epoligue

1.6K 69 98
                                    

Janji... ini penutup... gak di sambung lagi

Jumat sore, Setiadi sudah bersiap - siap dengan belanjaannya untuk masak di apartemen Hendra, acara makan malam romantis. Sebelum pergi ia mengirim pesan kepada Hendra agar tidak pulang terlalu larut. Perjalanan selama lima puluh menit ke tempat Hendra setelah kerja memang membuatnya lelah. Untung baginya kalau ia sudah belanja bahan makanan sebelumnya ketika istirahat siang. Membayangkan romantisnya malam nanti membuatnya masih bisa bersemangat, apalagi Hendra yang meminta.

Jam tujuh malam Setiadi sudah tiba di apartemen dan sudah sibuk memasak dan menyiapkan hidangan sekalipun hanya dua jenis, hanya menu ayam goreng yang ia beli sebelumnya.. Lewat tiga puluh menit ia melihat ponselnya, namun tak ada pesan masuk. Laporan pengiriman pun tidak sampai. Acara masak sudah rampung, hidangan sederhana sudah siap di atas meja dan perutnya sudah lapar.

Semakin lapar dan lelah ia menunggu, namun Hendra tetap saja tak memberi kabar, lalu ia menghubungi nomor Hendra, namun tak ada nada sambung,

‘nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan sevice area…’

Kesal dalam hatinya, ia mengetik,

‘km di mana? Aku sdh lapar’

Setiadi akhirnya menaruh semua hidangannya di lemari pendingin dan ia memutuskan untuk tidak menyantap setelah sepuluh menit menunggu jawaban darinya. Kesal, sedih dan heran ia memikirkan Hendra yang tak ada kabarnya. Ia mengambil selembar post it dan menukiskan…

‘aku pulang dulu. Silakan makan’

… dan keluar dari apartemen dan berjalan ke area parkir mobil. Perut laparnya ia tahan sambil memgemudikan mobil kembali ke rumahnya. Baru dekat rumahnya ia mampir ke warung nasi goreng untuk beli santap malam. Saat itu sudah pukul sepuluh malam lewat. Sampai di rumah, tanpaberganti baju ia langsung makan sambil menikmati tayangan televisi. Ia masih penasaran dengan kabar dari Hendra namun dua pesan yang ia kirimkan sebelumnya tetap tidak terbaca. Kesal hatinya bertambah, ia menghubungi Jimmy.

“Jim, lagi dimana?”

“Gua dirumah ama Jojo, lu di mana?”

“Di rumah, ganggu gak gua mampir?”

“Mampir aja, lagi banyak jajanan”

“Oke… bentar yah”

“Sip”

Setiadi membilas badannya yang lelah hingga menjadi segar, lalu berjalan ke rumah Jimmy. Di tempat Jimmy Setiadi tidak menceritakan insiden itu. Ia hanya ingin mententramkan hatinya. Gundah masih ia rasakan memikirkan Hendra yang belum memberi kabar. Malam semakin larut. Jam satu dini hari ia pulang ketika Jimmy dan Johan sudah mengantuk. Ia membasuh muka dan sikat gigi, lalu ia tidur.

Pagi sekitar jam sembilan ia tersadarkan dari tidurnya. Ia merentangkan tangannya dan tangan kirinya meraba sesuatu. Ia kaget setengah mati lalu bangun. Di sisi kirinya ia melihat Hendra berbaring tidur dengan pulasnya hanya mengenakan celana dalam berwarna putih. Batangnya yang keras, gemuk dan besar tercetak menggunung ke arah samping karena ukuran celananya yang terlalu sempit. Dada bidangnya kembang kempis secara teratur dengan dua buah dadanya yang sudah lebih bidang. Kaki kanannya tertekuk ke arahnya memperlihatkan otot paha bulat berototnya membuatnya terangsang. Dulu ketika Hendra berkenalan, sosoknya tinggi ramping bak model iklan. Namun setelah bersamanya, badannya membesar. Untung bagi Hendra yang tetap rajin olah raga hingga pasokan makanan berlebihnya masih bisa diolah menjadi otot sehingga pasokan lemaknya menyebar ke seluruh bagian tubuhnya. Perutnya yang bebetapa tahun lalu rata berkotak sudah berubah lebih bulat. Jadilah Setiadi jadi sosok mungil dihadapan Hendra yang menjadi tawanan cintanya. Dari dulu ia tidak berani ditusuk karena ukurannya yang besar sepanjang jengkal tangannya. Ia membayangkan penyiksaan itu kalau memang harus terjadi. Wajah Hendra terlihat menawan walau kumis dan janggut dua hari sedikit mengganggunya. Dialah pelabuhan hatinya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Persimpangan {2 BOOKS COMPLETED}. Cover By: Devian ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang