Yang aku dan Tania pikirkan tentang Tasya yang sudah melupakan kita kini berubah, ia membuktikan bahwa sebenarnya ia tidak melupakan kita.
Setiap aku dan Tania lewat ia selalu menyapa ku dan aku baru menyadari bahwa yang sebenarnya, ia tidak akan melupakan kami begitu saja. Mungkin karena kesibukannya di kelas 6 yang selalu ada try out inilah itulah.
Tapi ia tidak pernah melupakan kita. Tidak terasa aku sudah menginjak kelas 4 SD, Tania yang menginjak kls 5 SD, dan Tasya yang lulus SD. Sekarang jarak diantara kita semakin jauh.
Dengan nilaiku yang menurun, nilai Tasya pun menurun. Yah... Begitulah, namanya alur kehidupan.
Mama dari Tasya yang selalu bercerita tentang cara belajar Tasya yang makin lama semakin menurun. Yah namanya juga mama nya pastilah khawatir.
Ibuku juga bercerita tentang perkembangan ku sekarang. Ada yang sedikit berbeda, dari aku yah mungkin karena aku sekarang lebih malas belajar dari pada dulu.
Tania mengajakku bermain tapi ibuku membolehkanku untuk bermain sampai jam 5 sore.
Yah sudah dari pada tidak main. Memang batas mainku hanya 1jam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Tak Terlupakan
Non-FictionTasya sakit, aku dan tania panik katanya ia sudah tidak bisa berdiri dan gigi yang mulai menghitam. seiring waktu yang berjalan Tasya sudah sedikit sehat . Tapi ... Ada kejadian yang tidak terduga menimpa Tasya.