FLIGHT COASTER 2 ✔

XI. Melt (Sana) #1

-Flight Coaster-

Part : Melt #1
(Sana)

***

TIIIT~

TIIIT~

"Engggh"

Jam sudah menunjukan pukul 8.55 a.m
Tapi manusia yang satu ini masih asik terpejam di atas ranjangnya.

Ia hanya bangun untuk mematikan alarmnya.
Kemudian ia tidur lagi.

"Eonni bangun laah" seseoramg mengguncang pelan tubuh Sana.

Sana mengusap matanya pelan.

"Enghhhapaa? Aku masih ngantuk"

"Hari ini tak bekerja?"

"Ehm aku sift siang.. Oh? Kau sudah rapi rupanya"

"Aku sift pagi hari ini.. Yasudah kalau begitu aku duluan ya eonni"

"Ne.. Jalga Mina-yya"

"Jalga eonni"

Sana mengusap kedua bola matanya lagi.
Wajahnya nampak amburadul karena rambutnya menutupi seluruh wajah itu.

"Emm.. aku mau jalan jalan saja dulu"

Ia bergegas mandi dan segera berganti pakaian.

"Hmm, aku jd ingat. Ini kan dress pemberian oppa" Sana menatap bayangan dirinya di cermin sembari tersenyum.

Setelah memoles wajahnya dengan lipstick, ia segera berangkat.

SKIP!

Sana memutuskan untuk mengunjungi restoran Jungyeon yang kebetulan memang dekat dengan rumahnya.

"Anyeonggg"

"Oh? Sana-aah"

Jungyeon dan Sana berpelukan melepas rindu satu sama lain.

"Hish kau ini, rumah dekat tapi tak pernah mengunjungiku kesini"

"Hehe mianhe, aku selalu saja sibuk. Kau tahu kan tahun kemarin gempa bumi di Busan, jd banyak pasien yg ditransfer ke rumah sakit Seoul termasuk di rumah sakit oppa"

"Ohhhh.. Sekarang kau berani menyebut rumah sakit itu punya Mark. Cih"

"Memangnya salah?"

"Memang itu rumah sakit punya dia?"

"Belum, tapi nanti kan akan jadi miliknya"

"Ya kan masih nanti"

"Hish terserah"

Jungyeon hanya tertawa.

"Ohiya, kudengar manager disini tampan? Dimana dia?" tanya Sana antusias.

"Mwo? Bagaimana kau tahu? Kau bahkan belum pernah kesini" Jungyeon menyipitkan matanya.

"Heish aku tahu dari Youngjae, kemarin dia habis kesini kan"

"Iyaa sih, tapi kenapa dia cerita soal si manager?"

"Geunyang(hanya saja)... Dia mirip dengan seseorang"

"Maksudmu?" Jungyeom bingung dengan maksud ucapan Sana.

"Mmm sebenarnya aku kesini hanya penasaran dengan sesuatu"

"Soal apa?"

Sana terdiam sesaat, kemudian memulai pembicaraan seriusnya.