut kehilangan kamu. Tapi ternyata...takdir berkata lain. Walau bagaimanapun aku pasti kehilangan kamu. Karena hidupku begitu terbatas. Aku sangat benci dengan semua ini. Aku benci papa yang telah menyakiti mama. Aku benci mama yang telah meninggalkan ku sendiri. 

Aku benci Iqbal yang telah merenggut kebahagiaanku. Dan aku benci Tuhan karna dia memberikanku hidup yang begitu singkat dan memaksaku untuk kehilangan kamu. Hanya 1 orang yang aku sayangi di dunia ini, yaitu kamu.

Meski kini aku harus melepaskanmu, tapi aku bahagia karna sempat memilikimu. Aku ingin kamu bahagia bersama vito. Cinta pertama yang tidak pernah kamu dapatkan selama ini hanya karna aku.
3 kata terakhir yang aku ucapkan untuk kamu.." aku cinta kamu "..
Aku yang slalu mencintaimu...
Akbar...

Aku menangis sejadi-jadinya saat membaca surat dari Akbar . Tak pernah ku sangka bahwa hidupnya begitu sulit dan menyedihkan. Iqbal mencoba menenangkanku. Iqbal merengkuh tubuh mungilku dengan lembut,dan aku menangis dalam pelukannya.
" maafkan aku Bar,aku percaya meski smua ini begitu tidak adil untuk mu,tapi Tuhan punya rencana indah yang telah dia siapkan untukmu.maaf...karna aku tidak bisa lagi ada disampingmu.tapi aku ingin kamu tau..meski kamu tidak mampu lagi memiliki ragaku..tapi tetap memiliki hatiku.."

Surat terakhir ini akan ku simpan slalu..dan namamu akan tetap berada dihatiku dan senyum terakhir yang kamu berikan untukku akan selalu berada dalam benakku.
" aku sayang kamu Bar..." ujarku sambil terisak.
Kini aku mengerti,kenapa Iqbal tak pernah menyatakan perasaannya padaku,semua itu karna dia dan Akbar adalah saudara tiri.meskipun Akbar begitu membenci Iqbal.tapi Iqbal mencoba mengalah dan menyimpan perasaannya padaku selama bertahun-tahun.
Kini ... meski Akbar telah mengizinkan kami untuk bersama,tapi hatiku belum mampu untuk menerima kepergian Akar.dan sampai saat ini bayangan wajahnya masih selalu mengikuti setiap langkahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senyum TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang